Rabies bermutasi?, terdengar seperti mimpi buruk. Tapi ini nyata. Media dihebohkan oleh adanya virus yang mematikan yang berasal dari air liur hewan, siapapun yang terkena virus ini akan berubah menjadi makhluk agresif. Dan yang paling menyeramkan v...
"Ibu gak apa-apa, kenapa suara ibu terengah-engah?"
Rendi terus-menerus berusaha mendengarkan perkataan ibunya. Rendi semakin khawatir, suara di handphonenya semakin tidak jelas.
"Halo.......ibu......." Rendi terus-menerus menghubungi ibunya, suara dari handphonenya menjadi samar-samar.
"Ren......ja...jangan......lupa.....je.. jemput Abel...." Suara ibu Rendi seperti menahan kesakitan.
"Ibu kenapa!......jawab bu......" Rendi menjerit
"Nak.....jangan.... lupa hubungin abang siapa tau abang baik-baik saja, ibu sayang kalian. Rendi jaga adikmu ya........tut....tut.....tut......" telepon pun berakhir
"Ibu......." Rendi meringis
Rendi terdiam sejenak mendengar perkataan ibunya. Ia menjatuhkan handphonenya di aspal, ia bingung apa yang harus ia lakukan. Mendengar perkataan ibunya yang sepertinya sedang membutuhkan pertolongan.
"Ren....kenapa?" Gilang menjadi khawatir melihat keadaan Rendi yang pucat dan ia terjatuh di aspal.
Gilang langsung menggotong tubuh Rendi yang berujung kaku. Dan ia memanggil teman-temannya agar membantu Rendi berdiri dan melanjutkan perjalanan mereka.
**************
Disaat mereka berjalan mereka berhenti di tempat tongkrongan untuk beristirahat sejenak. Mereka mengambil makanan di sebelah tempat tongkrongan yang ternyata terdapat warung, lalu mereka mengisi perut mereka yang sedari tadi berjalan. Adira pun memberikan minuman kepada Rendi agar dia tidak dehidrasi.
"Ren, minum ini biar kamu gak dehidrasi" Adira memberikan minuman kepada Rendi
Rendi mengambil minuman itu dari tangannya Adira.
"Makasih ya Adira" Rendi langsung meminum botol yang berisi air
**********
Pukul 15.10
Hari sudah mulai sore. Mereka melanjutkan perjalanan menuju ke sekolah tempat adik Rendi belajar. Mereka berjalan di tengah jalan yang sepi tanpa ada siapapun, biasanya tempat disini sangat ramai tapi setelah penyerangan makhluk itu semuanya menjadi sepi seperti kota mati.
Mereka terus berjalan menuju sekolah, di saat mereka berjalan Rendi dan teman-temanya melihat seperti tubuh yang terkapar di aspal. Mereka mendekati tubuh itu dan mereka mencium bau anyir darah yang busuk, bau busuk itu membuat indera penciuman mereka menjadi mual saking baunya.
Ternyata tubuh itu sudah digigit oleh makhluk, bekas gigitannya berada di leher, tangan, dan perut. Beberapa organ tubuhnya pun seperti sudah keluar dari tubuhnya, pemandangan ini membuat mereka harus terus melanjutkan perjalanan.
"Apa masih jauh tempatnya?" letih Kayla
"Sedikit lagi" ujar Rendi
Mereka sampai di sebuah sekolah yang cukup besar. "SMP NEGERI PELITA JAYA", itu nama sekolahnya. Mereka harus melewati pos keamanan dekat gerbang sekolah. Namun aneh, di saat mereka memasuki sekolah, tempat itu seperti tidak ada kerusakan dari serangan makhluk ganas itu. Mereka pun harus berhati-hati sambil memegang senjata jika kalau ada makhluk itu menyerang secara tiba-tiba.
Mereka memasuki pintu depan sekolah. Disaat masuk kedalam tempat itu sangat gelap seperti tidak ada satupun cahaya yang masuk. Rendi dan teman-temanya harus menggunakan cahaya dari handphone. Rendi mencari kelas Abel belajar, ditengah-tengah loby sekolah terdapat air mancur yang cukup besar.
Terdapat dua tangga di sebelah kanan dan kiri. Rendi dan teman-temanya melewati tangga di sebelah kanan, mereka menuju tempat kelas adiknya Rendi, mereka melewati tangga menuju lantai 2. Setelah di lantai 2 mereka menelusuri setiap kelas, Rendi memasuki satu persatu kelas di setiap koridor.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ternyata di setiap kelas adiknya tidak ada, Rendi harus mencarinya lagi di lantai 3. Mereka menaiki tangga untuk ke lantai 3, di saat mereka menaiki tangga terlihat tubuh mayat yang tergeletak di anak tangga. Mereka langsung melewati mayat itu dengan perlahan, dengan jantung berdetak kencang membuat suasana semakin mengerikan apalagi bau bangkai dari tubuh mayat itu tercium jelas.
"Kita harus cepat sebelum makhluk itu tiba-tiba datang menghampiri kita" tegas Rendi
Mereka sampai di lantai 3, tiba-tiba terdengar suara seseorang menangis. Bulu kuduk menjadi berdiri, Rendi menghampiri sumber suara itu yang ternyata berasal dari kelas paling ujung di koridor kelas. Rendi memasuki kelas itu dan ternyata adiknya sedang menangis sendirian di kelas yang gelap.
"Abel...."
"Kak Rendi" Abel menghampiri kakaknya dan langsung memeluknya.
"Kamu gak apa-apa kan, gak ada luka kan" Rendi khawatir
"Aku baik aja kak" jawab Abel
"Syukurlah, kalau begitu ayo kita keluar dari sini" Rendi mengajak adiknya.
"Iya kak" isak Abel
"Yaudah semuanya tetap bersama biar gak kepisah" teguh Adira
Mereka pun harus keluar dari sekolah dengan cepat. Mereka perlahan menurungi anak tangga agar tidak membuat kebisingan. Disaat ingin turun ke lantai 1.
Klontang!!!!!!!!
Suara kaleng tidak sengaja tertendang oleh Jefri.
"Sial!..... ketahuan kita!" kaget Jefri
Semuanya saling melihat situasi sekitar, berjaga-jaga jika kalau para mayat hidup itu datang. Dengan bermodalkan pisau dan pistol mereka harus berhati-hati.
Tiba-tiba mereka mendengar suara yang sedang berlari, ternyata itu.............