Tolong untuk menjadi pembaca yang baik. Berikan Vote dan Komentar positif sebagai respon yang baik terhadap penulis.
Terimakasih.
ෆ╹ .̮ ╹ෆ
---o0o---
Part 6 : Memories
“Terimakasih telah menjadi bagian terindah dalam hidupku. Setiap kenangan itu pada akhirnya hanya akan menjadi sebuah kisah tanpa kasih.” —Senjani
---o0o---
Author's POV
MALAM saat kepulangan Ray terasa berbeda langit yang biasanya terlihat indah tiba-tiba saja terasa sepi. Angin berhembus begitu kencang, gemuruh petir terasa begitu menyakitkan, dadanya terasa sesak sekali setiap kali teringat moment-moment berharga dalam hidupnya.
Sejak berpisah dengan Ray pagi tadi dadanya terasa begitu sesak, sungguh begitu menyakitkan.
Walaupun Ray sudah menyakiti perasaannya namun hal itu tidak membuat Senjani membenci Ray.
Sungguh, pria bersurai legam itu telah mengikatnya. Ray sudah memberikannya banyak kenangan yang tak akan pernah bisa ia lupakan.
*Flashback on!*
4 Tahun lalu..
Awal Tahun 2014
Gadis bersurai cokelat kehitaman sedang asyik bermain di halaman rumahnya. Tangannya tengah asyik bermain dengan boneka Barbie pemberian dari Ayahnya.
"Kaaaak sini dulu dong, tolong fotoin aku sama Barbie Elisha dong." Pinta gadis bersurai cokelat kehitaman itu sambil tersenyum manis ketika melihat Kakak laki-lakinya yang sedang duduk di kursi taman.
Diusianya yang sudah menginjak usia hampir lima belas tahun namun dia masih begitu menyukai Barbie dan sebagainya seperti anak TK.
Senjani tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik dan begitu menggemaskan, bahkan sering kali membuat pipi gembul nya akan di cubit-cubit oleh teman-teman orang tuanya.
"Kamu ini udah SMP kelas delapan loh Dek tapi masih kaya anak TK." Omel Dhika yang kala itu sudah bersiap untuk mengambil potret sang adik.
Walaupun seringkali mengomeli adiknya namun Dhika sungguh tidak bisa menolak setiap keinginannya.
"Ih buruan Kak." Geram Senjani karena Dhika tak juga memotretnya.
"Sabar dong."
Ckrek..
"Lagi Kak ih masa sekali doang." Pinta Senjani sambil mengubah posisinya.
Sungguh hal inilah yang seringkali membuat Dhika malas memotret adiknya. Sungguh menyebalkan, dia aka terus minta di foto beberapa kali dan yang paling menyebalkan gadis itu hanya akan mengambil beberapa saja dan sisanya akan dihapus jika menurutnya kurang bagus.
"Ih Dek udah sepuluh loh ini." Jelas Dhika masih berusaha untuk sabar.
"Baru sepuluh loh, biasanya juga lebih dari dua puluh Kak."
"Yaudah buruan yah soalnya Kak Dhika masih harus ngerjain tugas kuliah loh."
Setelah mendengar penjelasan Dhika, mood Senjani untuk berfoto tiba-tiba hilang. Walaupun gadis cantik itu cukup menyebalkan namun dia juga tidak ingin mengganggu pekerjaan kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion Di Ujung Senja [COMPLETED!]
Teen FictionSenjani harus merasakan luka paling perih yang disebabkan oleh orang terdekatnya. Menjadi target bullying teman sekelasnya bahkan sudah menjadi sarapan sehari-hari. Hidupnya hancur sejak kedua orang tuanya memilih untuk berpisah, karena sebuah fakt...