Makina duduk di bangku depan teras, dia tengah mengikat tali sepatunya sambil menunggu pak Zutora menyalakan mobil, namun sialnya mobilnya mogok dan terpaksa Makina harus berjalan kaki dan jarak antara sekolah dan rumahnya cukup mengurus energi dan waktu.
di pertengahan jalan, ada sebuah motor yang menghampiri Makina, ternyata itu Takuya yang juga ingin ke sekolah "Naik, gue anter." dari pada capek karena harus jalan kaki mending dia naik motor bersama Takuya lagian juga cowo itu kan kekasihnya sekarang "untung ada lo, gue bisa terlambat kalau jalan kaki."
Sepanjang jalan, Makina memeluk punggung Takuya begitu erat "Makasih udah mau nerima gue." seharusnya Makina yang berterimakasih karena berkat kehadiran Takuya hidupnya kini lebih berwarna dan tidak hitam kelabu lagi "Kita itu saling membutuhkan, aku butuh kamu dan kamu butuh aku." Takuya tersenyum, benar saat ini dia sangat membutuhkan Makina di sampingnya "you feel like home."
Takuya memarkirkan motornya di parkiran, Makina mencoba membuka helm namun sedikit susah Takuya yang melihat kekasihnya kesusahan dia membantu Makina untuk membuka helm "Terimakasih, Takuyaaa." Pria itu mengangguk lalu menaruh helmnya di motor, mereka berjalan menuju kelas tapi tak di sangka ternyata hari ini murid-murid sudah berada di laboratorium untuk melakukan praktek "Takuya! kita telat!." Tidak, mereka bukan telat tapi, memang jam mapel nya di percepat.
Mereka bergegas pergi ke lab lalu memakai jas putih khusus untuk di lab, disana Pak Wara sedang menjelaskan beberapa bahan kimia yang akan di pakai untuk praktek "Maaf pak, kami telat" Pak Wara tidak mempermasalahkannya karena dia tahu bahwa ini bukan sepenuhnya kesalahan Takuya dan Makina "Tidak apa-apa, lagian kalian kan tidak tahu kalau jam mapel nya di percepat" mereka sangat beruntung hari ini pasalnya Pak Wara merupakan guru yang tutur katanya lembut dan paling sabar terhadap murid, pelajaran kembali di mulai.
Selesai ke lab, semua murid kelas X11 B kembali ke kelas, menjalani mapel bahasa Inggris "Cieee di anterin Takuyaaa..." Makina langsung menutupi mukanya dengan buku, ini kali pertama dia di boncengi Takuya walaupun sekarang pria itu kekasihnya namun entah mengapa dia masih ada rasa malu-malu kucing, Makina mengambil buku bahasa Inggris menulis tugas yang di berikan oleh guru.
Dia sudah berusaha untuk fokus kearah bukunya namun yang ia lihat bukan buku melainkan Takuya yang sedang menulis "Fokus dong.. jangan Takuya terus yang di lihat" dia menepuk pipi nya dengan keras agar menyadarkan dirinya, Takuya yang merasa di pantau oleh seseorang diam-diam memperhatikan sekitar hingga saat melihat Makina, Takuya paham siapa yang melihatnya.
bersambung..
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories
AléatoireAnak kecil yang sudah di paksa hidup di kawasan militer dan berlatih keras untuk mencapai tujuan nya, tidak. itu bukan tujuannya melainkan Ayahnya Bagaimana jika teman masa kecilmu yang sudah meninggalkan mu kini, datang kembali. "Ada gue disini, lo...