|19| SURYAKANTA

117 13 1
                                    

| Tidak perlu Suryakanta untuk bisa melihat kebohongan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


| Tidak perlu Suryakanta untuk bisa melihat kebohongan.
Sekalipun besar, itu akan terlihat atau menampakan dirinya sendiri. |

Fyi: Suryakanta berarti kaca pembesar.

HOLA!
Kalo ada kuota pasti kalian tiap hari baca, aku lgi keree manteman😤😆
Nih yang kangen Zeal, silahkan merapat!
Zeal datang!

SELAMAT MEMBACA!
◉⁠‿⁠◉
__________________________

 

   Zeal mendelik ke arah gadis dengan penampilan rapi. Jauh lebih rapi dari sebelumnya. Rambut yang biasa ia kepang dua kini terurai bebas menjuntai dengan sedikit gelombang khas salon. Di tambah pakaian berupa dress melekat indah di tubuh rampingnya. Mata yang hitam pekat miliknya dengan cahaya binar menarik khas dirinya kini di halangi oleh kontak lans berwarna keabu-abuan. Dandanan gadis itu juga begitu sedikit dilebih-lebihkan namun cukup cantik jika dibandingkan dengan dandanan kreasi Arella.

     Sang bunda yang hendak menuju dapur terhenti dan ikut mengikuti kegiatan anak sulungnya, menelik penampilan sang bungsu.

     "Mau tampil dimana, ha?" intimidasi seorang anak pertama untuk adiknya itu tak luput dari cengiran watados dari sang bungsu.

     "Arella pulang!" di tengah perundingan tajam antara si sulung dan si bungsu, si tengah baru saja memasuki bangunan milik Binara ini.

     "Kakak kok udah pulang?" bukannya menanggapi ataupun merasa takut akan tatapan dari sang Kakak, si sulung justru berangsur-angsur ke arah Kakak keduanya.

     "Kok? Maksud kamu Ara gak boleh pulang?"

     "Ish."

     "Kamu mau kemana? Beda banget!" komentar Arella berjalan menuju sofa ruang tengah.

     Kezia tersenyum sumringah, "Mau jalan!"

     "Jalan? Sama siapa? Cowok? Gak boleh!"

     "Ih Kakak! Aku mau ngejenguk temen aku yang sakit itu." dalilnya seperti itu tapi maksud terselubungnya sudah pasti ingin mencuci mata sekalian mencaper kalau kata anak jaman sekarang.

     "Itu kata kamu mau jalan?" sang Bunda hanya bisa geleng-geleng berangsur menuju dapur.

     "Ya iya, kan kesana jalan masa Jia terbang." celotehnya diantara tatapan tajam mendelik milik sang Kakak pertama.

     "Kak, izinin ya? Lagian niat Jia baik kok. Jenguk orang sakit bisa dapet pahala kalo kata guru."

     Arella terkekeh sedikit mendengar tingkah Kezia yang sedang mengeluarkan segala alasan manisnya. Tak ingin berurusan antara mereka, Arella berjalan menuju kamarnya berkeinginan mengistirahatkan tubuhnya.

MAFIOSO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang