Jung Jeno
Na Jaemin***
DUA Bulan yang lalu Jaemin baru saja menjadi sekretaris pengganti di perusahaan tempat nya bekerja.
Ia jengkel karena anak boss nya sangat menyebalkan, apapun yang ia inginkan selalu ingin terpenuhi hari itu juga.
Seperti hari ini. Jung Jeno; anak dari Jung Yunho. Meminta dibelikan Jus jeruk namun dari jeruk impor.
Sudah sekitar satu jam Jaemin mengendarai mobil nya berkeliling kota Seoul. Namun tak satu pun toko jus yang sanggup menerima pesanan itu.
Dengan hati yang sangat dongkol, Jaemin memutuskan untuk membeli jus jeruk biasa. Toh Jeno tidak akan tahu.
Kini ia berada di salah satu lift yang menuju ke lantai 16; tempat sang atasan berada.
Ting...
Jaemin bergegas menuju ruangan sang atasan kala pintu lift terbuka menandakan ia sampai di lantai teratas.
Langkah nya yang tegap seakan menantang seseorang untuk menjadi rival nya.
Tak lama ia berdiri di depan pintu masuk ruang CEO. Mengetuk pintu tiga kali kemudian masuk ke dalam ruangan saat di beri izin dari dalam ruangan.
"Lama sekali. Kau mencari jus atau harta karun?!" sembur Jeno saat Jaemin berdiri di hadapannya dengan jus di tangan nya.
Jaemin hanya mampu tersenyum kecut mendengar omong kosong itu, "Dasar bajingan! Memang nya kau siapa?! Hanya karena ayah mu atasan ku, berlaku seenaknya."
Jaemin terkesiap saat Jeno menyemburkan jus yang berada di mulut nya. "Apa ini?! Kau memberi ku racun? Tak becus sekali membeli jus." Jeno mengusap bibir nya dengan kasar sedangkan Jaemin menahan diri untuk tak memaki pria di depan nya.
"JENO! Apa yang kau lakukan astaga.."
Jung Jaejoong; Ibunda dari Jeno. Melongo melihat sang anak berlaku tak sopan kepada bawahan suami nya.
"Astaga! Kau tak apa?" Jaejoong menghampiri Jaemin dengan selembar kain di tangan nya.
Perlahan mengelap air semburan dari sang anak. Ia menatap tajam Jeno yang sedari tadi mematung di hadapannya.
Jaemin mencekal lengan Jaejoong, "Eumm.. Saya baik baik saja, Tuan.."
Jaejoong mengangguk, atensi nya menatap tajam kearah sang putra yang kini melipat kedua tangan ke belakang seakan meminta ampun pada sang ibunda."Mom-"
"Minta maaf!" tegas nya.
"Waitt- Jeno? Mom! Yang benar saja." rengek Jeno, bisa hancur harga diri nya jika ia meminta maaf.
Jaejoong menatap datar kearah sang putra. "Mom tak pernah mengajarkan mu seperti ini. Siapa yang menyuruhmu untuk memperbudak sekretaris daddy mu, Hah?!"
Jeno meringis kesakitan saat lengan kanan nya di cubit oleh sang ibunda. Berbeda dengan Jaemin yang hanya terkekeh pelan; puas melihat Jeno kesakitan.
"Minta maaf sekarang!" Jaejoong kembali berbicara.
"Tidak. Ku bilang tidak ya tidak!" Jeno menghempaskan tangan sang ibunda yang kini masih terus menerus mencubit lengan kanan nya.
Ia keluar dari ruangan tersebut, melewati Jaemin yang tersenyum mengejek kearah nya.
"Aish, dasar anak itu. Kau tak apa?" Jaejoong kembali mendekati Jaemin yang kini menatap gugup kearah nya.
Pasalnya Jaejoong memang secantik itu untuk seukuran pria. "Umm. Aku baik baik saja, Tuan-"
"Syukurlah. Jika Jeno berbuat semena mena lagi, katakan padaku." Jaemin mengangguk paham.
Jaejoong menatap jam di tangan nya yang menunjukkan pukul setengah satu siang. "Sudah makan siang? Bagaimana jika kita makan siang dahulu?" ajak Jaejoong. Jaemin hendak menolak.
"Tak ada penolakan, anggap saja sebagai permintaan maaf karena sikap Jeno pada mu."
Jaemin menggeleng, "Tak apa, lagipula saya sudah terbiasa dengan perilaku tuan muda." lagi dan lagi Jaejoong dibuat terkejut.
"Anak itu! Akan ku beri pelajaran dia. Sebentar yaa."
Jaemin mengangguk pelan, ia bingung karena suami dari boss nya sibuk menelepon seseorang. Ia mendengar beberapa percakapan antara kedua pihak.
"Siapa nama mu?" Jaemin terkesiap saat kepergok menguping.
"Na Jaemin, Tuan.."
"Pindahkan Na Jaemin sebagai sekretaris Jeno." kedua bola mata Jaemin hampir keluar saat mendengar itu. Dia gila?! Harusnya jauhkan Jaemin dari si pesuruh itu.
"Nah! Ayo kita makan siang." final Jaejoong saat selesai menelepon dengan suami nya; Jung Yunho.
Ia meminta sekretaris suami nya untuk di pindahkan ke perusahaan Jeno. Dari sudut pandang nya, seperti nya anak semata wayangnya menyukai Jaemin.
"B-baiklah, Tuan." lesu Jaemin, ia keluar dari ruangan tersebut bersama Jaejoong.
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
SOLITUDE [Nomin]
FanfictionPernah mendengar kalimat ini? Sebelum terlahir ke dunia, kita mempunyai dua pilihan. Dilahirkan atau Tidak. Sama hal nya seperti Lee Jeno- Seorang lelaki tampan nan gagah. Ia di beri pilihan... Masa depan atau Masa lalu.. Mencintai atau Membenci.. M...