JENO Menyeringit heran. Saat membuka pintu hanya kegelapan yang menyambut nya. Apa kedua orang tuanya tidak di rumah? Tetapi biasanya para maid akan selalu menyalakan seluruh lampu di rumah nya sebelum kembali pulang.
"Halo! Ada orang?!" teriak Jeno sembari menyusuri dinding untuk mencari saklar lampu ruang tamu.
Ia menggerutu saat tak menemukan letak saklar tersebut. Menatap seluruh ruangan yang kini semakin gelap karena dirinya memasuki rumah semakin dalam. Hanya ada satu penerangan yaitu pintu yang terbuka menampakkan cahaya rembulan yang terang malam ini.
Tuk!
Jeno tersenyum bangga kala menemukan tata letak saklar lampu ruangan. Dengan cepat ia menekan sisi bawah saklar yang mengakibatkan lampu menyala terang.
"Selamat ulang tahun Jung Jeno!!" suara ricuh terdengar dari arah belakang Jeno. Ia berbalik, menatap seluruh ruangan yang dipenuhi oleh keluarga nya.
Jeno menatap tak percaya kearah Nyonya Jung yang kini berjalan kearah nya dengan kue sederhana di tangan nya. "Make a wish, sayang.." ucap Nyonya Jung saat berada di hadapan Jeno.
Jeno menutup kedua matanya, kedua tangan nya di genggam. Setelah mengucapkan apa yang ia inginkan. Jeno meniup lilin yang berada di tengah - tengah kue.
Nyonya Jung memeluk sang putra dengan tulus. Menggumamkan kata sayang beribu - ribu kali. Mengecup kening Jeno dengan lembut dan disusul oleh Tuan Jung yang menghampiri keduanya.
Melakukan hal yang sama seperti istri nya lakukan kepada sang putra. Tuan Jung menatap sang istri yang tengah terisak pelan di samping nya.
"Terima kasih untuk kejutan nya, Jeno bahkan tak ingat hari ini." seluruh keluarga mengucapkan selamat satu persatu.
"Selamat Jen. Kamu semakin tua.." goda Lia, sedangkan Jeno merengut kecil saat usia nya semakin bertambah.
Seluruh keluarga sibuk menikmati pesta sederhana itu. Jeno terduduk di sofa sendirian namun tak lama Nyonya Jung menghampiri nya.
Jeno mendongak saat sebuah kotak dengan pita diatas nya berada di pangkuan nya. Jaemin tersenyum manis kala mendapat tatapan bingung dari Jeno.
Tunggu! Jaemin tahu jika dirinya berulang tahun? Jeno menoleh kearah Nyonya Jung, sedangkan oknum yang ditatap hanya memberikan senyuman geli karena berhasil menjalankan kejahilan bersama kekasih anaknya.
Jeno mengerti. Ia menatap lucu kearah Jaemin yang kini terduduk di samping kanannya. "Kamu- jadi semua ini hanya rencana kejutan?!" Jaemin mengangguk.
"Termasuk dengan mencampakkan diriku?" Jaemin kembali mengangguk. "Wah!! Kau benar - benar.." lanjut Jeno.
"Maaf, Nyonya Jung merencanakan ini semua.. kamu marah? Oh, ayolah Jen." bujuk Jaemin dengan kekehan karena kekasih nya kini tengah berpura - pura marah.
Jaemin merogoh tas nya. "Kamu suka coklat.. Jadi aku membawa nya, Tada~" Jaemin membuka bungkus coklat bertabur kacang tersebut setelahnya memberikan potongan coklat kearah Jeno.
Yang mendapat respon berupa gigitan kecil. Jeno merampas coklat yang berada pada Jaemin. Ia tersenyum lucu sembari menatap Jaemin.
"Selamat bertambah tua, Jen." bisik Jaemin saat Jeno memeluk nya. Jeno melepaskan pelukan tersebut, kemudian menyentil dahi Jaemin pelan.
"Bagaimana kamu bisa kesini? Aku bahkan baru saja mengantar kan mu." tanya Jeno, ia semakin bingung saat Jaemin terlihat memanggil seseorang.
"Paman Jaehyun!!" seru Jeno saat mendapati paman nya yang tengah menghampiri keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOLITUDE [Nomin]
FanfictionPernah mendengar kalimat ini? Sebelum terlahir ke dunia, kita mempunyai dua pilihan. Dilahirkan atau Tidak. Sama hal nya seperti Lee Jeno- Seorang lelaki tampan nan gagah. Ia di beri pilihan... Masa depan atau Masa lalu.. Mencintai atau Membenci.. M...