Part 02

420 43 3
                                    

ATENSI Jaemin teralihkan saat seseorang menepuk pundak nya.

"Nyonya.. Ada yang bisa saya bantu?" Jaemin berdiri dari duduk nya saat Jaejoong berdiri di samping nya.

Jaejoong tersenyum simpul, "Bisa tolong jaga Mimi, saya ada clien penting."

Jaemin menatap kearah gadis kecil yang bersembunyi dibalik tubuh ramping Jaejoong.

"Tentu bisa, Nyonya.." Jaejoong menghela nafas lega. Ia benar benar terlambat sekarang.

"Kemari, anak manis.." panggil Jaemin, namun Mimi semakin mengencangkan genggaman nya pada ujung jas milik Jaejoong.

Jaejoong mendorong pelan pundak Mimi agar sedikit lebih dekat dengan Jaemin. Ia membungkuk sedikit untuk menyetarakan tinggi mereka.

"Mimi.. grandma ada urusan penting, Mimi bersama Paman Na dulu ya?" Mimi melirik menatap Jaemin kemudian beralih ke Jaejoong dan mengangguk pelan.

Jaejoong mengelus surai lembut Mimi pelan, ia segera berpamitan dengan Jaemin dan pergi dari sana. Clien nya benar benar menunggu!

Jaemin membungkuk, menatap Mimi sedikit lebih dekat. "Cha.. Mimi bersama Paman Na dulu ya? Grandma sedang ada urusan."

"Paman Jeno, hiks.." Jaemin tertegun saat Mimi menangis di depan nya. Apa dia se menakutkan itu?

Beberapa karyawan yang berlalu lalang menatap aneh kearah Jaemin, sedangkan Jaemin masih terus mencoba menenangkan si kecil yang mana semakin kencang tangisannya.

Hey.. Jaemin tak melakukan kekerasan padanya!

Jeno keluar dari balik pintu saat mendengar kegaduhan diluar sana. "Mimi.. Kenapa menangis? Kemari sayang." dengan segera Jeno menenangkan Mimi yang kini tersedu sedu; Sisa sisa menangis.

Jeno beralih menatap sinis kearah Jaemin. "Apa yang kau lakukan hingga Mimi menangis?" Jaemin menggeleng cepat, ia tak melakukan apapun selain bertanya. Gadis itu saja yang sensitif. Dasar wanita!

"Saya tak melakukan apapun, Tuan." sangkal Jaemin saat Jeno mencoba menyudutkan nya.

Jeno kembali mengelus pelan punggung Mimi, sekali lagi ia bertanya. "Kenapa menangis, Hm?"

"Nuna itu sangat cantik, melebihi Mimi. Hiks.. Mimi- Huwaa Paman!!"

Jaemin tercengang saat Mimi menunjuk kearah nya, Ia? Cantik? Heyy! Dia jantan!!

Jeno tertawa terbahak bahak mendengar pengakuan dari Keponakan manis nya. Iri? Bahkan Mimi jauh lebih cantik daripada sekretaris menyebalkan nya itu.

"Sudah, berhenti menangis. Bagaimana jika kita jalan jalan?" Mimi melepaskan pelukannya, menatap Jeno dengan mata bulat nya sembari mengangguk setuju.

Mimi menoleh kearah Jaemin. "Tapi jangan ajak Nuna cantik itu! Nanti Mimi tidak di perhatikan oleh Paman, Heum.." bisik Mimi, Jaemin mencoba menguping dengan apa yang dikatakan Mimi pada atasannya.

Jeno mengangguk setuju, ia melangkah kan kaki untuk mengajak Keponakan nya jalan jalan namun suara Jaemin menginterupsi nya.

"Tuan? Meeting akan di mulai dua jam lagi. Anda tidak bisa pergi begitu saja" Jeno berbalik; menatap Jaemin yang kini menatap nya balik.

Jeno melenggang pergi meninggalkan Jaemin tanpa sepatah katapun.

"Menyebalkan!!" misuh Jaemin yang kini mengikuti Jeno.

Pintu lift terbuka kembali saat Jaemin memaksa masuk. Jeno mendelik tak suka! Menganggu saja.

"Paman, kenapa Nuna itu mengikuti kita?" Jaemin tersenyum kecut saat mendengar panggilan aneh dari gadis kecil itu.

SOLITUDE [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang