Dipaksa menjadi dewasa demi keadaan yang sebenarnya ia tak mau, usianya masih terlalu muda untuk menjadi seorang anggota militer. Shigaraki Takuya merupakan salah satu militer yang usianya terbilang muda saat masuk dunia militer, beberapa tahun sudah berlalu ia kini usianya sudah menginjak 15 tahun dan masuk fase remaja, Takuya sudah mengalami perang 22 kali di dalam hidupnya bahkan kehilangan teman rekannya juga pernah.
Takuya selalu mengunjungi toko yang berada di dekat pangkalan militer, biasanya dia hanya merenung sambil menyeruput secangkir kopi susu "Takuya? bagaimana hari ini?" salah seorang pelayan perempuan menyampanya dengan lembut--- Shinju Valerina 16thn "Biasa saja, memang nya apa yang special?" Valerina duduk di depan meja Takuya "Kita punya menu baru loh, kamu tidak ingin mencobanya?" menu baru? haha, mana peduli dia dengan hal seperti itu "Tidak" walky talkynya memunculkan sebuah suara segera Takuya mengangkat walky talkynya "Siap, kekacauan terjadi di pangkalan segera angkat senjata kalian lalu bergegas ke pangkalan" Takuya langsung keluar dari toko itu tanpa menyeruput kopi susu nya "Pasti panggilan darurat lagi" sering sekali Takuya mendapatkan panggilan darurat bahkan disaat dia sedang menjernihkan pikiran nya "Anak yang malang.."
(Shinju Valerina)
Untungnya kekacauan itu berhasil di selesaikan dengan cepat, Takuya kembali ke toko coffe "Sudah selesai? ini aku buatkan kopi baru untukmu" dia hanya mengangguk menyeruput kopi susu nya dengan tenang "Kenapa kau menatapku seperti itu?" Valerina hanya tersenyum-senyum sendiri yang membuat Takuya merasa jengkel "Kamu manis, bagaimana kamu menjadi milikku?" Godanya sambil menatap penuh cinta ke laki-laki di depannya "Tidak ingin, cari saja yang lain" Tolakan itu tak membuat Valerina jera/berhenti mengejar cinta Takuya justru ia semakin terang-terangan menyatakan rasa sukanya "Kenapa? kamu sudah ada kekasih? hahah tidak mungkin bukan? kamu kan dingin, cuek" iya memang itu kenyataannya namun, sebenarnya ada hati yang selalu ia jaga sampai waktunya datang.
Serpihan ingatan mulai terputar di pikiran Takuya, waktu dimana ia dan Makina sedang belajar panahan "Ne, Shigarlaki.. kenapa sasalran aku gak pernah tepat ya?" dia sedih, sudah beberapa kali ia mencoba untuk mengenal titik tengah namun anak panah itu tetap tidak ke tempat tujuan nya dia lebih memilih yang paling ujung "kau tidak fokus, lihat aku sudah bisa menembak tepat sasaran lebih banyak" gadis kecil itu merasa kesal dengan sikap Takuya yang sombong rasanya ia ingin menceburkan orang itu ke kolam renang "hmph, ya sudah aku mau makan cookies aja" dia membuang busurnya lalu pergi "HEI! BUKANNYA KAU INGIN BELAJAR!!"
Mengingat masa lalu nya yang sangat amat lucu, dia masih ingat dengan wajah Makina yang menggemaskan jika sudah marah "Wajahmu yang menggemaskan selalu aku ingat" Valerina tersipu malu hingga ia langsung pergi menuju dapur padahal yang Takuya puji bukan dirinya melainkan Makina "Sial, Takuya aku akan buat kamu jadi milikku segera"
Toko itu hendak tutup tapi, Takuya tetap tidak beranjak pergi "Hei, kamu tidak pulang?" Ia menggeleng, Valerina paham jika Takuya tidak ingin pulang ke sebuah rumah yang ternyata tidak peran di dalamnya "Kalau begitu, tidur disini saja aku tidak masalah" Takuya menutup matanya secara perlahan merelaksasikan tubuhnya agar nyaman "Kau tau? dahulu saya kenal dengan perempuan manis.. dia orang yang selalu membuat saya merasa bahagia, kadang cerewet nya itu membuat saya terasa di pedulikan oleh seseorang" Takuya meletakkan tangannya di kepalanya sendiri "Begitu.. pantas saja kamu susah buka hati" Entah mengapa dadanya terasa sakit apakah ini yang dinamakan patah hati? "aku pulang dulu" di sepanjang jalan Valerina terus menangis rasanya sangat sakit mengetahui orang yang ia suka sudah punya tepatan hati "Aku gak terima dia menjadi milikmu! aku akan hancurkan dia!!!" Valerina seperti merasa bahwa dirinya lah yang mempunyai Takuya hanya dirinya.
Valerina kini sudah menginjak usia 18thn meski begitu perasaannya pada Takuya tak pernah memudar.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories
RandomAnak kecil yang sudah di paksa hidup di kawasan militer dan berlatih keras untuk mencapai tujuan nya, tidak. itu bukan tujuannya melainkan Ayahnya Bagaimana jika teman masa kecilmu yang sudah meninggalkan mu kini, datang kembali. "Ada gue disini, lo...