Kring...
"Selamat datang di Araya Cafe, silahkan antri di loket pemesanan untuk memesan menu." Sapa Syifa salah satu karyawan gue yang super duper ramah dengan rating bintang 5.
"Saya mau pesan ice americano satu, sama cheese cake strawberry satu. Kamu mau pesan apa, Za?"
"Ice americano sama cinnamon rolls nya dua."
"Oke, saya pesan ice americano nya dua, cheese cake strawberry nya satu sama cinnamon rolls nya dua ya mbak."
"Baik, mohon ditunggu sebentar ya kak. Ini nomor mejanya harap dibawa, nanti pesanannya akan diantar ke meja kakak."
Dua orang itu mengangguk paham lalu bilang terima kasih ke Syifa terus duduk di kursi kosong dekat jendela sambil bawa nomor mejanya. "Kak! Ice americano dua, cheese cake strawberry satu! Cinnamon rolls nya udah ready belum nih Jo?" Teriak Syifa dari balik counter.
Si Joshua, salah satu baker terbaik di cafe gue ngintip di jendela kecil yang memisahkan dapur sama meja kasir. "Udah ready, baru keluar dari oven." Jawabnya terus keluar dari pintu yang ada di sebelah jendela berukuran sedang tadi sambil bawa satu loyang berukuran besar yang terisi penuh oleh cinnamon rolls buat ditata di showcase sama display case.
"Gue minta dua dong." Joshua nyisihin rotinya terus dia kasih ke Syifa, abis itu balik lagi ke habitat awal yaitu dapur.
Ting!
Syifa memencet bel di samping meja kasir yang udah terisi tray berisi dua buah ice americano ukuran medium, cheese cake sama dua buah cinnamon rolls. Nggak lama seseorang bercelemek hitam dateng buat ngambil tray nya. Namanya Dion, dia salah satu waiters di Cafe gue. Lumayan humble orangnya dan rata-rata pekerja di cafe gue ini lulusan SMK. Seru punya karyawan kek mereka, asik banget kalau diajak ghibah hahaha.
"Anterin ke meja nomor 11 ya." Suruh Syifa sambil senyum. Ngomong-ngomong si Syifa ini suka sama Dion tapi nggak berani bilang, gengsi katanya. Masa cewek confess duluan ke cowok. Dasar anak muda.
"Siap!" Dion bales senyum ke Syifa lalu ngebawa tray nya ke meja nomor 11 dengan satu tangan. "Permisi kak, dua ice americano, satu cheese cake strawberry dan dua cinnamon rolls, done ya kak. Saya ambil nomor mejanya, selamat menikmati!" Ujar Dion sambil nurunin satu persatu makanan sama minuman yang ada di tray ke atas meja, terus dia ambil nomor mejanya pertanda kalau semua pesanannya udah diantar.
Dua orang itu makan pesanannya dalam diam, nggak ada yang bersuara selain suara kecapan antara lidah sama mulut masing-masing yang tengah mengunyah roti beda jenis itu.
Kring....
"Pagi anak-anak ku tercinta! Sorry dateng nya telat, lagi sibuk ngurusin bakery soalnya hehe." Seru gue sambil nyapa karyawan yang bertugas di shift pagi ini kek Dion (waiters), Syifa (cashier), Joshua (baker), Regar (baker) sama Maya (barista).
"Kirain nggak dateng lagi kek kemarin, kak." Maya nyahut dari balik meja bar sambil ngetukin cangkir ukur ke knock boxes.
"Kemarin emang lagi sibuk banget jadi nggak sempet kesini. Pesenam di bakery membludak, Anna sama Dina sampai kewalahan. Mereka sampai buka loker buat yang mau kerja part time karena saking riweh nya." Gue duduk di kursi tinggi deket meja bar yang letaknya ada di samping mesin espresso sambil liat ke sekeliling. Mata gue menangkap ada dua sosok manusia yang nggak asing di mata gue lagi duduk di meja samping jendela. Gue lap kacamata gue, siapa tahu gue salah lihat kan? Soalnya tuh manusia dua jarang-jarang bisa nongki disini saking tipisnya waktu mereka.
"Yow! Bang Bagas, Zara! Apa kabar?!" Teriak gue sambil melambai ke arah dua orang beda gender yang lagi duduk di meja deket jendela cafe. Dua orang itu nengok terus balas melambai sambil senyum. Suasana di cafe masih sepi soalnya baru buka jadi nggak apa-apa gue teriak, nggak ngeganggu orang juga kan? Hehe...
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Haikal [Lee Haechan] ✅
Non-FictionIni bukan tentang gue ataupun kehidupan gue dengan segala tetek bengek nya, tapi tentang seseorang yang mana kehadirannya selalu membuat orang lain di sekitarnya merasa bahagia. Layaknya matahari yang menyebarkan sinarnya ke seluruh penjuru bumi tan...