KERUSAKAN Terjadi di ruangan kosong tersebut, hanya ada sesosok pria manis yang kini tengah mengacaukan seluruh ruangan, ia geram, rencana yang telah ia rancang selama beberapa bulan gagal total.
"Hyung.." panggil seseorang dari arah belakang, ia menoleh. "Kau-agh! Apa yang merasuki pikiran mu?!" amuk nya, ia menghampiri sang adik yang kini terdiam kaku mendengar cekaman menggelegar dari sang kakak.
"Selangkah, hanya selangkah lagi untuk membuat hidup Raja bodoh itu hancur!" kini piano di ruangan itu menjadi sasaran amarah nya. "Tidak dengan membunuh Jeno. Renjun Hyung, Ayah yang memulai konflik terlebih dahulu, ia yang membunuh Istri dari sang Raja- Jung Taeyong." jelas Jaemin. Namun Renjun menggeleng tak percaya.
"Apa yang Raja berikan untuk mu?? Uang? Emas? Sekotak perhiasan?!" satu - satu nya saudara kandung yang ia punya kini telah tercuci bersih, rupanya Raja iblis itu telah mencuci bersih otak adik nya.
Jaemin menggeleng, ia tak diberikan apapun oleh sang Raja- kecuali fakta tentang kejadian silam yang menimpa keluarganya dahulu.
••••
Flashback;
Bisikan para saksi pengadilan kini terdengar nyaring, rakyat - rakyat yang terpilih kini duduk melingkar di suatu ruangan sementara di tengah terlihat seorang pria manis tengah menunduk lesu..
Sang Raja- Nakamoto Yuta, terduduk angkuh dihadapannya namun tidak dengan tatapan nya; tatapan mata tajam nya kini terlihat kosong. Menatap sang permaisuri tercinta menjadi tersangka dalam kasus kali ini.
"Hormat Yang Mulia Raja, tuduhan tentang sang Ratu dinyatakan benar, pihak tabib kerajaan telah mencocokkan DNA Pangeran Renjun dan Pangeran Jaemin dengan pelaku yang mengaku sebagai ayah keduanya, terbukti jika DNA mereka cocok, Yang Mulia Raja.." sang permaisuri- Nakamoto Sicheng kini menggeleng cepat, ia menatap sayu kearah sang suami yang kini terduduk dihadapannya sebagai seorang Raja.
"Tidak! Itu salah, kumohon percayalah, mereka anak mu Yang Mulia!!" teriakan mengenaskan menggema di ruangan yang mendadak hening itu, sang permaisuri, ralat. Sicheng- salah satu permaisuri garis keturunan Tiongkok kini mendapat hukuman mati karena dianggap telah memanipulasi garis keturunan sang Raja. Sedangkan anak pertamanya; Renjun. Mendapatkan hukuman penjara seumur hidup, anak keduanya; Jaemin. Terpaksa diasingkan ke kerajaan tetangga.
Flashback End;
••••
Jaemin menggeleng, lagi dan lagi kenangan pahit itu kembali terkenang, namun kini Renjun- sang kakak bebas karena terbukti tidak bersalah.
Dan kini Renjun kembali untuk membalaskan dendam kematian sang Ibunda yang diduga karena ulah Jaehyun.
"Hyung, Yang Mulia Raja menceritakan semuanya kepadaku kemarin." ya, saat Jaemin sadar kemarin, di sore hari nya ia mendatangi kediaman sang Raja.
Jaehyun menyadari jika Jaemin bukan kalangan bangsawan saat itu namun ia bisa memasuki istana dengan mudah, setelah kejadian tersebut, ia tak sengaja melihat Renjun tengah keluar dari tempat istirahat sang Pangeran. Tak lama ia memerintahkan salah satu orang kepercayaan nya untuk menyelidiki siapa Renjun dan terungkap semuanya.
Saat Jaehyun memanggil Jaemin, ia menjelaskan semua kejadian kenapa ia membalaskan dendam seperti itu, itu karena Ayah Jaemin; membunuh Istri Jaehyun terlebih dahulu karena merasakan cintanya di tolak. Namun Rumor bahwa sang permaisuri Nakamoto berkhianat itu bukan darinya, ia hanya menyebarkan informasi jikalau Sang Raja Nakamoto tengah berselingkuh dengan salah satu dayang, namun entah mengapa Rumor itu berhasil hilang begitu saja dan tergantikan dengan Rumor lainnya.
Renjun tetap dengan pendiriannya, ia tak percaya dengan fakta yang selama ini orang diluar sana bicarakan. "Jaemin-aa, kau mungkin bisa mempercayainya karena mencintai anak nya, namun aku tidak. Mulai saat ini, jangan campuri urusan ku untuk membalaskan dendam kematian sang Ibunda." kecam Renjun, ia menunjuk tepat kearah dada sang adik.
Jaemin tersenyum lirih, "Selalu, aku akan selalu mencampuri dendam mu yang tak ada habisnya itu, aku akan selalu melindungi Jeno dan Yang Mulia Raja dari rasa haus mu akan dendam kematian mendiang Ibunda." jawab Jaemin telak, Renjun menatap tak percaya. Setelah nya ia melenggang pergi; meninggalkan Sang adik yang kini mulai membersihkan ruangan kacau tersebut.
"Aku juga akan selalu melindungi mu, Hyung.." Jaemin dan pikirannya.
••••
"Apa aku terlihat baik??" tanya Jeno yang kini tengah berkaca di cermin perak nya.
Sore ini Jaemin dan dirinya akan berkencan dengan bebas, tanpa beban yang memikul tanggung jawab Jeno karena berpangkat seorang Pangeran. "Jeno.." panggil seseorang yang kini tepat berada di samping nya, "OH! Hai, Jaemin?" oh lihatlah, kini ia persis seperti orang dungu dengan cinta pertama nya.
"Apa yang kau pakai??" tawa Jaemin pecah karena melihat Jeno dengan setelan jubah dari bulu serigala menjuntai panjang.
Jeno memerhatikan pakaian nya sendiri. Apa yang salah?? Dimana letak kesalahan dari pakaian nya??
Jaemin tersenyum geli, kedua tangannya dengan cekatan melepas jubah Jeno yang kini tersisa sepasang pakaian sederhana namun tampak memiliki kesan elegan tersendiri, "Begini lebih baik.." ucap Jaemin yang kini tersenyum sembari merapihkan Surai Jeno.
"Oh.. sepertinya aku jatuh cinta lagi denganmu." goda Jeno yang kini tersenyum konyol
Jaemin menepuk gemas, "Jadi? Mau berkencan?" Jeno mengangguk cepat, "Tentu saja, aku sudah menyiapkan semuanya dengan baik." sombong Jeno, ia merangkul pinggang ramping Jaemin dan keduanya berjalan memasuki salah satu tempat makan yang sudah Jeno siapkan.
"Apakah terlalu berlebihan??" tanya Jeno setelah keduanya duduk di tempat khusus yang telah Jeno pesan. Jaemin menggeleng; ini bahkan hampir memasuki sempurna.
"Tidak, ini lebih baik.." hanya ada mereka berdua.
"Kau tau, aku menemukan makanan Barat yang mungkin kau suka.." Jaemin menoleh, menatap beberapa dayang membuka hidangan.
"Choco Mint?! Darimana kau tau aku menyukai ini??" sorak Jaemin, Jeno menyeringit. "Kau bangsawan?? Ini hanya ada saat hidangan pembuka dalam acara dansa para bangsawan.." jelas Jeno, Jaemin hanya terkekeh kecil. "Seperti yang kau tahu, aku selalu mencicip sedikit hidangan jika sedang mengantar pesanan."
Jeno mengangguk mengerti, "Ayo buka mulutmu, ini enak." Jaemin memegang satu sendok penuh dengan cream Choco Mint.
Sedangkan Jeno tergagap dengan aksi Jaemin, ia tak sedang dalam kondisi salah tingkah. Namun dalam kondisi tertekan karena jujur saja ia membenci Choco Mint.
"Bagaimana?? Enak, kan??" Jeno mengangguk kaku saat dicerca pertanyaan tersebut.
"Bukankah Pangeran membenci Choco Mint??" bisik salah satu pengawal diluar sana yang mendengar percakapan antara pasangan yang tengah dimabuk cinta itu.
"Diamlah sebelum ada yang melaporkan dan berakhir mulut mu dijahit seribu benang." balas pengawal disampingnya.
"Pangeran dalam kondisi lemah, ya. Lemah cinta." lirih sang Jendral kepercayaan Jeno.
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
SOLITUDE [Nomin]
FanficPernah mendengar kalimat ini? Sebelum terlahir ke dunia, kita mempunyai dua pilihan. Dilahirkan atau Tidak. Sama hal nya seperti Lee Jeno- Seorang lelaki tampan nan gagah. Ia di beri pilihan... Masa depan atau Masa lalu.. Mencintai atau Membenci.. M...