{bab : 14}

200 15 2
                                    

Happy reading
.
.
.

"Kita jadian yuk!" Ujar Neira lantang  menatap azester dengan pasti. padahal matanya masih sembab karna baru saja menangis.

Azester yang sedang menatap gadis mungil di depannya itu lantas menautkan alisnya "Atas dasar apa Lo ngajak gw jadian?"

"Karna gw suka sama kakak,"

Azester kembali menatap Neira sesaat. netra gadis itu masih sedikit sembab dan penuh dengan ambisi namun sayangnya Ia tau dia tidak benar-benar menyukainya.

"tatapan itu bukan karna suka, tapi lebih ke memaksa suka,"

"Kalo gitu, mulai sekarang gw berusaha beneran suka sama kakak," balas neira enteng.

Azester membuang nafas kasar, "suka itu bukan sesuatu yang semudah itu, cil. apalagi cinta,"

"Biar gw yang mudahin, kak. kalau ada yang mudah kenapa harus pilih yang susah?" jawabnya simple.

Azester terkekeh sinis."kita itu sepupu,"

"Sepupu angkat kalo Kakak lupa.  seharusnya itu bukan masalah kan?" peringat Neira lagi.

Azester kembali membuang nafas kasar dan memijit pelipisnya. beberapa waktu yang lalu gadis ini masih orang yang pendiam dan dingin.

Tapi kenapa dia tiba-tiba berubah menjadi gadis cerewet dan keras kepala?

Tangan azester terulur menyentuh kening Neira."Kayanya Lo lagi sakit deh,"

"Gw gak sakit kak. gw lagi serius,," Neira mendengus sebal. padahal ia mati-matian menahan imagenya yang cuek dan dingin itu untuk hal ini.

Tak!

"Aww!" Neira meringis pelan saat merasakan kepalanya di sentil.

"Sekolah dulu yang rajin, jangan pikirin pacaran Mulu!" Azester langsung berlalu meninggalkan Neira sendiri.

Pikirannya masih terpaku dengan kejadian beberapa waktu yang lalu saat ia mengungkapkan perasaannya pada Yasmine. perasaan kecewa saat tau Yasmine tak menerima pernyataannya dan tentang pertengkarannya dan gara.

"Kak, gw janji jadi pacar yang baik! terima gw ya!" ujar Neira yang tiba-tiba sudah ada di sampingnya.

"Diem Lo bocil!" Azester melanjutkan langkahnya dengan sedikit cepat sampai Neira kelelahan mengimbangi langkahnya.

"Kak, tungguin gw! cepet banget jalannya kaya kuda!" Neira berdumel pelan.

Neira masih setia mengikuti azester seperti anak ayam yang mengikuti induknya. ia tau, ini ide buruk untuk menjadikan Azester sebagai pacarnya. ini juga bukan hal mudah untuk bisa menaklukkan es kutub Utara yang  memasang tembok baja.

Tapi walau begitu, ia akan berusaha membuat azester bahagia dan melindunginya agar dia tidak lagi mati sia-sia.

Ini bukan akhir, tapi awal dari segalanya.

"Ngapain ngikutin gw?" tanya azester saat mendapati Neira berada di belakangnya. ia baru saja menaiki motornya dan ingin berlalu namun terhenti saat melihat sepupunya itu.

Neira nyengir kuda menampakkan deretan giginya yang rapi. "Nebeng sampai rumah ya?"

"Serah Lo, deh" balas Azester pasrah.

"Yes!" Neira yang bersorak ria langsung ikut menaiki motor azester dengan senyuman.

Motor itu pun melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan malam. tak ada lagi percakapan setelahnya. Neira kembali ke mode cuek dan jaimnya sedangkan azester sibuk dengan pikirannya sendiri.

Transmigrasi Or Not?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang