04. Don't give up!

334 121 112
                                    

Tolong untuk menjadi pembaca yang baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tolong untuk menjadi pembaca yang baik. Berikan Vote dan Komentar positif sebagai respon yang baik terhadap penulis.

Terimakasih.

ෆ╹ .̮ ╹ෆ

---o0o---

Part 4 : Don't give up!

Sehancur apapun hidupmu jangan pernah menyalahi takdir dan menghentikan hidupmu secara paksa apalagi sampai menyalahi Tuhan untuk semuanya. Sebagai manusia kita tidak memiliki hak untuk mengubah takdir yang memang sudah di gariskan. —Dhika

---o0o---

Author's POV

SENIN diawal tahun 2018 gadis bersurai panjang itu sedang duduk ditepi pantai bersama dengan kakak laki-lakinya.

"Dek lo lagi ngapain?" Tanya Dhika ketika melihat Senjani yang sudah duduk ditepi pantai sejak setengah jam yang lalu.

Sementara gadis bersurai panjang itu diam saja tanpa memperdulikan Dhika yang sepertinya sudah mengkhawatirkannya. Senjani menydandarkan kepalanya di pundak sang kakak yang telah duduk di sampingnya.

"Gue capek banget, rasanya sesak seolah udah gada lagi pasokan udara yang bisa gue hirup."

Laki-laki bersurai cokelat itu menghela napas berat. Dhika merasa tercekat mendengar keluhan Senja. Dhika tahu betul sejak kejadian itu menimpa keluarganya makan sejak saat itu juga kehidupannya tidak lagi tenang.

"Gue tahu gue paham Senjani, maafin gue yang udah gagal jagain lo. Maaf sebagai Kakak gue gak becus."

Gadis bersurai cokelat kehitaman itu menggelengkan kepalanya dan menatap sendu wajah Dhika yang ia yakin bebab sang kakak itu jauh lebih berat.

"Kak Dhika enggak pernah gagal, gue aja yang lemah. Gue gagal jadi gadis tangguh seperti harapan kakek." Gadis itu tersenyum pahit ketika menyadari sehancur apa hidupnya saat ini.

"Kakek pasti bangga dong lihat cucunya udah bertahan sejauh ini, enggak semua orang bisa bertahan sejauh ini loh ketika berada di posisi kaya gini." Dhika menghela napas berat sambil memejamkan kedua matanya.

Angin berhembus cukup kencang menyentuh permukaan kulitnya, Dhika menikmati setiap terpaan angin yang mengenai wajahnya, walaupun akan berakhir masuk angin Dhika tidak peduli. Karena lebih tidak mungkin ia meninggalkan Senjani sendirian di pinggir pantai di sore menjelang malam seperti ini.

Sementara gadis bersurai panjang itu lagi-lagi diam, pikirannya entah kemana yang jelas ia tahu kalau saat ini dunianya sedang tidak baik-baik saja.

"Kak," Panggil Senjani.

Dandelion Di Ujung Senja [COMPLETED!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang