11.Hari pertama jadi istri

180 13 0
                                    

Laila dan zayyan kini sudah sampai di mension mereka,dan seperti biasa mereka akan di sambut oleh para penjaga di sana.

Namun Tak ada yang berani mengangkat kepala mereka untuk menatap tuan dan nyonya mereka.

"Ayo sayang kita masuk". Ajak zayyan pada Laila.

'apa ini nyata?,,apa aku benar benar menikah dengan pak zayyan?,,aku menikah dengan nya karena alasan yang tak pasti,dan dia memaksaku,tapi kenapa semuanya berjalan lancar seolah aku sangat mengenal pak zayyan '. Pikirnya dalam hati.

"Sayang?". Tagur zayyan Karna Laila hanya diam saja dan malah melamun.

"Ah,ya mas,,,ayo ". Mereka berdua melangkah ke dalam mension dengan status yang berbeda,yaitu mereka sekarang telah menjadi suami istri.

"Selamat datang tuan dan nyonya". Sambut para pelayan.

Laila tersenyum,baru saja dia ingin memeluk pelayan itu zayyan sudah menarik nya.

"Kenapa mas?". Tanya Laila bingung.

"Tidak pantas seorang pelayan memeluk nyonya mereka,,". Tegasnya dingin.

Laila ingin heran namun yang bicara itu adalah suaminya.

Semua pelayan hanya menunduk,tak ada yang berani mengangkat kepala mereka apalagi mendengar apa yang di katakan tuan mereka.

Tapi ada satu pelayan wanita yang cukup muda dan dia tersenyum misterius menatap dua pengantin baru itu.


________

"Sekarang istirahat lah di sini,aku akan pergi sebentar". Ujar zayyan yang langsung di angguki oleh Laila.

"Jika butuh sesuatu panggil dan suruh saja pelayan ". 

"Iya mas". Jawab Laila.

Setelah memberikan ciuman kening yang hangat untuk sang istri barulah dia pergi meninggalkan mension.

"Cepat pulang mas". Gumam nya setelah zayyan pergi,dia masih canggung jika mengatakan itu secara langsung.

"Aku ngapain ya di sini,bosen banget kalo gak ada kerjaan". Gumam nya.

Dia ingin menghubungi sahabat nya Inez,tapi ponselnya rusak.

"Sebaiknya aku keluar,dan mencari udara segar di dekat sini". Lanjutnya lagi,lalu dia keluar dari kamar.

"Anda ingin pergi kemana nyonya?". Tanya seorang pelayan.

"Ah,aku ingin keluar menghirup udara pagi hari,tapi tetap di sekitaran sini saja kok". Jawabnya.

"Oh begitu, baiklah kalau begitu saya permisi Nyonya". Setelah itu pelayan tadi pun pergi.

Laila masih canggung sebab dia merasa tak pantas jika di panggil nyonya.

Dia melangkahkan kaki nya mengelilingi sekitaran mension. "Ma shaa Allah,,mension ini besar sekali,luas juga". Kagum nya.

"Ada tamannya juga lagi,ya ampun aku baru tau kalau di sini ada taman seindah ini". Bibirnya tak henti henti mengangumi tempat itu.

Sebuah senyum manis terus terukir di bibirnya,dia dengan rakus segera menghirup udara yang begitu menyejukkan itu,dia terus bermain main di sana,berjalan jalan ,duduk,melihat lihat tanaman yang begitu indah.

Hingga dia sampai di belakang mension yang agak sempit,di balik pohon besar ada sebuah pintu berwarna coklat dengan modelan yang sangat kuno,dia berjalan ke arah sana namun sebuah bau yang sangat menyengat membuatnya mengurungkan niatnya.

"MAFIA pengagum sang laila"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang