Tolong untuk menjadi pembaca yang baik. Berikan Vote dan Komentar positif sebagai respon yang baik terhadap penulis.
Terimakasih.
ෆ╹ .̮ ╹ෆ
---o0o---
Part 2 : Sunshine in New Year
❝Terimakasih sudah selalu menjadi baik.❞ —Dari Dhika Untuk Senjani
---o0o---
Senjani's POV
BULAN Desember berakhir begitu saja, semua hal berakhir dengan tidak terlalu baik namun jauh lebih baik jika dibandingkan dengan tahun lalu.
Sejak hari perpisahan kedua orang tuaku tidak pernah lagi aku merayakan tahun baru seperti teman-teman sebayaku, sehingga malam tahun baru dua hari lalu hanya ku habiskan dengan berdiam diri di dalam kamar sambil mengetikkan sebuah kisah fiksi di atas keyboard laptop abu-abu pemberian Ayah.
Ajakan untuk keluar tahun baru dari Kirana, Kiki dan Gio semuanya berakhir dengan permintaan maaf. Beberapa kisah yang kutulis tidak pernah berdasarkan kisah nyata karena bagiku jika kisahku yang tertulis hanya akan ada air mata bagi pembaca.
Pagi di awal bulan Januari ini terasa berbeda karena tiba-tiba saja Kak Dhika membawa temannya datang untuk bermain dengan kedok mengerjakan tugas. Terdengar suara yang cukup bising dari dalam kamarnya apalagi kamarku dan Kak Dhika bersebelahan sehingga membuatku semakin malas untuk keluar kamar.
Usiaku dengan Kak Dhika terpaut cukup jauh —selisih tujuh tahun dan saat ini Kak Dhika sedang melanjutkan S2 nya sehingga sering pulang terlambat karena sibuk mengerjakan tugas akhirnya namun kali ini aku yakin kalau Kak Dhika tidak sedang mengerjakan tugas melainkan sibuk bermain game.
"Dek udah bangun belum?" Tanya Kak Dhika diselingi dengan ketukan pintu.
Kak Dhika berbicara dari balik pintu kamar yang sepertinya akan menawarkan sarapan karena setelah sholat subuh aku langsung izin tidur dan tidak masak untuk sarapan.
Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 10.15 pagi menjelang siang dan belum ada makanan yang masuk ke dalam perutku karena aku baru saja bangun satu jam yang lalu itupun karena kebisingan yang diciptakan oleh Kak Dhika dan teman-temannya.
Pagi ini entah kenapa aku merasa energiku telah tersedot sampai habis bahkan untuk bangun dari tempat tidur pun aku merasa malas tidak seperti biasanya.
"Udah bangun dari satu jam yang lalu, kenapa?" Sahutku dari dalam kamar.
"Sarapan dulu ini kakak bawain sandwich kesukaan kamu." Balas Kak Dhika dari luar.
Walaupun kami berdua adalah saudara kandung namun kami tetap membatasi diri dan tidak pernah masuk ke dalam kamar tanpa izin terlebih dahulu.
"Iya bentar gue mau cuci muka sama sikat gigi dulu." Setelah itu aku langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.
Niat awal yang hanya ingin cuci muka gagal dan malah berakhir dengan berendam di atas bathub selama satu jam. Setelah itu aku langsung turun kebawah untuk makan sarapan yang sudah disiapkan oleh Kak Dhika.
Cklek!
Baru saja membuka pintu kamar sudah disuguhi dengan suara gelak tawa dari teman Kak Dhika. Saat ini aku hanya mengenakan hoodie dengan celana gombrong dengan rambut yang tergerai asal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion Di Ujung Senja [COMPLETED!]
أدب المراهقينSenjani harus merasakan luka paling perih yang disebabkan oleh orang terdekatnya. Menjadi target bullying teman sekelasnya bahkan sudah menjadi sarapan sehari-hari. Hidupnya hancur sejak kedua orang tuanya memilih untuk berpisah, karena sebuah fakt...