|43| FORTH

24 7 0
                                    

Annyeong!

SORRY GAYS,
ADA PERUBAHAN RENCANA LAGI.
AKU RASA CAST EMANG GAK BEGITU PENTING.
TAPI AKU MAU PAKE SELURUH MEMBER LESSERAFIM UNTUK CAST ARELLA, KEZIA, TAMARA, TIARA DAN DEVIRA.
BIAR KALO PENGEN BIKIN POV MEREKA LAGI MAIN, BISA DAPET FOTO BERLIMA.
TAPI SUSAH BGT DAPAT FOTO CHAEWON YG LONG HAIR BUAT DEVIRA.
AAAA PUSINGG.
JADI AKU MAU LIHAT-LIHAT DULU GIMANANYA, TAPI COVER AKAN AKU GANTI INSHA ALLAH SESEGERA MUNGKIN.

YA UDAH,
PART INI LUMAYAN PANJANG,
JADI HAVE FUN UNTUK MALAM KAMISNYA BERSAMA MAFIOSO.

HAPPY READING!
________________

     Masih di tempat yang sama, Tamara tersenyum menatap langit yang mulai memunculkan sandikala. Betapa indahnya! Sudah lama dia tidak melihatnya dan kali ini cahaya kekuningan itu terlihat lebih cantik dari yang pernah dia lihat.

     Seseorang lainnya juga ada di tempat itu. Sepertinya pesona sunset tak menariknya untuk berdecak kagum padanya namun satu ciptaan Tuhan yang ada disampingnya yang justru menarik pemuda itu.

     Tamara mulai bergerak berbalik, hal itu membuat satu pandangan terputus.

     "Lo? Mo kemana?" tanya Zio.

     Tamara berbalik menatapnya, "Pulang! Gue harus mandi." jawabnya.

     "Oh."

     "Kenapa emang?"

     Zio beralih menatap ke depan, "Nggak!"

     "Lo gak balik?"

     Dia kembali melirik Tamara, "Ntar."

     "Emm ... Oke!" Tamara mulai melangkah, kakinya bahkan sudah menghampiri mobilnya.

     Ada sesuatu yang terlintas di pikirannya. Tangan yang semula sudah membuka pintu mobil itu menghentak kembali pintunya sampai tertutup.

     "Oh iya!"

     Zio terlirik mendengarnya. Tahu tidak? Dia tersenyum!

     Tamara kembali pada tempat dia berdiri tadi. Senyum tipis Zio yang mengarah padanya menular, dia ikut tersenyum.

     "Thanks!"

     Zio paham apa yang dimaksud Tamara. Dia hanya mengangguk sekali sambil menunduk. Saat menunduk, Zio menemukan satu tangan ada di depannya. Langsung saja pemuda itu mendongak, masih dengan senyum yang sama gadis itu menyodorkan tangannya seolah meminta sesuatu.

     "Apa?"

     "Hape lo!"

     Zio diam. Menatap bingung dengan sebelah alisnya sedikit dinaikan.

     "Cepetan, tangan gue sakit!"

     Walau masih dalam kondisi bingung, Zio menuruti keinginan gadis itu. Tamara pun cepat meraih benda pipih yang diberikan Zio. Dengan gerak cepat juga Tamara menekan angka demi angka di atas ponsel Zio. Setelah selesai dengan kegiatannya, Tamara mengembalikannya.

MAFIOSO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang