9. Party-party, ya!

6 3 0
                                    

~o0o~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~o0o~

𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰

~o0o~

Keramaian ini membuat Gisea senang. Sudah banyak tamu undangan yang datang ke acara ini. Gadis itu duduk di atas batang kayu yang tergeletak di atas pasir. Ia memejamkan mata menghayati suara deru ombak menabrak karang.

Keluarga Jason sedang sibuk melayani tamu undangan yang terus berdatangan. Ia tak mau menganggu, makanya ia ada di sini.

Jonathan dan Darcia, kedua pasang suami istri itu nampak gagah serta cantik. Jonathan yang menggunakan suit berwarna biru tampak serasi dengan Darcia yang menggunakan gaun berwarna biru-putih.

Apakah ada yang sama seperti Gisea? Ia akan ikut bahagia jika orang di sekitarnya sedang merasakan kebahagiaan.

Gisea berjongkok, mengambil seekor penyu yang hendak berjalan menjauhinya. Untungnya tangan gadis itu gesit. Ia menangkap penyu itu. Namun, gerakan penyu itu sangat lambat tak seperti penyu lainnya. Ada serpihan kayu yang menancap di kaki penyu itu.

"Hai, kecil! Dari mana luka ini?" Gadis itu mengelus kaki penyu dengan lembut. Ia sesekali meringis.

"Pasti ini sakit."

"Aku akan melepaskan ini dengan perlahan, baik?"

Dirasa penyu itu mengizinkan Gisea untuk menarik serpihan kayu, ia langsung menariknya.

"Aku akan bantu menyembuhkanmu." Gisea memeriksa keadaan sekitarnya.

Gadis itu menoleh ke kanan dan ke kiri. Para tamu undangan sudah duduk di bangku mereka. Tidak ada orang yang tertuju pada Gisea.

Penyu itu berterima kasih kepada Gisea dengan suara lucunya. Gisea tau bagaimana cara berkomunikasi dengan makhluk hidup laut lainnya. Gisea membantu penyu itu agar cepat mencapai lautan. Hanya saja, ia masih ragu untuk mendekati air laut.

"Gisea!"

Gadis itu berbalik badan, menangkap seorang perempuan sedang memanggil dirinya.

"Acara akan segera di mulai. Kemarilah!"

Gadis itu mengangguk. Tak ingin pikir panjang lagi, gadis itu tanpa rasa takut mendekat ke laut dan melepaskan penyu itu.

"Aku datang, bibi!"

🐋

Perutnya terasa sangat kenyang. Gisea puas sekali makan di sini. Entah sudah berapa banyak makanan yang masuk ke dalam lambungnya.

Ketika berada di lautan, Gisea hanya makan makanan yang itu-itu saja. Kalau bukan rumput laut ya kerang-kerangan. Pasukan duyung melarang keras untuk memakan ikan, gurita, dan lain-lain sebagai santapan. Karena ikan, gurita dan lain-lain sudah di anggap sebagai saudara mereka sendiri. Sudah ada ketentuan apa yang mereka boleh makan dan apa yang tidak boleh mereka makan.

Saat di daratan, banyak sekali makanan yang bisa Gisea makan. Seperti daging ayam, daging sapi dan olahan lainnya. Satu hal yang sangat Gisea sukai adalah, gadis itu sangat suka makan makanan yang manis.

"Apakah aku akan punya keponakan sebentar lagi?" Tak tahu muncul dari mana, kepala Jason tiba-tiba berada di samping telinga Gisea.

"Keponakan?" tanya Gisea bingung.

"Aku melihatmu sedari tadi terus mengelus perutmu," goda Jason.

"Ya! Kau gila?! Sembarangan kalau berbicara." Gisea memukul pundak Jason dengan keras.

Sang empuh mengaduh kesakitan. Rasakan! Gisea tidak perduli akan rasa sakit yang ia berikan. Salah sendiri mengucapkan kalimat yang sama sekali tidak berbobot. Apa-apaan? Gisea hamil maksudnya? Iya?! Gila!

"Aku bercanda. Kau tidak perlu memukulku sekeras ini," rengek Jason kesakitan.

Gisea memanyunkan bibirnya. "Aku kenyang karena itu mengelus perutku. Bukan berarti aku hamil!"

"Sudah selesai bermainnya?" Darcia datang menghampiri Jason dan Gisea.

Gisea tersenyum. Ia memeluk Darcia. "Selamat atas satu tahun pernikahanmu, Darcia."

"Kau ini, aku jadi malu," ucap Darcia membalas pelukan Gisea.

Tak berselang lama, sang suami juga menghampiri mereka. Ia merasa tak enak karena sedari tadi ia dan Darcia sibuk menerima tamu sampai melupakan Gisea.

"Bagaimana, Sea? Apakah makanannya enak?"

"Tentu. Terimakasih sudah mengundangku," ucap Gisea.

Jonathan merangkul istrinya. Lalu, ia mengajak Jason dan Gisea untuk berfoto sebentar. "Ayo kesana, kita berempat tak punya foto bersama."

Gisea mengikuti arah jari Jonathan menunjuk.

Gisea mengikuti arah jari Jonathan menunjuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sangat cantik. Amat sangat.

Jujur saja, lama kelamaan berada di sini malah membuat Gisea ingin melangsungkan acara pernikahan. Kenapa sebuah pesta dapat di rancang seindah dan secantik ini?

Astaga, Gisea. Ini bukan waktunya untuk punya pikiran menuju ke sana. Jangankan untuk melangsungkan pernikahan, memangnya calonnya sudah ada? Gisea harus menelan mentah-mentah kenyataan itu. Jangan lupakan, masih ada Jason yang berdiri di sampingmu.

Mereka berempat berjalan bersama. Mereka semua bersiap mengambil posisi sesuai arahan fotografer yang memandu mereka.

"Jonathan dan Darcia berdiri di tengah."

Mereka menurut. Gisea berdiri di samping kiri Jonathan dan Jason berdiri di samping kanan Darcia. Mereka bingung akan bergaya dengan pose apa. Diam mematung dan mata terfokus pada kamera? Ah, jaman sudah berkembang sekarang.

Baiklah. Untuk foto pertama mereka akan bergaya pose formal.

"Siap? Satu, dua, tiga!"

"Lagi."

Kali ini mereka bergaya dengan pose muka jelek.

"Siap? Satu, dua, tiga!"

Yang terakhir, mereka akan bergaya dengan pose andalan masing-masing.

"Siap? Satu, dua, tiga!"

Cekrek!

"Aaaa!!! "

"Gisea!"

Tbc

21 November 2022

UNDER COVER GISEA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang