07. Pertempuran singkat

7 1 0
                                    

"MATI LO MATI!!!!!!!" dia terus menerus memukul seorang pria seperti samsak tinju, pria itu menerima pukulannya sebab jika ia melawan balik nyawanya tidak akan selamat, dia begitu dendam dengan orang itu bahkan jika bisa dia akan membunuhnya "RAMA...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"MATI LO MATI!!!!!!!" dia terus menerus memukul seorang pria seperti samsak tinju, pria itu menerima pukulannya sebab jika ia melawan balik nyawanya tidak akan selamat, dia begitu dendam dengan orang itu bahkan jika bisa dia akan membunuhnya "RAMA! SUDAH! LO MAU BUAT DIA MATI?" Pria berpakaian seragam sekolah yang sedikit di buka menghampiri dan menyudahi Rama yang masih setia memukuli pria yang sudah babak belur tersebut.

Sebelum kejadian..

Hari ini merupakan acara spesial yaitu hari guru yang di adakan di sekolah, semua anggota OSIS tengah sibuk mempersiapkan segala sesuatu yang akan di gunakan seperti Mic, sound dan lain sebagainya. Takuya yang merupakan wakil ketua OSIS juga ikut berkontribusi terhadap acara ini, dia memerintahkan kepada anggota OSIS yang lainnya untuk mengecek bagian sebelah kanan apakah makananya cukup atau tidak "Sebelah sana tolong di cek ya, saya mau ke ruangan" Takuya melihat Makina yang tengah makan eskrim bersama dengan Tamako, pikiran busuknya mulai terpancarkan dia menghampiri Makina lalu merebut eskrim dan memakannya hingga habis tak tersisa "TAKUYA! GUE BARU MAKAN SETENGAH!!!!!! SETANNN!!!!!" dia memukul lengan Takuya kencang hingga laki-laki itu meringis kesakitan "Ashh.. sakit, orang bagi dikit.. huuuu pelit" tanpa rasa bersalah sedikitpun Takuya pergi meninggalkan Makina yang masih termenung akan eskrim nya.

Upacara telah di mulai, semua murid telah berbaris dengan rapi "Baik, terimakasih anggota OSIS yang sudah mau berkontribusi dalam acara ini dan terimakasih juga untuk murid-murid yang saya cintai sudah mau menjaga tata tertib" Makina mencari-cari keberadaan Takuya, ternyata orang itu berada di barisan khusus untuk OSIS "Oh iya, dia kan osis" sebenarnya Makina ingin sekali menjadi osis namun, memang belum rezekinya.

kegiatan upacara berjalan lancar hingga ke tengah-tengah acara ada sekumpulan anak-anak geng motor yang merusuh, hingga pagar sekolah ambruk mereka memaksa untuk masuk ke dalam sekolah pak satpam yang berjaga pun di pukuli hingga pingsan "Sial, Cansaw! kumpul!" Natsu mengumpulkan anggota Cansaw menjaga para murid agar tidak terkena sambitan batu "YUU! sinii.." Takuya menarik tangan Makina untuk menjauhi dari tempat kejadian "Tunggu disini, sampai gue datang" Makina tidak mau karena ada Tamako dan Valerina yang tidak bersama nya disini "Teman-teman gue gimana?! dan lo.. jangan pergi" Pria itu menenangkan Makina yang ketakutan "Yuu tenang aja aman, pasti" akhirnya Makina melepaskan genggaman tangan nya.

Takuya berlari menuju ke tengah pertempuran antara anggota geng motor dengan Cansaw, Cansaw sangat kesulitan untuk melawan dikarenakan mereka juga harus menjaga murid-murid dan guru-guru "Takuya! bantu gue!" pertempuran itu tak berlangsung lama, geng motor itu di buat babak belur oleh Cansaw.

Ketua OSIS--- Rama sedari tadi menahan amarahnya ia mulai memukul ketua geng motor yang bernama Aramis, keadaannya begitu buruk banyak luka lebam dan darah yang keluar dari sudut bibirnya, namun pria itu hanya bisa tersenyum miring "SIALAANNN!!! LO UDAH BUAT ADEK GUE MENDERITA!!!!! BANGSAT!!!" Pukulan Rama berhasil menghantam wajah Aramis hingga pria itu meringis sakit "BRENGSEK LO!" Aramis hanya bisa pasrah dengan pukulan yang terus ia terima serta cacian yang ia dapat.

Dulu Aramis dan Sanemi--- adek Rama(ketua OSIS) menjalani hubungan kekasih hingga suatu saat Aramis menghamili wanita lain dan pergi meninggalkan Sanemi yang membuat gadis itu keganggu mentalnya.

Takuya mendorong tubuh Rama menjauhi Aramis "udah, lo harus tenang jangan main hakim sendiri" Rama menghela nafasnya mengatur emosinya agar dapat terkontrol kembali "Maaf, gue gak bisa nahan emosi soalnya" Takuya paham namun, saat ini semuanya memang harus tenang terlebih dahulu.

Makina memeluk lututnya dengan perasaan gelisah, dia takut kalau Takuya tidak akan kembali lagi "Takuya.. kembalilah" air mata nya mulai turun dari kedua matanya gadis itu menangis "Maki takut.. Maki gak mau kehilangan orang yang Maki sayang lagi.. gak mauuu..." gumamnya dengan nada yang lirih, sesosok siluet hitam tampak mengintip dari balik pohon "YUU!!! MAAF LAMAA!" Laki-laki bersurai hitam itu berlari dan memeluk Makina dengan erat memberikan ketenangan dari kedua belah pihak "Takuyaaa lo gak luka kan?" Takuya menggelengkan kepalanya tak ada satupun luka yang menggores seluruh bagian tubuhnya, Makina menghela nafas lega sebab laki-laki yang ia tunggu aman sekarang "khawatir? hm?" tentu saja, sebab sekarang hanya Takuya paham akan dirinya dan ia tak mau kehilangan laki-laki itu.

Bersambung..

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang