13. Vacancy

196 58 93
                                    

Tolong untuk menjadi pembaca yang baik. Berikan Vote dan Komentar positif sebagai respon yang baik terhadap penulis.

Terimakasih.

ෆ╹ .̮ ╹ෆ

---o0o---

Part 13 : Vacancy

Tolong tetap menjadi sang Sirius jangan redup lagi, aku ingin Rumahku selalu utuh dan sempurna.” Senjani

---o0o---

Senjani's POV

HARI pertunangan ku dengan Bima tanpa terasa sudah didepan mata. Kurang lebih sekitar satu minggu lagi acara pertunangan itu aka diadakan di ballroom di salah satu hotel ternama yang berada di pusat kota.

Aku tidak mengerti kenapa harus di sana, sejujurnya Aku hanya menginginkan acara sederhana karena pada dasarnya pertunangan itu bukan pure keinginanku.

Tidak terasa sejak dua minggu terakhir Bima tidak lagi mengganggu ku. Obrolan mengenai ia yang katanya ingin mengajariku perihal apply beasiswa juga tidak pernah dibicarakan lagi.

Seolah ditelan bumi sosok menyebalkan itu tiba-tiba hilang tanpa jejak.

"Ternyata sama aja ya—" Aku tersenyum getir mengingat kalau pada akhirnya tidak ada yang benar-benar serius untuk menjalin hubungan denganku.

Sejujurnya Aku cukup merasa kehilangan, ntahlah, mungkin Bima mulai jenuh.

Perlahan tapi pasti sosok Bima mulai kurindukan. Sejak Bima tidak datang lagi Aku mulai merasakan kekosongan yang tidak seharusnya Aku rasakan.

"Lo mau enggak nerima perjodohan ini? Kalau Lo ikhlas, gue siap gantiin posisi Ray."

"Cantikan juga Lo."

"Yeuh sembarangan, Awas aja ya Lo kalau nanti kangen sama gue."

"Berisik deh, bukan muhrim HARAM."

"Sembarangan haram-haram emang gue babi."

"Jangan galak-galak nanti jodohnya gue."

Kepalaku seolah sedang memutar setiap kejadian ketika Aku sedang bersama dengan pria itu.

Tanpa kusadari ujung bibir ku sudah tertarik keatas sehingga membentuk sebuah senyuman tipis ketika mengingat sosok Bima.

"Dia lagi ngapain ya? Kok tumben enggak gangguin gue? Pada akhirnya dia sama aja kan kaya cowok lain? Hahahaha astaga apa yang Lo harapin si Senjani?" Racau ku seperti orang linglung.

"Dia udah mulai bosen kali ya, Astaga Senjani apa sih yang Lo harapin?" Gumam ku sambil memijat pelipis ku, entahlah tiba-tiba saja kepalaku terasa pening.

Bayang-bayang Bima muncul begitu saja di kepalaku tanpa permisi, bagaikan potongan-potongan puzzle perlahan tapi pasti seolah semua tentang Bima terus berputar-putar menjadi satu di kepalaku.

"Astaga Senjani! ngapain sih malah mikirin manusia itu sih, astaga mulai gila nih gue."

Sungguh kacau sekali perasaan ku pagi ini, jika tahu sejak awal akan seperti ini lebih baik Aku untuk tidak merespon Bima. Perasaan kehilangan seperti ini benar-benar begitu menggangguku.

Dandelion Di Ujung Senja [COMPLETED!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang