Saat lampu di nyalakan mereka terkejut, bagian dalam rumah itu sangat mewah. Sampai pandangan mereka tertuju ke sebuah foto keluarga yang besar dekat dengan ruang tamu, di foto tersebut terdapat seorang ayah, ibu, anak laki-laki dan perempuan.
"Sepertinya mereka pemilik rumah ini" pikir Adira.
Mereka berkeliling di sekitar rumah itu, mungkin saja ada sesuatu yang menarik di dalamnya. Disaat yang lain sibuk dengan berkeliling di rumah tersebut, Rendi menyalakan TV yang dekat dengan ruang keluarga, ia terus menggantikan siaran televisi dan mencari berita tentang apa yang telah terjadi kepada Rendi dan teman-temannya. Dan dia melihat berita yang tentang sebuah wabah yang mematikan di kota Jakarta.
"Pemirsa, kali ini saya melaporkan tentang sebuah wabah misterius di daerah Jakarta. Awal mula virus ini diketahui di sebuah tempat klinik hewan yang ada di daerah Jakarta pusat, awalnya virus ini bernama rabies yang merupakan suatu virus mematikan yang menyebar lewat air liur hewan yang terinfeksi. Penyebab wabah ini menyebar adalah terdapat seekor anjing yang berperilaku aneh dan menggigit manusia di daerah sekitar TKP. Para polisi dan tentara menembak sedikitnya 10 ekor anjing yang terinfeksi dan membawanya ke laboratorium untuk melakukan penelitian" ucap seorang pembawa berita
Rendi mendengarkan berita itu dengan serius, sampai-sampai Dika mengejutkannya.
"Woi!, serius amat nontonnya" Dika mengejutkan Rendi.
"Liat deh beritanya"
Dika ikut melihat berita itu.
"Para ahli mulai meneliti anjing yang terinfeksi ini untuk mencari penyebab virus rabies ini bermutasi dan juga mencari sebuah obat penawar jika seseorang terkena virus ini. Dan laporan yang saya dapatkan, manusia yang terkena virus ini akan menyebabkan mata memerah, mulut berbusa, kesadaran menurun, kejang-kejang, demam, suara yang aneh yang keluar dari mulut, dan berperilaku agresif. Hingga saat ini sudah tercatat 24.000 jiwa yang terkena wabah rabies bermutasi di daerah Jakarta pusat dan mungkin saja akan menyebar ke daerah Jakarta yang lain. Untuk pemirsa yang ada di rumah, jika ada seseorang yang sudah terkena virus ini di harapkan untuk segera mengkarantina agar penyebaran virus tidak menyebar. Dan juga selalu tetap berada di rumah hingga situasi aman terkendali, jika ingin pergi keluar rumah gunakanlah masker, sarung tangan, dan pakaian tertutup rapat untuk berjaga-jaga. Sekian berita yang saya sampaikan, saya Puspita Dewi melaporkan dari Breaking News Terkini" berita berakhir.
Setelah lama melihat berita, Rendi akhirnya tahu penyebab kekacauan yang telah terjadi. Tapi, ada yang mengganjal dalam pikirannya.
"Kayaknya ada yang aneh"
"Kenapa Ren?" Tanya Dika.
"Wabahnya ada di daerah Jakarta. Tapi, kenapa wabahnya sudah ada di tempat kita, yaitu daerah Bandung" pikir Rendi
"Bener juga, gak mungkin kan wabah ini cepat menyebar sampai ke daerah luar Jakarta" jawab Dika
"Gimana pun kita akan berlindung disini untuk sementara, sampai bala bantuan datang" ucap Rendi.
Setelah berbincang cukup lama, Rendi memanggil teman-temannya untuk berkumpul. Ia menyuruh teman-temannya untuk mengganti baju mereka yang sudah lusuh. Abel, Adira, Tasha, dan Kayla akan mandi duluan, sedangkan Rendi, Dika akan membersihkan noda bekas di bajunya, Gilang, dan Jefri akan membuat makanan yang ada di rumah itu.
Setelah semuanya membersihkan diri, mereka berkumpul di sebuah meja yang cukup panjang, terdapat 8 kursi di meja tersebut.
Sudah tersedia makanan yang cukup banyak tersaji. Membuat yang lainnya terkagum, ternyata yang memasak masakannya adalah Gilang yang begitu jago dalam memasak.
"Ini masakannya buatanmu, Gilang?" kagum Tasha."Iya dong, karena bahan makanan disini lumayan banyak jadi aku masakin, tapi aku sisakan bahannya untuk stok beberapa Minggu"
"Yaudah ayo kita makan" ajak Dika.
Mereka pun melahap makanan yang dibuat oleh Gilang. Akhirnya mereka bisa makan lagi karena sudah seharian mereka harus menyelamatkan diri dari serangan mayat hidup.
***********
Suasana pun menjadi hening seketika.
"Kenapa kejadian ini harus terjadi" isak Kayla.
Semuanya terdiam mendengarkan ucapan Kayla yang merupakan sahabat Tasha dan Adira.
"Entahlah kenapa harus terjadi" murung Adira
"Aku merindukan keluargaku, aku takut mereka kenapa-kenapa" Kayla mulai menangis.
"Aku juga kangen keluargaku, tapi kita gak boleh menyerah, pasti kita akan menemukan keluarga kita" teguh Gilang.
"Kamu benar, kita gak boleh menyerah" ucap Jefri
Suasana yang tadinya hening yang penuh dengan kekhawatiran kini saling menguatkan satu sama lain
Setelah menghabiskan makanan Rendi dan lainnya melakukan kegiatannya masing-masing. Adira dan Gilang mencuci piring dan peralatan masakan, Abel dan Kayla bersiap-siap untuk tidur, Jefri, Dika, dan Tasha mengobrol di depan teras rumah, dan Rendi menonton tv di ruang tamu.
***********
Pukul 03.45
Semuanya sudah tidur terlelap. Suasana rumah gelap menyelimuti aura dinginnya udara dini hari. Para mayat hidup masih berkeliaran di mana-mana, suara dari mayat hidup membuat suasana dini hari menjadi mencekam.
Disaat yang lainnya tertidur lelap. Rendi terbangun dari tidurnya, karena dia mendengarkan suara dering handphone dari kamarnya.
Saat melihat handphonenya berdering ternyata ada menelepon. Dengan mata setengah mengantuk, Rendi menyipitkan matanya dan melihat nama dari handphone tersebut.
Dan ternyata nama dari penelepon itu adalah kakaknya yang bekerja di Yogyakarta.
"Bang Rama?" Rendi setengah terkejut melihat namanya dan ia langsung mengangkat teleponnya.
"Halo Bang Rama" ucap Rendi dengan suara sedikit serak.
"Halo Rendi, akhirnya Abang bisa menghubungi kamu" desak Bang Rama.
"Rendi juga, bisa menghubungi Abang" syukur Rendi.
"Abang gak kenapa-kenapa kan?"
"Abang baik-baik saja, di sini agak sedikit kacau"
"Kacau kenapa bang?"
Bersambung..........
KAMU SEDANG MEMBACA
World Z ( On Going )
HorrorRabies bermutasi?, terdengar seperti mimpi buruk. Tapi ini nyata. Media dihebohkan oleh adanya virus yang mematikan yang berasal dari air liur hewan, siapapun yang terkena virus ini akan berubah menjadi makhluk agresif. Dan yang paling menyeramkan v...