Anak kecil yang sudah di paksa hidup di kawasan militer dan berlatih keras untuk mencapai tujuan nya, tidak. itu bukan tujuannya melainkan Ayahnya
Bagaimana jika teman masa kecilmu yang sudah meninggalkan mu kini, datang kembali. "Ada gue disini, lo...
Kelas yang awalnya adem ayem tidak ada kerusuhan, kini berubah semenjak Valerina dan Makina bermusuhan mereka sering kali adu bacot, ya Makina Always menang.
hingga di hari Senen, saat jam istirahat Vale menghampiri meja Makina "Najis, rebut cowo orang" gadis itu yang masih fokus dengan buku nya tak menggubris cemoohan dari Valerina "Gembel, apaan nih? ngerjain tugas pas lagi istirahat? hahaha dasar ambis" dia mengambil buku Makina lalu melemparkannya sambil tertawa-tawa "APASIH MAU LO?! RIBUT?! GILIRAN GUE AJAK RIBUT DI LAPANGAN GAK MAU!" Makina menarik kerah baju Valerina dengan kasar, sorot matanya begitu tajam hingga membuat Vale agak sedikit merasa takut "GUE JABANIN! AYO!!! LO PIKIR GUE TAKUT!!???"
Pukulan yang kencang menghantam perut Makina hingga membuat gadis itu terpental jauh, Makina bangkit mengusap darah yang keluar dari sudut bibirnya "Sekarang kita musuh.. baiklah" Makina berlari menuju tempat Vale dengan kencang lalu memukul dagu lawanya "Aw.." Vale meringis kesakitan dia tak mampu bangkit, pukulan tadi begitu kencang menghantam dagunya hingga berdarah "bangun, lo mau lawan gue kan?! bangun!" sentak Makina, Vale menangis ketakutan lalu berlindung di belakang tubuh Takuya yang memang kebetulan lewat "Ada apa?" gadis itu menangis sesenggukan dia mengadu bahwa Makina telah menyakitinya "Makina jahat.. dia nyakitin aku" Makina mendecih kesal melihat adegan menjijikkan di depannya "Menye-menye najis" gadis itu malah tambah menjadi-jadi, dia merangkul tangan Takuya seperti monyet "Takuya, hukum dia! aku benci!" Takuya melepaskan rangkulan Valerina dari tubuhnya "Iyaa gue hukum ntar, ya kan Yuu.." Smirknya, Makina yang melihat itu hanya bergedik ngeri dia paham apa hukuman yang akan menimpanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
