{bab : 18}

173 10 0
                                        

Happy reading
.
.
.

Di antara angan dan mimpi, Neira menyaksikan seorang gadis kecil yang berusia 8 tahun berlarian di taman bermain bersama teman-temannya.

"Hazel,," panggil seseorang tiba-tiba.

Gadis kecil itu menoleh lalu melambaikan tangannya dengan senyum cerianya pada bocah laki-laki yang mungkin berusia 10 tahun.

"Kak Ansel!"

Bocah laki-laki yang di panggil itu ikut tersenyum dan menghampiri gadis kecil yang bernama Hazel itu. sepertinya mereka kakak beradik.

"namanya mirip Si Hazel temannya kak Azes," gumamnya.

Gadis kecil itu tiba-tiba berlari kearahnya dan meninggalkan kakaknya di sana.

"Halo, kakak cantik," sapa gadis kecil itu ramah penuh senyum.

"Hai, juga,," Neira ikut tersenyum dan berjongkok, mensejajarkan diri dengan gadis kecil itu.

"Kita ketemu lagi," ujar gadis kecil bernetra abu-abu itu tiba-tiba. masih tersenyum.

Neira mengernyit heran, "emangnya kita pernah ketemu?"

Hazel kecil memberi kode untuk mendekat padanya.

"Ini salah satu masa lalu gw," bisiknya pelan lalu kembali tersenyum.

"Hazel, ayo pulang!" Panggil bocah laki-laki yang bernama Ansel itu.

"Aku pergi dulu ya, kak,"

Gadis kecil itu lalu pergi meninggalkannya setelah melambai singkat kearahnya dan tersenyum tipis.

Ah, kalau di pikir-pikir lagi, gadis itu sangat mirip dengannya ketika ia berumur 10 tahun. saat dimana ia tak tau apa-apa dan tak ingat apapun.

Apa itu masalalunya, ah bukan, masalalu pemilik asli tubuh ini?

Tapi kenapa namanya Hazel?

Apa itu nama asli pemilik tubuh ini?

Dan kenapa bocah laki-laki itu terlihat familiar baginya?

"Nei, Neira! bangun!"

Neira terbangun dan mengucek matanya pelan.

"Hm? kenapa kak?" Tanyanya saat mendapati Zestia yang membangunkannya. terdengar juga suara kegaduhan di depannya.

Beberapa perawat dan dokter tampak sedang mengelilingi Azester dan seperti bertindak sesuatu. Ada alat kejut listrik juga di sana.

"Kita keluar dulu, ya?"

Tanpa mengerti apapun Neira keluar dari ruangan itu. Zestia juga terlihat sangat gundah. orang tua Zester dan Zestia juga terlihat cemas dan tampak sudah menunggu di luar ruangan, begitu juga dengan para member gemstone Geng.

"Kak, kak Azes kenapa?"

Mata Zestia terlihat begitu sembab dan langsung memeluk gadis mungil itu.

"Kak Azes,,, kata dokter,, jantung kak Azes berhenti berdetak,,,"

DEGH!

Tangis Zestia langsung pecah. tak pernah sekalipun neira melihat sepupunya ini menangis terisak-isak sampai begini.

Sedangkan ia sendiri masih berusaha berdiri kokoh di tempatnya.

Tidak, Zester pasti akan bertahan. dia tak mungkin berakhir lagi seperti sebelumnya.

Alat kejut listrik itu diletakkan di dada Azester berulang kali dan dada cowok itu bergerak mengikutinya.

Semuanya bungkam. nafas mereka seolah berhenti berdetak. doa-doa selalu di panjatkan kepada yang maha kuasa. berharap masih ada kesempatan hidup untuk Azester.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 09, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Transmigrasi Or Not?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang