Tolong untuk menjadi pembaca yang baik. Berikan Vote dan Komentar positif sebagai respon yang baik terhadap penulis.
Terimakasih.
ෆ╹ .̮ ╹ෆ
---o0o---
Part 10 : Terikat
"Menikah di usia yang baru menginjak delapan belas tahun itu tidak termasuk dalam wishlist hidupku." —Senjani
---o0o---
Author's POV
Akhir bulan April 2018
HARI ujian pun telah tiba, tiga hari kemarin Senjani menghabiskan banyak waktunya untuk belajar. Sudah cukup Senjani larut dengan kesedihannya kemarin.
"Kok tiba-tiba rindu Kak Dina sama yang lain yah?" —Batin Senjani.
Senjani menatap layar ponselnya sambil tersenyum melihat beberapa potretnya dengan kakak-kakak relawan senior kemarin.
•
•Tanpa terasa ini adalah hari terakhir nya melaksanakan ujian setelah itu ia akan terbebas dengan segala kegiatannya di sekolah. Sesak sekali setiap kali ia memasuki gedung megah bernuansa cream ini.
Sekolah yang biasanya terasa begitu menyenangkan namun hal itu terasa sangat kontras dengan apa yang Senjani alami. Perasaan sesak setiap kali melihat kalimat-kalimat menyakitkan di papan tulis kelas membuatnya mual.
"Hey Put lagi ngapain? Bentar lagi bel masuk nih." Tanya Kirana yang tiba-tiba saja muncul dari arah lorong.
"Kok tumben Lo enggak telat?" Tanya Senjani setelah membersihkan jejak air matanya dengan cepat.
Kirana yang merasa kesal dengan ucapanku pun langsung menyentil dahi Senjani pelan, "Enak aja Lo sialan! Ya kali gue telat di hari sakral gue." Umpat Kirana sambil menggandeng tanganku.
"Habis ujian Lo mau kemana?" Tanya Kirana dengan tangannya yang fokus mengetikkan sesuatu di layar ponselnya.
"Awas nabrak ih bego banget deh." Kesal Senjani saat Kirana hampir menabrak Mading yang berada di ujung lorong menuju kelas ujian.
"Aelah ini Mading sejak kapan ada di sini?"
"Dari dulu anjir, udahlah sana masuk ke ruangan Lo." Setelah itu Senjani pun langsung masuk dalam kelas bertuliskan ruang 01.
Senjani dan Kirana memang satu kelas namun waktu ujian mereka berpisah karena dengan menggunakan sistem acak sesuai dengan nomor absen.
Setelah masuk ke dalam ruangan Senjani duduk ditempatnya dan langsung mengerjakan ujian terakhir yaitu Matematika. Senjani mengerjakan setiap soal dengan serius hingga tanpa sadar lima belas menit lagi waktu mengerjakan soal sudah selesai.
Tinggal dua nomor terakhir dan Senjani langsung mengerjakannya dalam waktu kurang dari tiga menit. Gadis berkuncir kuda itu pun mengecek setiap nomor terlebih dahulu dengan seksama setelah itu kembali tenggelam dalam pikirannya yang tiba-tiba saja terasa berat.
Seolah ada benang kusut di dalam kepalanya. Rasanya pening sekali, sungguh selain perasaan sesak yang sering dirasakannya tiba-tiba saja ia teringat dengan undangan berwarna putih dengan nuansa gold yang berada di meja ruang tengah pagi tadi membuat kepala gadis bersurai cokelat kehitaman itu seolah akan pecah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion Di Ujung Senja [COMPLETED!]
Novela JuvenilSenjani harus merasakan luka paling perih yang disebabkan oleh orang terdekatnya. Menjadi target bullying teman sekelasnya bahkan sudah menjadi sarapan sehari-hari. Hidupnya hancur sejak kedua orang tuanya memilih untuk berpisah, karena sebuah fakt...