15. Monster!

8 1 0
                                    

Langit biru cerah dengan matahari yang menyinar sempurna, banyak orang yang berlalu lalang dengan kesibukan masing-masing, Makina membuka ponselnya membaca chat yang ia namai 'Takuya jelek' dia mengabari bahwa ia akan sampai sebentar lagi, sudah t...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit biru cerah dengan matahari yang menyinar sempurna, banyak orang yang berlalu lalang dengan kesibukan masing-masing, Makina membuka ponselnya membaca chat yang ia namai 'Takuya jelek' dia mengabari bahwa ia akan sampai sebentar lagi, sudah tiga menit berlalu Takuya akhirnya datang membawa dua roti hangat "Yuu udah makan? nih aku beliin roti" Makina mengambil nya dengan sepenuh hati, perutnya yang kosong tadi saat ini sudah terisi dengan roti hangat "Ayooo" Takuya menggenggam tangan kanan Makina dengan erat pertanda tak mau kehilangan gadisnya itu lagi.

Bianglala berputar lumayan perlahan, banyak anak-anak kecil berlarian ke sana kemari, Makina sangat antusias untuk menaiki banyak permainan yang disediakan di pasar toys "Aku mau ke sana!! pasti seru" dia menunjuk kearah halilintar yang kecepatannya sangatlah cepat, sifat anak-anak nya mulai keluar yang mendapati kekehan dari Takuya "Iyaah aku ikut Yuu aja" matanya penuh binar, mereka berdua duduk di bangku tengah "YUHUUU!" padahal permainan nya belum dimulai tapi sudah banyak teriakan antusias dari para pengunjung "Senang banget kayanya" Makina hanya tertawa kecil "Karena ini hari paling bahagia dari yang lain" terlukis senyum dari kedua pipi Makina membuat Takuya terpesona malu dengan keindahan wajah, kekasihnya.

Permainan Halilintar telah usai, para pengunjung mulai keluar arena "hahh.. capek teriak.. haus" disepanjang permainan Halilintar Makina teriak yang paling kencang karena itu merupakan kali pertamanya main halilintar "nih.. kasian banget capek ya?" dia mengelus puncak rambut Makina dengan lembut "Mau main apa lagi?" kedua tangannya ia bekap di dada sembari berfikir "Aku laper, makan aja mau?" Takuya mengangguk setuju.

Di sepanjang jalan pasti banyak gerai makanan yang menjual aneka macam "Pizza! aku mau pizza" sikapnya yang memang seperti anak kecil tak membuat Takuya merasa ilfil ataupun jengkel "Baik tuan putri, tunggu disini ya biar gak panas" Makina berteduh dari teriknya matahari yang bisa membakar tubuhnya, dia celangak celinguk mencari keberadaan Takuya yang tadi izinnya membeli pizza "Takuya mana?" 10 menit telah berlalu, teriknya matahari sudah tertutup awan.

Segerombolan orang berpakaian menyeramkan mulai menyerang pengunjung bahkan anak kecil, mereka menonjok serta menganiaya orang yang tidak bersalah betapa kejinya mereka "HAHAHAHA!!!! CANSAW?! KELOMPOK SIALAN ITU! TIDAK AKAN BISA MEMBANTU KALIANNN!!!!" Suaranya yang menggelar hebat di telinga sangat menggangu kesehatan telinga "CANSAW ITU HANYA BUDAK! CANSAW ITU HANYA PAHWALAN KESIANGAN YANG BERLAGAK JADI HERO" Poster yang bertuliskan nama Cansaw jatuh dari tangan pria itu, lalu ia meludahinya dan menginjak-injak poster tersebut.

Makina merasa tidak rela anggota yang telah membantunya untuk hidup di perlakukan seperti itu, dia meremas tangannya "ANJING!!!!!" serangan datang dari arah kanan, Makina menendang pria itu hingga tersungkur kebawah "MAKSUD LO APA?! CANSAW ITU MEMANG PAHWALAN MASYARAKAT! MEREKA ITU INSPIRASI!" mengangkat kedua kerah baju pria yang memasang wajah menjijikkan "Fanatik Cansaw, grup konyol" ejekannya, lagi-lagi pukulan kedua di lancarkan Makina yang mengarah ke wajah "ck, baiklah kalau mau menggunakan kekerasan" serangan demi serangan terus mereka lancarkan hingga membuat satu pihak jatuh dengan babak belur "dia iblis.. semua tolong aku.." Gadis itu telah berubah menjadi iblis, Makina terus menerus memukul pria itu dengan brutal "Makina? kamu.." karena sedang berada di mode iblis nya, Makina tak segan untuk membunuh semua orang yang menggangu nya "AHAHAHAH!!!!" Valerina menjadi sasaran empuk Makina yang membuat gadis lemah itu pingsan tak berdaya "Yuu.. SIALAN! Yuuchiro Makina! apa yang lo buat hah?!" wajahnya yang datar tanpa emosi hanya pergi menyelonong tanpa permisi "Sialan.. bertahan" Takuya menelfon tim medis Cansaw yang sudah ahli.

Amarahnya sudah menggebu-gebu, tubuhnya sudah di ambil alih oleh sosok misterius yang kejam "Yuu!! Apa yang lo lakuin?! jawab!" Makina mendorong tubuh Takuya kencang membuat pria itu bingung dengan hal yang di lakukan kekasihnya "AHAHAHA LEMAH! MELAWAN GUE AJA GAK BISA AHAHAHAHAHAHAHAHAH!!!" Sambil tertawa dia terus menyerang Takuya dari segala arah hingga membuat pria itu ikut menyerang balik "Dasar Monster!!!" Tengkuknya di pukul hingga pingsan, Makina terbangun dengan kepalanya terasa pusing

Wajahnya tampak sendu bekas air mata yang menggelinang, Makina memeluk erat tubuh Takuya "Takuya.." Pria itu enggan untuk membalas pelukan kekasihnya sungguh ia masih tak menyangka bahwa tadi yang habis ia lawan merupakan kekasihnya sendiri "Berhenti memelukku" dia menghempaskan tubuhku dengan kasar netra matanya begitu tajam menatap kearahku yang membuat denyut jantung terasa begitu cepat dan berat "Aku ada salah ya?" Takuya memalingkan wajahnya dengan jutek "Enyahlah dari hadapan ku" seketika ribuan pisau menghantam tubuhku yang memang sudah hancur dahulu, Takuya molongsong pergi tanpa ada kata perpisahan atau kata sayang "TAKUYAA!!!! CERITAKAN!! KENAPA KAMU MEMBENCI AKU!?" dia terus melangkah tanpa menoleh sekalipun kearah belakang ketempat Makina Yuuchiro berada.

Makina menggigit bibir bawahnya dengan perasaan kesal, entah hari ini perasaan nya menjadi tidak enak bahkan tubuhnya kembali seperti dulu, tubuh yang lemah "Takuya!" kedua matanya berkaca-kaca, pandangan di depannya sungguh membuat kedua hatinya terasah perih dan sakit "Jahat!!! Takuya jahat!!" Gadis itu menangis lalu pergi berlari menjauhi Takuya yang sedang berduaan dengan Valerina "Monster itu pergi juga"

Kenapa ini terjadi di hidup nya, kenapa dunia selalu mempermainkan perasaan nya? kenapa dia tidak pernah merasakan cinta yang lebih lama? kenapa harus sesaat?

"PEMBOHONG!!!!! TAKUYA BOHONG!!!!!!!!!" Makina menendang bangku-bangku yang sudah tidak terpakai lagi, kesal? sudah pasti. entah apa kesalahan yang ia buat sampai membuat kekasihnya yang selalu berada disisinya, berpaling dari nya "Makina?! kenapa?!" Natsu yang datang khawatir dengan kondisi Makina yang sudah berlumuran air mata "Takuya pembohong.." Natsu sebenarnya tidak paham apa yang sedang Makina bicarakan, pembohong? Takuya berbohong soal apa? bukankah mereka saling mencintai? "Berbohong bagaimana?" tangisannya pecah kembali dia mulai menceritakan satu persatu kejadian nya secara detail, Natsu yang paham memeluk tubuh Makina mencoba menenangkan gadis itu

"Aku monster, ya?" Pria itu menggeleng kukuh "Bukan, Kamu Makina bukan monster" Natsu mengelap air mata yang hampir jatuh "Kamu gak patah hati? Takuya dekat sama Vale?" sebenarnya pria itu juga merasakan sakit yang sama dengan Makina namun, dia me...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku monster, ya?" Pria itu menggeleng kukuh "Bukan, Kamu Makina bukan monster" Natsu mengelap air mata yang hampir jatuh "Kamu gak patah hati? Takuya dekat sama Vale?" sebenarnya pria itu juga merasakan sakit yang sama dengan Makina namun, dia memilih untuk tetap tegar karena menurut nya jika membuat Valerina bahagia itu tidak masalah baginya "Sedikit, gapapa. asal dia bahagia" Makina menepuk pelan puncak rambut Natsu dengan senyum manis melebar di kedua lekuk pipinya "Semangat buat kita berdua!" senyuman itu di balas kembali olehnya "Yosh!"

Sesosok siluet hitam mengintip adegan tadi dari arah luar, dia tampak cemburu¿?

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang