Hai, nama aku Awaa
sebelumnya aku udah pernah menulis cerita, tapi karena udah buat akun baru jadinya ulang semuanya
cerita ini hanya cerita pendek saja, maaf kalo ada banyak kesalahan
Okay enjoy~
Makina Yuuchiro mengambil surat keputusan dari pihak sekolah, surat yang berisi tentang kesimpulan apakah murid tersebut dikeluarkan atau tidak. Makina terlihat takut untuk membuka surat keputusan tersebut, matanya terlihat berair kesalahan yang sebetulnya bukan salahnya menjadikan dia harus berada diposisi ini "Semua gara-gara lo."
Pagi hari ini terlihat begitu lebih mendung dari biasanya, Makina mengambil payung untuk berjaga-jaga supaya dia tidak kehujanan "Sayang, sini salim dulu." Dia berpamitan ke orang tuanya dan segera memakai sepatu lalu pergi menuju sekolah.
Makina telah berumur 18thn, kini dia sudah menduduki bangku 3 SMA "Makina! selamat pagi." Gadis itu memang cukup populer dikalangan adek kelas karena sikap ramah tamah nya, Seorang gadis berkuncir dua menghampiri Makina "Kak Makina, tadi di panggil sama kak Takuya." Takuya? Takuya merupakan murid yang cukup bermasalah, sebelumnya dia sama sekali tidak pernah ada masalah dengan Takuya tapi semenjak kala itu..
"Yuu." Suara yang berat terdengar begitu jelas ditelinga kanan Makina, refleks gadis itu melihat ke arah samping kanannya dan terlihat jelas seorang laki-laki berambut hitam dengan salah satu helai rambutnya dicat merah tersenyum menyeramkan kearah Makina "Takuya?! mau apalagi?." Takuya memberikan dua bukunya "Yuu, kerjakan punyaku ya." buku itu ternyata pr yang kemarin Bu Azrina kasih "Kerjakan sendiri lah, punya tangan kan? otak masih oke, kan?." tanpa ada rasa bersalah sedikitpun Takuya pergi meninggalkan Makina tanpa menjawab pertanyaannya sedikitpun "TAKUYA JELEK! GAK PUNYA OTAK!." umpat Makina begitu intens kearah Takuya, hingga membuat laki-laki itu memberhentikan langkah nya "YUU LEBIH JELEK!." Makina sedikit terkejut dengan balasan Takuya yang seperti bocah yang membalas temannya ketika di ejek, dan itu membuat Makina sedikit merasa tersipu.
Kelas begitu ramai disebabkan beberapa teman kelas Makina berjualan aneka makanan ataupun minuman "Maki! mau risol punya gue gak?." Tawar Tamako-- teman kelas Makina yang selalu berada disisinya. Tamako melihat Makina yang masih fokus menatap bukunya hingga ia lupa untuk ke kantin "Gak nafsu makan gue, tadi pas berangkat sekolah ketemu Takuya soalnya." Dumelnya ke Tamako, Gadis berkepang satu itu hanya bisa tertawa "Jodoh lo lama-lama, kayanya Takuya juga suka sama lu, Ki." Makina langsung acting muntah-muntah, dia ogah banget kalau beneran jodoh apalagi jodohnya kayak Takuya.
"Lo gak usah macem-macem sama gue!!! anjing." Semua pandangan orang-orang kini terfokuskan kearah Takuya yang menendang murid laki-laki hingga babak belur "Sorry, Tak.. gue beneran gak tau.." dia terus memohon ampun ke Takuya, namun pria itu tak mau menggubris permintaan maaf murid laki-laki tersebut, hingga Tamako yang memang selaku ketua kelas melerai pertengkaran mereka "apaansi lo berdua! ini tuh sekolah bukan tempat adu tojos! keluar lo Takuya buat masalah aja terus!." Takuya menatap Makina sebentar lalu pergi dari ruang kelas, Makina ikut keluar mengikuti Takuya "Lo ada masalah apa sih sama murid itu?." Pria itu hanya bisa menghela nafas berat dan terus berjalan "Jawab gue kek! Takuyaaa jelekk!!." Takuya benar-benar tidak memperdulikan panggilan Makina, hingga gadis itu meraih tangan Takuya "Apa? bisa stop gak deketin gue?." sebelumnya dia gak pernah mendengar Takuya berbicara seperti ini "Lo harus jawab dulu, baru gue stop." Mereka saling menatap kesal kesatu sama lain hingga Bu Azrina menengahi "Kalian ini ribut terus, ke ruang bk sekarang!." Takuya menepis tangan Makina, lalu pergi dari hadapannya dengan wajah kesal.
"Maaf ya Bu Azrina.. tadi saya sebenarnya cuman ingin nanya ke Takuya aja kok, tapi dia nya gak mau jawab." Bu Azrina tidak menerima alasan apapun baginya ribut bukanlah suatu hal yang bagus, dia tetap akan memanggil Takuya dan Makina ke ruang bk "Saya tidak mau mendengar alasan kamu, sehabis pulang sekolah langsung ke ruang bk." Guru itu melonyos pergi, Makina mendengus kesal "Takuya sialan."
Markas anggota Cansaw kini sedang ada rapat untuk membahas mengenai penyerangan di ibu kota, mereka di tugaskan oleh pemerintah untuk ikut serta dalam pencarian pelaku penyerangan. Cansaw bukanlah Geng motor ataupun Mafia mereka hanyalah sekumpulan orang yang sudah di latih keras sejak dini oleh orang tuanya untuk mengabdikan diri kepada negara dan membentuk satuan khusus yang bernama Cansaw, diketuai oleh Takuya dan Natsu.
"sialan, murid gila." Laki-laki itu bersandar di sofa, menenangkan dirinya "Berantem kenapa lo?." Natsu yang barusan membaca Twitter sekolah tentang masalah Takuya yang berantem dengan murid laki-laki barusan "dia ngelecehin Yuu. pakai segala bilang kalau Yuu itu murahan, Stress kan?." dia paling gak suka kalau ada yang berani macem-macem dengan Makina apalagi sampai membuatnya menangis, niscaya orang itu akan habis di tangannya "Terus, tadi kenapa lo judes banget ke Makina?." bukan judes cuman dia gak mau sampai Makina juga terkena ocehan pedes nya "Ekhem, rapatnya gak jadi?." rapat segera digelar.
Makina merapihkan buku-buku nya dan akan segera pulang, eh maksudnya ke ruang bk "Sabar Maki, namanya juga Takuya." Gadis itu hanya mengangguk-angguk.
"Takuya, memangnya kamu ini tidak bosen berada di ruang bk setiap saat?!." kesalahan Takuya memang sudah menumpuk tak terhingga, tapi pihak sekolah tidak bisa mengeluarkannya "Dan kamu.. gak biasanya buat masalah seperti ini." Padahal tadi hanyalah kesalahan kecil kenapa harus sampai keruang bk "kan saya sudah menjelaskan ke Ibu, kalau saya itu cuman nanya ke Takuya tapi.. ya gitu dia nya gak mau jawab." menjelaskan alasan apapun ke Bu Azrina pasti tidak akan pernah selesai "Setiap hari? kamu ini kecentilan? caper?." lah kok malah kesitu? sebenarnya ini interogasi atau menyudutkan sih? emang pantas guru berkata seperti itu ke muridnya "maksud ibu apa sih? ini interogasi atau menyudutkan seseorang? lagian penjelasan Yuuchiro benar." Takuya menarik tangan Makina keluar dari ruang bk, meninggalkan guru yang gak punya sopan santun.
Takuya melepaskan tangan Makina "jangan dengerin, Guru gak punya etika kayak gitu." entah kenapa Makina lega karena mengetahui Takuya tidak marah kepadanya "Iya, lo pulang sama siapa?.", "Sendiri kenapa?." emang dasarnya gak peka atau emang gak mau peka sih? kan maksud Makina untuk pulang bareng "Pulang bareng?." mau gak mau Makina harus to the poin "Engga, gue mau ke rumah temen."
Bersambung..
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories
AcakAnak kecil yang sudah di paksa hidup di kawasan militer dan berlatih keras untuk mencapai tujuan nya, tidak. itu bukan tujuannya melainkan Ayahnya Bagaimana jika teman masa kecilmu yang sudah meninggalkan mu kini, datang kembali. "Ada gue disini, lo...