Penyebab

9 2 0
                                    

Sesampainya di tempat yang Gilang SMS, Rendi sampai di tempat tertutup. Seperti sebuah kantor, didalamnya sudah ada teman-teman Rendi dan beberapa orang yang duduk disebuah meja panjang.

Rendi duduk yang sudah ditempatkan untuknya, ada seorang jenderal, petugas medis militer, dan Ilmuan. Tampaknya akan ada rapat yang yang sangat penting.

"Baiklah, karena semuanya sudah ada disini. Kita akan langsung memulainya"

Rendi memperhatikan pada seorang Ilmuan, dia menjelaskan tentang wabah yang menyebar baru-baru ini.

"Izin memperkenalkan, nama saya Andi Setiawan. Kali ini saya akan memberikan hasil penelitian dari wabah yang menyebar baru ini"

Andi menyalakan sebuah proyektor dan menampilkan sebuah informasi.

"Rabies bermutasi?" pikir Rendi

Rendi menjadi tahu apa nama virus ini.

"Seperti yang kita lihat, jenis virus yang melanda kota ini adalah rabies. Tapi, ini bukan virus rabies biasa. Ada perubahan pada virus ini menjadi bermutasi, jika terkena gigitan yang terkena rabies biasanya yang terjangkit tidak bisa bertahan lama hidupnya dan mati akhirnya. Sedangkan rabies bermutasi ini jika terkena para korban akan merubah mereka menjadi makhluk yang hidup yang artinya bangkit dari kematian" 

 Sedangkan rabies bermutasi ini jika terkena para korban akan merubah mereka menjadi makhluk yang hidup yang artinya bangkit dari kematian" 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Penjelasan panjang dari Ilmuan Andi membuat Rendi berkuduk merinding, nampaknya virus ini merupakan virus yang berbahaya.

"Izin bertanya, jadi apa langkah kita selanjutnya?" seorang jenderal mengangkat tangannya

"Untuk saat ini kita akan menunggu informasi lebih lanjut dari laboratorium"

Disaat seperti ini Rendi memikirkan nasibnya, sudah abangnya kritis, kabar dari ibunya pun tidak jelas. Rasanya terpuruk larut dalam kebingungan.

"Hei, kamu gak apa-apa?" Dika memegang bahu Rendi

"Gak apa-apa, cuma bingung. Gimana nasib kita selanjutnya" lesuh Rendi

Dika hanya bisu melihat sahabatnya, ia pun memikirkan nasib yang sama.

"Kalau kalian, bagaimana caranya kalian bisa selamat dari serangan makhluk hidup itu?" Profesor Andi memberi pertanyaan kepada Rendi dan teman-temannya.

Tiba-tiba Jefri menjawab pertanyaannya

"Kami selamat dari serangan makhluk itu, karena kami melawannya"

"Bagaimana cara kalian melawannya?"

"Dengan senjata seperti hand gun, tongkat baseball, pisau"

"Apa kalian tahu kelemahan dari makhluk itu?"

"Kelemahannya?....itu....." Jefri mulai kebingungan

"Ada di kepalanya mungkin di otaknya" Rendi melanjutkan

"Dan makhluk itu buta pada malam hari, tapi peka pada suara"

Profesor Andi mencatat informasi dari Rendi dan teman-temannya, makhluk ini dampaknya akan berbahaya jika menyebar luas. Jika terus bertambah populasinya, maka umat manusia akan punah jika terus dibiarkan terjadi.

"Jadi kita namakan apa makhluk ini?" Seseorang memberi pertanyaan

"Hmmm...... bagaimana kita namakan para jangkitan untuk mereka yang terkena suatu virus" Gilang memberi usul

"Para jangkitan ya, bagus juga namanya. Saya setuju, bagaimana yang lain?"

Semuanya mengangguk setuju usul dari Gilang

"Baiklah untuk rapat kali ini sudah selesai, kita akan melanjutkannya lagi setelah ada kabar dari laboratorium" profesor Andi mengakhiri rapatnya.

Semuanya segera bergegas pergi menuju pintu keluar.

*********

Rendi dan yang lainnya berjalan menuju koridor, Rendi melihat Paman Rudi yang sepertinya akan siap-siap untuk pergi. Rendi dan teman-temannya langsung pergi menuju Paman Rudi.

"Paman mau kemana?, sepertinya banyak uang dipersiapkan disini" Rendi bertanya

"Stok bahan makan sudah mulai menipis, jadi paman dan teman-teman paman akan mencari makanan dan sekalian mencari obat-obatan"

"Apa kami boleh ikut, kami ingin membantu" Dika bertanya

"Boleh aja kalian ikut, tapi apa kalian berani melawan makhluk itu?" Paman Rudi meremehkan Rendi dan teman-temannya.

"Kalau soal melawan kami bisa dong, kami kesini juga harus melewati kejadian mengerikan, apa lagi harus membunuh makhluk hidup" Gilang menjawab pertanyaan Paman Rudi dengan sombongnya.

"Kalau begitu kalian boleh ikut, tapi pakai baju keselamatan dulu, bajunya ada di loker disebelah sana" Paman Rudi menunjukkan ke arah lorong sebelah kiri yang ada loker dan kamar mandi.

"Kami bertiga akan disini aja" jawab Adira

"Iya benar, kalau berurusan dengan mayat hidup enggak dulu deh" rengek Tasha

"Yaudah kalau kalian gak mau ikut, aku titip Bang Rama sama kalian. Hubungi jika ada kabar" Rendi meminta kepada Adira, Tasha, dan Kayla.

Setelah Rendi dan yang lainnya selesai menggunakan baju keselamatan, bajunya terdiri dari rompi anti peluru, topi keselamatan, masker buff, dan sepatu delta. Semuanya sudah siap, Rendi dan teman-temannya menuju area parkir yang luas. Disana ada banyak berbagai macam kendaraan

Rendi dan yang lainnya menuju mobil jeep dan truk trailer reefer semuanya naik ke kendaraan tersebut. Rendi dan Gilang menaiki mobil Jeep sedangkan Jefri dan Dika menaiki truk trailer reefer.

Kendaraan itu melaju menuju pagar besi untuk keluar dari pabrik.

Kali ini Rendi dan teman-temannya harus bertaruh nyawa agar mendapatkan makanan dan obat-obatan. Untuk semua orang yang ada di pabrik.

Bersambung..........

World Z ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang