Tempat yang aman

8 2 0
                                    

Sambaran petir menggemuruh di langit yang abu-abu, suara hujan yang deras itu membangunkan Rendi dari tidurnya.

Rendi terbangun dari tidurnya, terdengar suara suara berisik. Tampaknya suara itu dari aula yang dekat dari kamarnya.

Rendi langsung menghampiri suara itu, sesampainya di aula, Rendi melihat kerumunan orang yang sedang melihat sesuatu, saat dihampiri. Rendi melihat seseorang yang sedang ketakutan, seorang pria yang bajunya lusuh dan basah, nampaknya pria itu menuju tempat ini sambil kehujanan.

"Ada apa ini paman?" Rendi menanyakan kepada paman Rudi.

"Pria ini datang secara menyusup, dia ditemukan dalam keadaan ketakutan. Sepertinya ia kesini untuk mencari tempat berlindung" jawab paman Rudi.

Rendi terus melihat wajah pria itu yang ketakutan, tampaknya dia mengalami kejadian traumatis. Dari belakang tubuh Rendi ada seseorang menepuk bahu Rendi, yang ternyata Gilang.

"Hey Ren, ayo kita pergi. Yang lainnya sudah ada di kantin"

Rendi segera meninggalkan tempat itu.

********

08.23

Rendi bertemu dengan teman-teman dan adiknya yang sedang sarapan pagi di kantin. Rendi duduk disebelah Jefri yang lahap lada makanan yang dia makan. Nampaknya karena kemarin perjalanan yang jauh membuat mereka sangat kelaparan.

"Lapar Jef?" ejek Rendi.

"Pake nanya" cibir Jefri.

Rendi bangun dari duduknya untuk mengambil makanan.

Tempat makanan itu berkonsep prasmanan, jadi semua orang mengambil makanannya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tempat makanan itu berkonsep prasmanan, jadi semua orang mengambil makanannya sendiri. Rendi mengambil piring yang sudah disiapkan, lalu ia mengambil beberapa berupa daging, sayuran, dan buah-buahan. Lalu dia mengambil air putih dan kembali ke tempat duduknya.

Rendi memasukkan makanannya ke mulutnya, rasa dari makanan itu membuat ekspresi Rendi kegirangan.

"Wih enak juga makanannya" girang Rendi.

"Ya, mungkin efek lapar jadi enak makanannya" sindir Dika.

Rendi tersenyum akibat sindiran dari sahabatnya, lalu dia teringat akan Bang Rama yang masih berada di pos kesehatan.  Mungkin setelah Rendi selesai makannya ia langsung pergi untuk menjenguknya.

"Eh gimana kabar dari orang tua kalian, apa bisa dihubungi?" Rendi melontarkan pertanyaan kepada teman-temannya.

"Syukurlah orang tua aku bisa dihubungi, mereka baik-baik saja" lega Tasha.

"Sama keluargaku juga" jawab Adira.

"Sama" jawab Gilang.

"Aku baru saja mendapatkan SMS dari orang tuaku tadi malam" sahut Jefri.

"Kalo kamu Dik, Orang tuamu gimana kabarnya?" Tanya Rendi.

"Masih belum ada panggilan ataupun SMS" raut wajah Dika menjadi murung.

"Pasti mereka akan menghubungimu"

Rendi hanya bisa menenangkan Dika agar dia tetap tegar.

Mereka pun langsung melanjutkan makanannya.

********

Hujan deras itu sudah mereda hanya gerimis hujan yang masih turun. Rendi menyiapkan payung untuk berteduh dari gerimis, ia pergi dari pabrik itu lewat pintu belakang karena tempat pos kesehatan itu berada belakang dari pabrik. Disaat Rendi hendak pergi, ia mendengar teriakan dari belakangnya, ternyata adiknya.

"Kak, Abel ikut ya" Abel mendekati Rendi.

"Yaudah, kamu pakai jaketnya biar gak kedinginan" jawab Rendi.

Rendi dan Abel menuju pos kesehatan, dengan cuaca yang gerimis membuat mereka berjalan lebih cepat agar sampai.

Sesampainya di pos kesehatan Rendi dan Abel membersihkan pakaiannya yang basah menggunakan kain, mereka menghampiri Bang Rama yang terbaring lemas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesampainya di pos kesehatan Rendi dan Abel membersihkan pakaiannya yang basah menggunakan kain, mereka menghampiri Bang Rama yang terbaring lemas.

Dengan tangannya Bang Rama yang ditancapkan oleh infus serta ventilator untuk membantu pernafasan. Nampaknya Bang Rama butuh istirahat yang cukup agar cepat sembuh.

Abel memegang tangan Bang Rama yang hangat itu, mata Abel berkaca-kaca berharap Bang Rama pulih kembali. Rendi menarik selimutnya agar Bang Rama merasa hangat. Rendi langsung duduk disebelahnya menunggu Bang Rama siuman.

Ada beberapa pasien yang ada di pos kesehatan, mungkin karena ada penyakit tertentu membuat mereka terbaring lemas. Rendi berpikir, bagaimana caranya wabah ini dapat mengubah manusia menjadi mahluk hidup atau disebut juga mayat berjalan, karena bentuk tubuh yang terkena wabah ini seperti sudah mati namun dapat berjalan seperti manusia umumnya meskipun dengan gestur gerakan uang aneh.

Diamnya Rendi membuat dia tersadar, ada seseorang yang datang menuju kesini. Seorang dokter wanita, dokter itu menghampiri Rendi. Wajahnya putih, tahi lalat yang berada di sebelah kanan bibirnya, rambut yang dikuncir kuda, kacamata persegi panjang pada matanya, dengan tangannya memegang sebuah note atau catatan. Membuat Rendi diam seribu kata.

"Kalian keluarganya pasien?" Dokter itu menanyakan kepada Rendi

"Iya kami keluarganya, kami berdua adik dari pasien"

"Perkenalkan nama saya Dokter Risma" Dokter Risma menjabat tangan kepada Rendi untuk saling berkenalan.

"Saya Rendi dan ini Abel"

"Salam kenal ya" Dokter Risma tersenyum ramah.

Dokter Risma mendekati Bang Rama untuk mengecek kondisinya, ia mengecek kantung infus lalu mencatat di buku note, lalu ia memeriksa jantung Bang Rama menggunakan stetoskop untuk mengetahui kecepatan detak jantungnya dan mengecek luka pada perut Bang Rama yang sepertinya sudah dijahit. Setelah selesai ia mencatat semuanya.

Rendi mulai menanyakan keadaan Bang Rama kepada Dokter Risma.

"Bagaimana keadaan Abang saya dok?"

"Untuk saat ini kondisinya sudah stabil, tapi lukanya masih parah jadi mungkin butuh beberapa Minggu agar lukanya kering"

Rendi harus menunggu beberapa minggu agar Bang Rama sembuh, tapi tak apa demi kesembuhannya.

Disaat itu suara dering dari handphonenya berbunyi, Rendi mengambil handphonenya dari saku celananya. Ia melihat nama Gilang dari layarnya. Ada apa dia SMS, mungkin ada sesuatu yang ingin dia bicarakan.

Rendi segera memakai jaket untuk pergi, Rendi menyuruh Abel untuk menjaga Bang Rama lalu dia berpamitan kepada Dokter Risma.

Bersambung............

World Z ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang