20. Mati Rasa

110 15 1
                                    

Tolong untuk menjadi pembaca yang baik. Berikan Vote dan Komentar positif sebagai respon yang baik terhadap penulis.

Terimakasih.

ෆ╹ .̮ ╹ෆ

---o0o---

Part 20 : Mati Rasa

Tanpa sadar Aku mulai terbiasa dengan perasaan sakit hingga berakhir mati rasa. Dengan perlahan tapi pasti semua itu perlahan mulai menghancurkan ku, hingga seolah akan membunuhku.” Senjani

---o0o---

Senjani's POV

Satu Bulan kemudian..

Aku terbangun ketika tiba-tiba saja Aku merasakan mual yang begitu luar biasa, sepertinya gerd ku kambuh.

Sejak perlakuan Bima di pantai perut ku tidak bisa masuk makanan apapun selain air ataupun susu segar yang sering dibelikan oleh Kak Dhika.

"Kenapa takdir ku seperti ini? Kenapa lagi-lagi seolah Tuhan mempermainkan ku." Aku menatap langit-langit kamarku dengan tatapan kosong.

Rasanya sakit sekali, seolah ada yang meremat lambung ku dengan keras. Aku merasakan perasaan panas yang menjalar di dadaku, mulutku terasa begitu pahit.

Selain itu Aku merasakan pusing dan sakit sangat luar biasa memenuhi kepalaku.

Cklek!!

Aku membuka pintu kamarku, Aku butuh udara segar. Rasanya penat sekali berdiam diri di dalam kamar dengan pikiran yang terus berkecamuk memenuhi kepalaku tanpa akhir.

Sejak pulang dari villa Aku langsung tidur, rasanya lelah sekali. Setelah itupun Aku jarang keluar kamar, dengan alasan sedang tidak enak badan.

Sudah satu bulan berlalu namun Aku tidak memiliki mood yang baik untuk keluar Rumah.

Jangan tanya kemana Kirana, karena sejak acara Prom Night besoknya Kirana langsung berangkat ke Inggris untuk melanjutkan studinya.

Kenapa harus Inggris? Tentu saja karena kedua orang tuanya.

Selama sebulan penuh Aku hanya menghabiskan waktu ku di kamar, sesekali Aku hanya akan berdiam diri di halaman belakang dengan telinga yang disumpal menggunakan earphone.

Bahkan untuk makan pun akan diantarkan oleh Kak Dhika ketika Aku tidak juga keluar dari kamar apalagi Ayah saat itu sedang dinas di luar kota dan baru berangkat kemarin.

Walaupun menyebalkan Kak Dhika adalah Kakak yang sangat perhatian.

Setiap kali Kak Dhika ada di Rumah Aku akan bersikap seperti biasa, beruntungnya Kak Dhika hanya ada di Rumah ketika pagi dan malam hari karena mulai sibuk dengan kerjaannya.

Aku berusaha untuk memakan apapun yang memang telah disiapkan, namun semua makanan itu hanya akan berakhir dengan dimuntahkan kembali.

Aku berjalan menuju ke arah dapur dengan langkah gontai.

"Dek? Mau ngapain? Udah enakan badannya?" Tanya Kak Dhika yang tengah duduk di ruang tengah sambil memegang iPad ditangannya.

Dandelion Di Ujung Senja [COMPLETED!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang