Part 20

143 9 0
                                    

TEPUKAN di pundak nya mengalihkan atensi pria manis itu, tertegun saat sesosok pria tampan di hadapan nya tersenyum sinis. "Rupanya kalian mempunyai hubungan?" celetuk Jeno, Donghyuck menyeret kedua nya untuk masuk ke salah satu gudang.

ia tutup pintu rapat kemudian melangkah menuju Jeno berdiri, "Bagaimana bisa kau disini? lagipula ini bukan arah menuju kamar istirahat mu, Yang Mulia." Jeno terkekeh kecil, pandangan nya kembali mendatar. Melangkah pelan menyudutkan sosok pria manis di depannya.

"Aku mendengar semuanya, bahkan cumbuan mesra yang kau bubuhkan pada nya." Jeno berbisik, "Haruskah fakta ini tersebar atau tidak?" Donghyuck mendelik tak suka, ia tak berpikir bahwa Jeno akan selicik ini.

Menindas yang lemah, heh..

"Kau tak punya bukti." Jeno berdecak, "Siapa yang butuh bukti di saat rumor panas itu tersebar? Kau tau, para rakyat haus akan gosip.." pojok nya, tak ada celah. Donghyuck benar - benar di buat terdiam oleh nya.

"Apa mau mu!" final Donghyuck.

Bingo!

Jeno rasa pria manis di depannya paham apa maksud dirinya. "Batalkan perjodohan ini." Donghyuck menggeleng, ia tak bisa.

"Aku rasa, nasib kita tak jauh berbeda. Di jodohkan dengan orang yang bahkan tak kita inginkan, sangat memuakkan."

"Kenapa tidak kau saja yang membatalkan semua ini, aku tak bisa." celetuk Donghyuck, Jeno menggeleng. "Kau calon pemimpin, dirimu lebih berkuasa. Sedangkan aku? Hanya seorang pangeran yang bahkan harus mencari pendamping untuk menghidupiku." Donghyuck geram, kedua mata nya memanas mengingat betapa lemah nya dirinya, ia bahkan tak bisa melawan perintah sang ayahanda sedikit pun.

Donghyuck melangkah menuju Jeno, balik memojokkan dirinya hingga terkantuk sebuah meja di ujung ruangan. "Dengar, jika saja semudah itu, aku tak akan meminta bantuan mu." Donghyuck tertegun, meminta? bantuan?

"Kau? meminta bantuan ku? aku saja tidak becus mengurus kisah ku sendiri." kepala nya menjauh, Donghyuck terlalu dekat sehingga menyebabkan dirinya mundur terlalu jauh.

Klek!

Pintu gudang terbuka menampilkan seorang maid memasuki gudang dengan beberapa barang di tangannya. Keduanya menoleh, begitu pula sang maid. Ia tertegun menatap sepasang tunangan berada di dalam gudang dengan posisi ambigu (?)

"Maaf mengganggu kegiatan mu, Yang Mulia." sang maid itu kembali keluar, mengunci pintu lalu lari terbirit - birit dengan wajah memerah padam.

Jeno mendorong Donghyuck menjauh, keduanya berdehem canggung. "Pikirkan baik - baik, kau bisa mencari ku setelah menyetujui rencana untuk menggagalkan perjodohan ini." ucap Jeno setelah nya pergi keluar sembari merapihkan pakaian nya canggung.

••••

Hari pernikahan tiba, ya. Kalian tidak salah membaca, semua tindakan sudah dilakukan agar pernikahan ini bisa terhentikan, namun nihil..

Kedua mempelai kini tengah melaksanakan upacara adat yang sangat sakral, sedangkan dari arah selatan- seorang jenderal menatap sayu, "Cantik, kau selalu cantik, Hyuck.." lirih nya, ia tak kuat menyaksikan sang pemilik hati nya berada di altar pernikahan dengan pria lain.

Tibalah sesi dimana kedua mempelai harus meminum secangkir air suci yang dipercaya sebagai tanda kesucian. Donghyuck meminum terlebih dahulu lalu tibalah saat Jeno meminum bagian nya, saat ujung cangkir itu hampir mengenai bibir nya, seseorang merebut paksa.

"Jaemin??" gumam Jeno terkejut saat sosok pujaan hatinya muncul dihadapan semua orang.

"Berani sekali kau menggagalkan upacara pernikahan sang pangeran?! Pengawal, bawa pria kotor ini pergi." ucap salah satu Mentri disana.

Jaemin menggeleng, ia dengan gerakan cepat mengeluarkan bilah pisau bambu dari sakunya, "Berani mendekat, Pangeran Lee akan terbunuh!!" gertak Jaemin, ia berada dibelakang Donghyuck dengan posisi bilah pisau di leher sang Pangeran.

Minhyung geram, tak terima pujaan hatinya dalam bahaya. "Turunkan senjata kalian!" mutlak Minhyung menggelegar, pengawal dalam kendalinya.

"Apa mau mu?" tanya Minhyung. "Ganti air suci ini dengan yang lain, terdapat racun dalam minuman ini." kalimat yang terucap dari belah bibir Jaemin membuat seisi ruangan terkejut tak percaya.

"Kau bodoh?? Untuk mendapatkan air suci tersebut, butuh tujuh belas hari untuk melakukan ritual nya." balas Minhyung, Jaemin tahu. Tapi mau bagaimanapun air suci dalam genggaman Jaemin benar² memiliki racun.

Semua orang menatap tak percaya, ada yang melemparkan tatapan jijik seakan Jaemin memang berniat merusak pernikahan tersebut. Ia tak segila itu, ia memang mencintai Jeno, ia juga telah resmi menjadi tunangan Jeno beberapa bulan lalu namun takdir berkata lain.

Cangkir berisi air suci itu terlempar jauh, ralat. Air tersebut sudah ditenggak habis oleh Jaemin, pria manis itu ingin membuktikan jika yang ia katakan memang benar adanya.

Jeno menepis cangkir kosong tersebut, menarik Jaemin kepelukan nya sembari menepuk punggung Jaemin agak kencang saat melihat mulut pria manis itu mulai mengeluarkan darah segar.

Ricuh suasana mulai membara, Renjun- sang kakak mulai mendekati Jaemin, "Tuan, tolong selamatkan adik ku.." lirih Renjun dengan tabib yang mulai berdatangan, Jeno bergegas membawa Jaemin kedalam tempat peristirahatan nya sedangkan Donghyuck ditenangkan oleh Minhyung yang kini tengah memeluk; menenangkan.

••••

Hari - Hari berlalu, terhitung sudah lima hari sejak kejadian di altar, Jaemin masih enggan untuk membuka kedua mata indahnya, Jeno gusar, menunggu dan selalu menunggu di samping pria manis itu.

Bagaimana dengan pernikahan nya?? Dibatalkan total, Donghyuck kembali ke kerajaan nya. Minhyung beberapa kali kembali ke kerajaan Jung untuk memberikan beberapa ramuan yang Donghyuck buat untuk meringankan racun yang ada di dalam tubuh Jaemin.

"Kuharap kau terbangun cepat, lihat. Aku tak jadi menikah dengan pria lain, aku menepati janji, bukan??" lirih Jeno, salah. Bukan ia yang menepati janji namun Jaemin yang rela nama nya tercemar buruk untuk hidup sang kekasih.

Pintu utama terbuka dengan sesosok pria paruh baya melangkah angkuh memasuki ruangan, "Kita sudah menemukan dalang dibalik semua ini, namun ia tak mau mengaku siapa tuannya." ucap sang Raja, beberapa waktu lalu ada jejak darah yang tertinggal di bawah cangkir- diduga darah dari seorang tersangka.

Setelah berbincang sebentar, terdengar suara serak dari arah belakang Jeno. "Jeno.." panggil Jaemin dengan terbatuk - batuk, sang oknum menoleh terkejut, dengan cepat Jeno memberi sesendok ramuan yang Donghyuck beri dengan syarat saat Jaemin sadar, segera beri air tersebut.

"Kau sudah pulih? Syukurlah, setelah ini temui aku di ruang utama." ucap sang Raja, Jaemin hanya mengangguk patuh. Setelah itu tersisa Jeno dan Jaemin berada dalam satu ruangan.

"Aku tak bisa, Maafkan aku." lirih Jaemin tiba - tiba

"Aku tak mengerti.." ucap Jeno, apa Jaemin sedang melantur??

BERSAMBUNG

SOLITUDE [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang