Kertas berhamburan di meja, sketsa wajah perempuan terpajang jelas di papan tulis, Haaziq mengambil cangkir kopinya, matanya tajam melihat sketsa wanita yang dia juluki sebagai wanita terbang pengacau misi. Mereka pernah bertemu beberapa kali, dan Haaziq tidak pernah bisa menangkapnya.
"Anda tidak pulang, Kapten?" tanya bawahannya. Dia sudah berkemas.
"Nanti," jawab Haaziq. Dia masih fokus berpikir.
"Anda tidak akan pernah menemukan wanita itu, sudah 3 tahun, jadi menyerah saja."
"Diamlah, aku mulai menghirup aroma wanita itu, aku yakin kami akan bertemu lagi seperti kemarin."
"Bukannya lebih baik nggak usah cari tahu, dia sudah menyelesaikan tugas kita."
"Bukan menyelesaikan! Tapi dia mencuri tugas kita, dia juga mengambil 1 kg ganja dari gembong narkoba."
Haaziq masih kesal mengingat hal itu, susah payah dia mengintai para pengedar narkoba, mencari bosnya, lalu setelah dia dan timnya akan menangkap basah, tiba-tiba seorang wanita tidak tahu asal usulnya mengacaukan semuanya.
Dia sendirian menghabisi para pengedar narkoba dan bosnya, mencuri semua ganja yang ada. Haaziq hanya telat 10 menit lalu kehilangan semuanya.
"Banyak hal yang harus kita urus sebagai anggota BIN, tim lain saja sudah menyelesaikan kasus besar. Tapi kita malah sibuk nyari wanita."
Haaziq langsung menoleh, sebagai kapten, dia merasa sangat kesal. Andai wanita itu tidak mencampuri tugas timnya. Pasti dia bisa naik jabatan lebih cepat.
"Cepat pulang, besok kamu harus mengawasi Fredi."
Bawahan Haaziq mengembuskan napas berat. "Kenapa juga bandar narkoba seperti Fredi harus dilepas?"
"Kalau mau dapat kepala, kita harus lepaskan ekor untuk pancingan."
Bawahan Haaziq tidak menjawab lagi, dia mengambil kunci motornya, pamitan dan pergi. Meninggalkan kaptennya di ruang rapat sendirian.
Pria itu menghabiskan kopi di cangkirnya, perutnya lapar, ingin makan. Dia melirik jam. Sudah pukul setengah sembilan malam.
Haaziq mengambil ponselnya dan pergi dari ruang rapat, dia menyusuri jalan menuju halte bus. Lalu turun dan berjalan di trotoar mencari restoran.
Tidak tahu apakah Tuhan memberikan cobaan atau keajaiban, ia melihat wajah wanita yang dia cari selama 3 tahun ini.
"Itu pasti dia!" Haaziq berlari kencang menuju wanita yang sedang mengobrol dengan seorang laki-laki.
Haaziq menarik tangan wanita itu, hampir jatuh jika tidak ditangkap Haaziq, wanita cantik yang dia kenal sorot matanya, tidak salah lagi, dialah wanita Terbang pengacau misi.
"Kamu siapa?" tanya wanita itu.
"Akhirnya aku menangkapmu wanita sialan!" Haaziq bersemangat.
"Lepaskan calon istri saya!" Bentak pria di sampingnya. "Apa hak anda bicara kasar padanya?!"
Haaziq tidak menjawab, dia menatap wanita itu lekat. Ia tidak mungkin salah orang.
"Kamu wanita terbang yang mengacaukan misiku, sekarang juga kamu harus ikut denganku." Haaziq tidak menyangka akan bertemu di saat seperti ini. Dia harus segera membawa wanita itu untuk diintrogasi.
"Wanita terbang? Apaan sih? Kamu sudah gila ya!" Wanita itu meronta minta dilepaskan.
"Kamu yang gila karena selalu menghancurkan misiku," jawab Haaziq. Dia tidak akan melepaskan wanita selicin ular.
KAMU SEDANG MEMBACA
kamuflase
RomanceSemua orang tahu Aya adalah ibu rumah tangga biasa, berusia 24 tahun dan memiliki seorang putri yang sangat cantik. Suaminya memiliki istri lagi dan hidupnya patut dikasihani. Tapi siapa sangka bahwa semua itu hanyalah kamuflase, kehidupan aslinya...