16. Diri

7 1 0
                                    

Surai rambutnya menutupi seluruh bagian wajahnya, helaan nafas berat menandakan begitu banyak beban yang harus ditanggung, manik matanya melirik kearah jam yang menempel di tangannya "Pukul 9

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Surai rambutnya menutupi seluruh bagian wajahnya, helaan nafas berat menandakan begitu banyak beban yang harus ditanggung, manik matanya melirik kearah jam yang menempel di tangannya "Pukul 9.." Gumamnya setelah melihat pukul jam dia kembali menutup matanya untuk yang kedua kali membiarkan tubuhnya beristirahat tenang dari kepenatan hidup, namun bukan istirahat yang ia dapat melainkan tangisan yang entah bagaimana keluar dari kedua matanya "Takuya.." Lirihnya pelan, dia terus menerus memeluk kedua lututnya agar suara tangisnya tak terdengar hingga keluar. Gadis berambut panjang itu sedang melakukan hal yang selama ini jarang ia lakukan yaitu membolos sekolah "Takuya.. kamu gak nyamperin aku?" kini dia berada disebuah gedung sekolah yang telah terbengkalai karena pemiliknya tak melanjutkan pembangunan untuk sekolah ini "Kamu bohong.."

hujan turun begitu lebat membuat tanah yang tadinya kering sekarang basah akibat hujan "Aku, kamu dan hujan pernah sebahagia itu ternyata" atap sekolah yang memang tidak dapat menahan derasnya air mulai ikut basah "Merembes ya?" seragam sekolah Ma...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

hujan turun begitu lebat membuat tanah yang tadinya kering sekarang basah akibat hujan "Aku, kamu dan hujan pernah sebahagia itu ternyata" atap sekolah yang memang tidak dapat menahan derasnya air mulai ikut basah "Merembes ya?" seragam sekolah Makina mulai ikut basah tapi, dia sama sekali tak beranjak dari tempat duduknya

Tangan mungil itu mulai memukul kepalanya "Monster? aku bukan monster!" kenapa semua orang menyebutnya sebagai monster? dia hanyalah gadis biasa pada umumnya, bukan monster "Siapa aku sebenarnya?" kalaupun benar dia merupakan monster, lalu apa dia sekarang bukan dirinya? siapa dirinya? "Papa meninggal karena aku? Bunda juga? semuanya karena aku?! MEREKA GAK ADA KARENA AKU!! AKU ANAK PEMBAWA SIAL! BAHKAN TAKUYA MEMBENCI KU!!!!" berteriak sekeras apapun tak ada yang peduli "Sakit.." Dadanya sakit seperti di cabik-cabik, dia ingin mati saja.

Takuya melamun menatap bukunya dengan sendu, bangku sampingnya kosong tak ada perempuan yang manis lagi "Yuu.. aku gak benci kamu, aku minta maaf karena berbuat kasar kepadamu.." bangku yang biasanya diisi oleh gadis manis yang selalu tidur saat jam pelajaran kosong, gadis manis itu tidak masuk yang membuat Takuya tidak merasa tenang "ck, perasaan aneh apa ini? Yuu, kamu baik-baik aja kan?" Perasaan dia gelisah, bangkit dari duduknya dan meminta izin untuk ke kamar mandi

"Gue gak bisa kayak gini.. gue harus mastiin Yuuchiro gapapa, gue gak mau sampai cewe gue kenapa-kenapa.." sungguh ia akan menyesal jika gadisnya itu kenapa-kenapa, Pria itu berlari menuju rumah Makina. sesampainya disana rumah itu kosong tak berpenghuni "Yuuchiro!" tetangga samping rumah Makina menghampiri Takuya "adek Makina sudah jalan dari tadi pagi katanya mau sekolah" sekolah? bukannya dia sakit? apa dia bolos? "Oh, begitu.. makasih ya Bu"

dia pulang ke rumah untuk mengambil mobil, bergegas mencari keberadaan Makina "Sekolah lama.. pasti dia disitu"

Saat sampai lagi-lagi sosok gadis itu tidak ada "Lo dimana sih" dia mengacak-acak surai rambutnya hingga berantakan tak karuan "Tunggu.." beberapa serpihan ingatan mulai terputar menampakan dia dan Makina yang tengah makan bersama "Umm! kalo lo pergi ya gue juga pergi, selamanya tapi ahahaha" saat itu Takuya tampak tak suka dengan ucapan Makina. tak lama dia mulai sadar "Nekat pasti" Takuya memasuki mobilnya membawa mobil dengan kecepatan tinggi menuju jembatan gantung.

 tak lama dia mulai sadar "Nekat pasti" Takuya memasuki mobilnya membawa mobil dengan kecepatan tinggi menuju jembatan gantung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang