Part 08

252 24 1
                                    

SUASANA Canggung menyelimuti setiap sudut ruangan ini. Jaemin tengah berada di ruang kantor milik Jeno; dengan Mimi di pangkuannya.

Namun bukan itu yang menjadi masalah. Kedua orang tua Jeno berada tepat di depan nya. Jaemin hanya tertunduk malu saat mengingat kejadian dimana Jaemin masuk tanpa permisi memanggil nama Jeno.

Ia tak tahu jika kedua orang tua Jeno ada di ruangan tersebut. Dan berakhirlah kedua nya mendapat banyak pertanyaan dari Nyonya Jung. Sedangkan Tuan Jung hanya terdiam menatap keduanya.

Mark pergi beberapa menit yang lalu setelah Jaemin berada di ruangan milik Jeno. Ia mempunyai janji dengan seseorang sedangkan anak nya dititip kepada Jaemin.

Lagipula Mimi ingin bersama Jaemin. Dan pemuda manis itu tak keberatan sama sekali.

“Jadi, kalian sepasang kekasih?” celetuk Nyonya Jung setelah hening beberapa saat. Jaemin semakin menunduk; menatap kunciran rambut milik Mimi.

Jeno hanya mengangguk. “Omo!! Sejak kapan?”

“Saat kami berada di Italia. Malam saat Mom terbangun dari pengaruh obat bius.” Nyonya Jung hanya mengangguk, sedangkan Tuan Jung sudah menduga. Cukup senang, karena anak nya berani mengambil langkah besar.

Kedua pipi Jaemin memerah hingga telinga. Pemandangan itu tak luput dari tatapan Tuan Jung. “Sudahlah. Lihat, calon menantu mu memerah.” potong Tuan Jung saat sang istri terus menerus memberi pertanyaan.

Kini bukan hanya Jaemin, namun Jeno pun ikut memerah saat sang ayah mengatakan Jaemin calon menantu nya.

Nyonya Jung terkekeh geli melihat keduanya saling malu. “Mimi, mau ikut grandma ke salon. Tidak?” tatapan Jaejoong beralih, menatap Mimi yang berada di pangkuan Jaemin.

Mimi menggeleng. Ia sibuk dengan kancing kemeja Jaemin yang tengah ia mainkan sedari tadi. Jeno dan Tuan Jung kembali mengobrol tentang perusahaan. Sedangkan Jaemin hanya terdiam menatap Mimi yang beralih ke pangkuan Nyonya Jung.

“Kau yakin? Modal nya pasti tak main - main. Jika kamu gagal, maka perusahaan yang kamu punya bisa mengalami kerugian.” celetuk Tuan Jung. Jaemin dan Nyonya Jung hanya menyimak obrolan antara anak dan ayah tersebut.

Jeno mengangguk yakin. Kedua tangan nya sibuk memainkan jemari Jaemin yang berada di sebelah nya. Ia rasa tak ada salah nya jika membangun perusahaan di luar negeri selain Korea.

“Maka dari itu Jeno perlu berhati - hati untuk itu, Dad.” ucap Jeno.

“Jeno sudah mempertimbangkan nya. Hanya ada dua kemungkinan dan salah satu nya sangat penting. Jika gagal maka perusahaan yang selama ini Jeno bangun taruhan nya tetapi jika Jeno berhasil menaikkan nama perusahaan disana. Keuntungan nya tak main - main.” jelas Jeno. Yunho hanya mengangguk, lagipula ia harus percaya kepada Jeno.

Jeno berpikir beribu - ribu kali. Dan hanya ada 0,01% kegagalan dalam perhitungan Jeno.

Nyonya Jung menatap Jaemin lekat, “Jaemin, bisa tolong ikut saya sebentar? Ada hal penting yang harus saya katakan.” Jaemin mengangguk setuju. Ia melepaskan genggaman Jeno dan berjalan mengikuti Nyonya Jung.

Sedangkan Mimi, ia titipkan kepada Jeno. Tuan Jung hanya menatap lesu kearah sang istri. Semoga saja istri nya tak membicarakan tentang masalah kemarin. Ia lelah menuruti kemauan sang istri yang terlalu aneh.

Namun kini ia pasrah...

••••

Mark menatap jam yang melingkar di lengan kiri nya. Sudah sekitar dua puluh menit ia menunggu seseorang. Namun kekasih nya tak kunjung datang.

SOLITUDE [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang