Tolong untuk menjadi pembaca yang baik. Berikan Vote dan Komentar positif sebagai respon yang baik terhadap penulis.
Terimakasih.
ෆ╹ .̮ ╹ෆ
---o0o---
Part 14 : Gone
“Bukan Aku munafik tapi nyatanya sejak awal semua yang belum dimulai sudah berakhir.” —Senjani
---o0o---
Senjani's POV
AWAL bulan Juni 2018 tiba-tiba saja menjadi hari yang begitu menyakitkan. Kabar duka itu harus mengawali awal bulan yang seharusnya menjadi hari bahagia ku.
Setelah bertahun-tahun Aku tidak bertemu dengan Ibu hati ini tiba-tiba saja ada seseorang yang datang tanpa permisi memberitahukan kabar kalau Ibu saat ini sedang kritis karena mengandung di usia yang sudah tidak muda lagi.
"Mbak anak dari Bu Zetta kan?" Tanya seorang pria asing yang tiba-tiba saja datang menghampiriku di perpustakaan kota.
Niat awalku untuk mencari beberapa referensi untuk belajar masuk universitas tiba-tiba kacau.
"Bapak ini siapa? Kok tahu saya?" Tanya ku berusaha untuk tetap tenang, walaupun dalam hati Aku begitu kacau.
Aku hanya tidak ingin mengulang sesuatu yang sejak awal sudah salah. Kedatangan orang asing ini benar-benar mencurigakan, bukan terlalu parno tapi akhir-akhir ini banyak sekali pemberitaan mengenai penculikan di media.
"S-Saya supir pribadi nyonya, tadi waktu saya mau mengantar nyonya ke Rumah Sakit untuk control tiba-tiba saja nyonya pendarahan." Jawab pria tersebut dengan sedikit bergetar, mungkin karena takut.
Aku berpikir keras, otakku seperti sedang mencari cara agar Aku bisa bertemu dengan Ibu, walaupun Aku tentu saja belum siap. Rasanya sudah terlalu lama dan kenapa juga harus bertemu dengan cara seperti ini.
"Bapak tahu saya dari mana?"
"Sebelum Ibu tidak sadarkan diri Ibu sempat bilang ingin bertemu putrinya, 'tolong panggil Senjani putriku' begitu katanya sepertinya Ibu benar-benar merindukan mbak." Jelas pria itu masih dalam keadaan panik.
"Di Rumah Sakit mana? Nomor kamar berapa? Aku akan kesana bersama kakak saya." Balasku, saat ini perasaan ku benar-benar kacau.
Sejujurnya saat ini Aku belum siap bertemu dengan Ibu, terlebih setelah mendengar sebagian penjelasan dari pria asing yang tidak ku ketahui. Saat ini Aku hanya tidak ingin kembali mengulang masa-masa terendah ku.
"Di Rumah Sakit Aryasatya yang berada tidak jauh dari hotel x, kamar no. 279 di lantai tiga." Balas pria itu dengan cukup detail.
"Saya akan kesana nanti." Balasku singkat, saat ini Aku hanya ingin sendiri dan menenangkan pikiranku yang lagi-lagi harus dikacaukan oleh keadaan.
"Baik mbak saya permisi."
Aku hanya menganggukkan kepalaku, saat ini bibirku keluh dan mataku mulai kembali buram ketika tiba-tiba saja keluar embun bening di sudut mataku tanpa permisi.
Aku mengeluarkan benda pipih dari dalam tas ku dengan gemetar, sambil scroll layar ponsel ku dan mencari nama Kak Dhika, —saat ini Aku benar-benar membutuhkan Kakakku.
"Halo Dek kenapa? Mau dijemput sekarang?" Tanya Dhika dari sebrang.
Tadi pagi karena Kak Dhika lah yang mengantarkan ku ke perpustakaan kota dan tentu saja Kak Dhika akan berpikir Aku sudah selesai dan minta di jemput.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion Di Ujung Senja [COMPLETED!]
Teen FictionSenjani harus merasakan luka paling perih yang disebabkan oleh orang terdekatnya. Menjadi target bullying teman sekelasnya bahkan sudah menjadi sarapan sehari-hari. Hidupnya hancur sejak kedua orang tuanya memilih untuk berpisah, karena sebuah fakt...