FLASH Kamera menyala dalam hitungan detik. Jaemin memekik senang melihat hasil foto yang keluar dari mesin photo box. Lantas ia mengambil foto kedua nya berbentuk persegi panjang dengan empat foto yang terbentuk disana.
Jeno mengulas senyum kecil. Ia menatap Jaemin, “Ada lagi yang kamu inginkan??” Jaemin menggeleng. Ia rasa ini sudah cukup. Keduanya berjalan pergi dengan saling bergandengan tangan.
Sampai di basemant. Jeno meninggalkan Jaemin untuk mengambil mobil milik nya sedangkan Jaemin menunggu di seberang. Tak lama mobil Jeno datang, tanpa berlama - lama Jaemin menaiki mobil tersebut.
Jeno menambah kecepatan mobil setelah berada di jalan raya. Tujuan terakhir nya kini mengantar kan kekasih nya pulang. Lantunan musik clasic terdengar mengalun pelan; memenuhi setiap keheningan.
Langit terlihat mendung. Mungkin sebentar lagi akan turun hujan. Maka dari itu Jeno harus cepat untuk mengantarkan Jaemin pulang; sebelum hujan turun.
Namun tak lama ketenangan tersebut terganggu akibat nada dering ponsel milik Jeno. Ia mengangkat telepon tersebut dengan sebelah tangan nya yang terbebas dari menyetir.
Sedangkan Jaemin hanya terdiam, sesekali mendengarkan obrolan Jeno yang tak terlalu jelas. Karena panggilan itu tak di loudspeaker.
“Lebih cepat lebih baik. Adakan Meeting besok untuk membahas ini.” Jeno menutup panggilan sepihak, setelah nya ia kembali menaruh ponsel nya di samping kursi nya.
Keduanya telah sampai di depan apartemen Jaemin. “Tak mau mampir??” Jeno menggeleng. Jaemin masih tetap dalam posisi nya; tak beranjak sedikit pun.
Jeno menatap bingung, kekasih nya kini tengah menunduk dengan kedua tangan yang saling menggenggam. “Ada sesuatu yang mengganggu pikiran mu?” Jaemin menggeleng, bukan itu. Ia hanya malu untuk mengucapkan terima kasih.
“Tidak, eum.. Omong - omong hari ini–” Jaemin menjeda perkataan nya. Jeno mendekat kearah Jaemin.
“Terimakasihuntukkencannya!!”
“Hah??”
Jaemin menatap Jeno. “Ugh! Itu~ Lupakan saja!!” Jeno terkekeh kecil mendengar nada suara kekasih nya yang meninggi.
Tangan Jeno beralih mengelus lembut surai Jaemin. “Terima kasih kembali. Kekasih ku ini sungguh menggemaskan~” Jaemin bersemu. Sudah ia katakan jika dirinya belum terbiasa dengan kata - kata lembut yang di lontarkan oleh Jeno.
“Aku masuk dulu~” Jeno mengangguk, setelah nya Jaemin turun dari mobil Jeno dan berjalan pergi memasuki apartemen nya.
Dirasa Jaemin sudah sampai dengan selamat. Jeno melajukan mobil nya; pergi dari sana.
Disisi lain Jaemin tengah tersenyum malu mengingat perlakuan Jeno kepadanya hari ini. Dirinya bersandar di pintu masuk dengan kedua tangan yang sibuk membuka ikatan tali sepatu nya.
Jaemin berdiri, kembali melangkah kan kaki nya masuk ke dalam kamar milik nya. Ia bergegas membersihkan diri dan bersiap untuk tidur.
Mengecek ponsel nya sebentar, setelah nya ia mematikan lampu di samping ranjang nya. Hendak mengambil ancang - ancang untuk tidur namun terdengar bell pintu berbunyi. Jaemin mendengus kesal, siapa yang bertamu malam - malam seperti ini?!!
Tak mungkin kedua teman nya berkunjung; maksudnya. Haechan tengah menginap di rumah kekasih nya. Sedangkan Renjun sibuk dengan tugas kuliah nya. Mengingat jika pria mungil itu kini memasuki semester 5.
Jaemin bangkit dari tidur nya, ia berjalan menuju pintu utama. Jeno!? Kenapa kekasih nya ada disini? Setelah mengecek jika seseorang diluar sana bukan orang jahat. Jaemin dengan segera membuka pintu, terlihat kini Jeno dengan tubuh basah kuyup. Surai nya lepek karena terguyur air.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOLITUDE [Nomin]
FanfictionPernah mendengar kalimat ini? Sebelum terlahir ke dunia, kita mempunyai dua pilihan. Dilahirkan atau Tidak. Sama hal nya seperti Lee Jeno- Seorang lelaki tampan nan gagah. Ia di beri pilihan... Masa depan atau Masa lalu.. Mencintai atau Membenci.. M...