TERTEGUN Melihat pemandangan menyakitkan dihadapannya, "Anakku.." sang Raja berlari tergopoh - gopoh menghampiri Jeno yang tergeletak dengan Jaemin disampingnya; menatap kosong.
"Ayah.. tolong beritahu kepada Jaemin jika kau tak sejahat itu, kumohon.." lirih Jeno, tusukan bilah pisau pada perut nya sebanyak empat kali membuatnya lemas tak berdaya.
"Tidak, bukan itu. Bawa saja Jaemin pergi jauh dari sini, kau harus membebaskan nya untuk diriku." posisi Jeno yang terduduk membuatnya meringis berkali - kali lipat karena luka nya tertekan lebih dalam.
Jaehyun menatap nyalang kearah Jaemin yang kini tertunduk menangis, "Kau memang tak pantas untuk dicintai anakku." geram Jaehyun, Jaemin mendongak lantas pandangan nya kembali ke arah perut Jeno yang bercucuran darah akibat ulahnya.
"Jaemin pantas mendapatkan cintaku, Ayah.. ia pantas-agh! Sangat pantas, hanya saja aku yang terlalu bodoh memberikan seluruh cintaku padanya." tangan Jaemin ia raih, Jeno mencoba untuk menggapai pipi bulat Jaemin yang tengah basah karena air mata. "Jangan menangis.." lirih Jeno, ia mendekat kearah Jaemin, mengecup lembut kening sang kekasih hati, "Maafkan aku, karena tak bisa menyembuhkan dendam pribadi mu." bisik nya, "Jangan menyakiti ayah ku, kumohon.." bisik nya lagi setelah beberapa saat bernafas dengan sulit.
Sedangkan Jaehyun menunggu beberapa tabib yang sedang dalam perjalanan kemari bersama beberapa pasukannya. Renjun?? Ia terluka parah, telapak tangan nya tertusuk oleh bilah pisau yang ia gunakan untuk menyerang Jeno, sedangkan beberapa pengikutnya tewas mengenaskan karena keganasan sang Raja, mereka bukan lawan yang setara.
Tak lama para tabib mulai berdatangan, terpaksa melakukan pengobatan di ruangan itu juga. "Yang Mulia, kami pantas dihukum mati!!" kalimat itu menandakan jika putra semata wayangnya tak bisa terselamatkan.
Jaehyun meraung memeluk tubuh sang anak, rasanya sangat menyakitkan. Rasa kehilangan ini kembali terulang, deja vu yang sangat Jaehyun benci. Ia menatap Jaemin yang kini berjalan mendekat kearah tubuh tak bernyawa milik Jeno, sedangkan Renjun terkapar lemas di samping Jaemin.
"Maaf-Aku minta maaf, ayo kembali. Kau berjanji akan membawaku ke taman keluarga mu bersama anak - anak kita nanti.." Jaemin berucap lirih, "Ego mu sendiri yang telah membuat mu sengsara, jalan yang kau pilih telah menyesatkan mu, dendam mu-" Jaehyun terdiam sejenak, "- kau sendiri dibutakan oleh dendam, nyawa seseorang yang seharusnya tak kau usik, kau pantas mendapatkan karma untuk kehidupan berikutnya!!" hati Jaemin teriris melihat kedua tangannya berlumuran darah sang kekasih, lebih teriris lagi saat mendengar sumpah serapah sang Raja; calon mertuanya.
Jaehyun berdiri, ke- sepuluh jarinya merobek pelipis matanya sendiri lalu berucap. "Saya Jung Jaehyun garis keturunan dari Keluarga Jung bersumpah- di kehidupan berikutnya akan membalaskan dendam atas kebencian di dunia ini, saya bersumpah untuk menjadikan orang - orang yang terlibat menjadi satu keluarga untuk kematian yang lebih cepat!!" ucap Jaehyun menggelegar, "Aku akan membunuhmu, dengan tangan ku sendiri seperti kau membunuh anakku." lirih Jaehyun dengan kilatan nafsu akan dendam kematian.
Sumpah Kematian- tak seorang pun terhindar dari sumpah tersebut, dan kini semuanya jelas dalam ingatan Jaemin, ingatan mengapa ia selalu di terror oleh orang tak dikenal, itu semua karena- kesalahan di masa lalu...
••••
Alat bantu yang tertancap di tubuh Jaemin kini membuktikan bahwa pria manis itu tengah dalam keadaan; Koma. Haechan, Renjun, dan juga Jeno berada di dalam satu ruangan. Menatap sayu kepada Jaemin yang terbaring lemah akibat tabrakan beberapa Minggu yang lalu.
Pelaku nya adik Jaemin sendiri-Karina. Ia sudah berhasil masuk penjara karena kasus tabrak lari, sedangkan kasus kini telah ditutup. Awalnya pihak polisi mencurigai jika dia mempunyai Tuan dibalik semua ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOLITUDE [Nomin]
FanfictionPernah mendengar kalimat ini? Sebelum terlahir ke dunia, kita mempunyai dua pilihan. Dilahirkan atau Tidak. Sama hal nya seperti Lee Jeno- Seorang lelaki tampan nan gagah. Ia di beri pilihan... Masa depan atau Masa lalu.. Mencintai atau Membenci.. M...