Part 05

348 32 1
                                    

JAEMIN Menatap kesal kearah Jeno. Lelaki berhidung mancung itu berhasil mengganggu tidur nyenyak Jaemin hanya untuk mengajak nya bersepeda.

Matahari bahkan belum menampakkan diri, namun sosok bekantan di depan nya sungguh menyebalkan.

Kedua nya memutuskan untuk beristirahat sejenak. Menikmati sinar matahari pagi sangat baik untuk kesehatan maka dari itu Jeno mengajak Jaemin untuk bersepeda.

Jaemin seperti jarang berolahraga, dan benar saja. Terlihat oleh Jeno kini menampilan Jaemin yang jauh dari kata baik. Ia berkeringat dingin; hampir seluruh tubuh nya mengeluarkan keringat.

"Ini akibatnya jika dirimu tak pernah berolahraga. Tubuh mu berkeringat hebat, bahkan kita baru saja menempuh jarak 14 km." oceh Jeno, sedangkan Jaemin sibuk dengan Nasone; air segar langsung dari pegunungan yang terdapat di setiap pinggiran jalan kota Roma.

Jaemin mendelik kearah Jeno. "Apa?" tanya Jeno.

Sedikit ngeri karena tatapan Jaemin padanya seakan akan dirinya santapan lezat nya.

"Kau gila?! 14 km itu sudah sangat jauh!!" omel Jaemin, Boss nya ini seperti gila olahraga.

Pantas saja tubuh nya kekar berotot. Sangat menggoda- EH?!

"Aku ingin pulang.." lirih Jaemin yang terdengar seperti rengekan.

Jeno menatap iba, "Hah.. baiklah, ayo pulang.." menghelas nafas panjang untuk memberi keputusan.

Jaemin menatap binar Jeno. Akhirnya ia bisa melanjutkan mimpi indah yang sempat tertunda.

Kedua nya melajukan sepeda masing masing menuju hotel milik Jung's fams.

Setelah kejadian semalam, kedua nya menjadi dekat tanpa jarak. Jaemin bahkan tak memanggil Jeno dengan kata Tuan lagi. Namun itu berlaku jika hanya ada mereka berdua saja.

Jalanan menanjak berbanding terbalik saat keduanya pergi bersepeda. Kedua kaki Jaemin lelah mengayuh, lagi dan lagi ia meminta istirahat.

"Tunggu.. aku lelah." sepeda Jaemin tergeletak di pinggir jalan begitu saja. Ia terduduk di rerumputan hijau.

Jeno berdecak, jarak untuk sampai ke hotel tak lama lagi namun Jaemin terlalu banyak meminta istirahat.

"Naik."

"Hah? Apa maksud-"

Memutar bola matanya malas, "Berdiri di belakang ku."

Jaemin menatap sepeda nya yang tergeletak di samping dirinya. "Bagaimana dengan sepeda ku?"

Jeno terdiam tak menjawab. Mau tak mau Jaemin menaiki sepeda Jeno dan keduanya pergi dari sana meninggalkan sepeda Jaemin.

Jeno menghentikan kayuhan sepedanya kala melihat sesuatu yang menarik perhatian nya.

"Turunlah.." Jaemin mendengus, "Ada apa?" Jeno menarik lengan kanan Jaemin; memasuki toko.

Atensi Jaemin teralihkan saat melihat barang incarannya sedari bulan lalu. Saking terpana nya, ia melepaskan genggaman tangan Jeno.

"Kau suka?" tanya Jeno yang kini berdiri tepat di belakang nya.

Jaemin mengangguk, ia ingin membeli tetapi harga yang tertera di label kaus rajut tersebut mendadak membuat nya menciut.

Ia tak jadi membeli; terlalu mahal.

"Selera mu sangat buruk." ucap Jeno melihat kaus rajut yang kini Jaemin simpan kembali ke tempat semula.

SOLITUDE [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang