PROLOG.

587 26 0
                                    

Hei hei hei everyone!!!

Firstt! Trimss buat kalian yang udah mau baca cerita aii. SEMOGA KALIAN SUKAA, DAN TERUS SUPORT AII.

Aku masih agak amatir so.. maaf kalo ada kata kata yang gak pas and info yang kurang akurat.

TAPI AKU BAKAL USAHA SEMAKSIMAL MUNGKIN!. Oqeii gausah banyak menye menye lagii andd...

              _HAPPY READING📖_

"Paa!, ayo cepet nanti kita ketinggalan pameran nya!!" Seru anak laki laki yang sudah duduk di kursi depan mobil dengan pintu yang masih terbuka.

"Iyaa, ini papa lagi mau ngabarin mama kamu dulu ya, bentar" Ujar pria itu yang di sebut 'papa' oleh anak laki laki tadi. Serta handphone yang ia angkat di dekat telinga.

"Gak apa apa, kasian ini anak anak udah gak sabar buat ke pameran nya. Kalau di batalin pasti mereka kecewa". Ujar pria paruh baya itu di handphone nya.

"Tapi mas, ini mendung loh.. bahaya kalau pergi dengan cuaca kaya gini" Ucap wanita yang ada di sambungan telepon tersebut dengan nada khawatir.

"Saya ngga tega kalau harus ngomong sama anak anak"

"Coba biar aku aja yang ngomong"  Setelah mendengar ucapan wanita itu di sambungan telepon. Pria paruh baya itu menghampiri anak laki laki nya yang duduk di kursi mobil dengan wajah di tekuk.

"Hey, kok gitu sih muka nya.. ini mama mau ngomong nih, minta izin gih" Ujar pria paruh baya itu lembut seraya mengusap rambut anak nya.

"Aku juga pengen denger mama ngomongg!!" Seru anak perempuan yang ternyata sedari tadi duduk di kursi tengah mobil. Kemudian ia berdiri dan melompati bagian tengah antara kursi kemudi dan kursi depan mobil.

"Halo anak anak" Sapa wanita itu di sambungan telephone yang masih terhubung.

"Halo maa" Saut kedua anak tersebut kompak.

"Kalian liat deh langit nya, gelap kan? Bentar lagi pasti hujan. Jadi, pameran nya di tunda dulu ya sayang. Kapan kapan aja"

"Nggak mau maa, aku pengen banget liat tentara secara langsung. Aku sama kakak juga pengen liat mereka bawa senjata dan naik tank. Mama doa aja biar ngga hujan" Kilah anak laki laki itu semakin menekuk wajah nya.

"Tapi sayang, mama takut kalau nanti ada apa apa. Di tunda dulu ya nak?. Besok mama janji deh bakal ajak kalian ke pameran alutsista bareng bareng. Oke?" Bujuk nya lagi.

"Yaah, kok gitu sih. Tapii, lebih seru kalo ada mama ikut liat pameran bareng kami. Jadi, Aku ngga apa apa kalo hari ini di tunda dulu". Ucap anak perempuan itu tanpa ada rasa kecewa dalam dirinya. Ia malah menunjukan senyum manisnya, walau wanita yang ada di sambungan telephone itu tak melihatnya.

"Iyaa, tuh kakak kamu nurut. Kali ini aja ya sayang. Nanti mama buatin chesecake favorit kamu. Gimana?".

Anak laki laki tersebut tak menjawab. Ia hanya diam dengan wajah cemberut menahan kecewa sekaligus kesal. Melihat itu, pria paruh baya tersebut sedikit melangkah mundur menjauh dari anak anak nya.

"Huft, biar saya ajak jalan jalan aja sebentar. Biar ngga terlalu kecewa dia. Jangan khawatir, saya bakal jaga anak anak nantinya"  Ucap pria itu lembut di sambungan telephone.

"Tapi-"

"Percaya sama saya". Ucap nya meyakinkan.

"Hh, yaudah kalau gitu. Hati hati" Pesan wanita itu yang terdengar masih tak rela.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Tutt.

Pria itu memasukan handphone nya ke saku celana nya kemudian kembali menghampiri kedua anak nya yang setia di dalam mobil.

"Hey heyy, jangan cemberut lagi dong. Mana nih yang katanya mau jadi tentara, hm? Kalo masih cemberut gitu kita ngga usah pergi aja deh" Goda pria itu menjawil hidung putra nya.

"Wahh!! Jadi kita bakal tetep berangkat paa??" Tanya putri nya antusias dengan tatapan berbinar.

"Oh ya jelas. Tapi adik kamu kaya nya berubah pikiran. Tuh, dia malah cemberut kaya gitu" Ucap pria itu seraya mengedip ngedip kan matanya pada putri nya. *memberi kode.

"Iihh! Iyaa. Aku ngga berubah pikiran kokk! Kalo gitu ayo paa, nanti telat" Ucap anak laki laki tersebut seraya menggoyang goyangkan lengan papa nya.

"Nahh, gitu dong. Let's go!"

Di dalam mobil adik dan kakak tersebut tak henti henti nya bernyanyi serta tertawa bersama saat papa nya memberikan sedikit lelucon. Sungguh momen yang indah ketika di abadikan.

Beberapa menit menempuh perjalanan hujan pun turun yang tadi nya hanya sebuah gerimis, kini menjadi hujan deras di sertai angin petir.

Kedua anak tersebut sudah sangat ketakutan kala kelip petir terlihat begitu jelas. Papa nya hanya fokus menyetir dan hendak mencari tempat berteduh. Karena di saat seperti ini akan bahaya jika terus melanjutkan perjalanan.

Namun, sekarang mereka sedang berada di wilayah kehutanan. Belum ada permukiman warga yang terlihat membuat nya terpaksa harus tetap melajukan mobil nya untuk mencari tempat aman.

"Paa, hati hati. Jalan nya gelap" Ucap anak perempuan tersebut.

"Iyha nak, tenang ya.. kita pasti bisa aman" Ujar pria itu meyakinkan kedua anaknya. Walaupun sebenarnya ia benar benar sangat tidak yakin akan hal itu. Tapi, demi menenangkan anak anak nya. Ia harus sedikit berbohong.

Ctarr!

Bruakhh.

Sebuah petir menyambar salah satu pohon yang ada di sebelah kanan jalan lalu rubuh menimpa mobil pria dan kedua anaknya itu. Mereka masih selamat karena mobil tersebut tak meledak dan pohonnya juga tak terlalu berat.

"ANAK ANAK! SEKARANG KALIAN KELUAR DARI MOBIL! CEPAT!" Ucap pria itu berteriak. Ini benar benar momen berbahaya. Ia tak ingin kedua anaknya terluka.

"Ayo dek!" Ajak sang kakak menarik pergelangan adiknya untuk ia bawa keluar dari mobil.

"PAPAAA! AYOO IKUT KELUAR!!" Ujar bocah itu memberontak dari tarikan sang kakak. Ia ingin menunggu papa nya juga ikut keluar dari mobil.

"KAK! BAWA ADEK KELUAR CEPET! PAPA NYUSUL NANTI!!" Ujar nya lantang di antara angin dan hujan deras membuat suara nya harus ia keraskan. Saat ini pria itu sibuk melepas sabuk pengamannya. Entah kenapa harus pakai acara macet segala.

"DEK AYOK! PAPA BAKAL NYUSUL!" Ujar kakaknya semakin menarik tubuh adiknya untuk ia bawa keluar sesuai perintah papanya.

"ENGGAK! PAA AYO PAA! CEPET!"

"KELUAR ALASKA!!!" Mendapat bentakan dari papanya, membuat bocah laki laki tadi menurut untuk keluar dari mobil.

Duar.

Petir kembali menyambar pepohonan. Kali ini tak hanya satu pohon. Melainkan sekitar 3 pohon ambruk menimpa mobil mereka lagi. Juga di sekitar mobilnya. Kedua adik kakak itu lumayan terpental menjauh dari mobil kala pepohonan ambruk di sekitar mereka.

Kaki anak perempuan tersebut tertimpa reruntuhan pohon yang lumayan besar. Ia sudah mencoba menarik kaki nya untuk bisa keluar dari reruntuhan tersebut. Namun semuanya gagal, bahkan anak perempuan itu sudah tak sadarkan diri.

Sedangkan anak laki laki tadi hanya tersungkur di dekat bebatuan, sedikit meringis kala merasakan perih di pelipisnya.

Beranjak duduk dengan pelan, tubuhnya sudah begitu lemas untuk sekedar bangun dan duduk. Ia hanya melihat samar mobil yang ia tumpangi tadi sudah di penuhi asap, dan bentuk mobil yang sudah hancur.

Satu kata yang ingin ia ucapkan dengan keras saat itu..

"PAPAA!!"

PROLOG NYA SAMPE SINI AZAA. SEKEDAR KAYA DEJ VU GITU.

ATAU AWAL KONFLIK KEHIDUPAN SEORANG ALASKA DI MULAI PADA SAAT MOMEN ITU.

Jangan ngomong ngga seru dlu.. karena ini baru prolog. Keseruannya akan banyak aku sebar ke bab2 selanjutnyaa..

See u next part. And thx u for u vote.

ALASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang