16. Masalah

3 2 0
                                    

~o0o~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~o0o~

𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰

~o0o~

Ini sudah hari ke 3 Jason tidak mengabari Gisea. Biasanya laki-laki itu selalu menelpon,  setidaknya 2 kali dalam sehari. Gisea tidak tahu dimana Jason. Gisea terlalu sibuk mengurusi masalahnya dengan Ryuku.

Untuk sementara, Ryuku diizinkan tinggal di rumah Gisea. Laki-laki itu tidak tahu kemana ia harus berteduh. Ia tidak memiliki kenalan di daratan. Kalaupun ia kembali ke lautan, ia tidak yakin rumahnya sedang baik-baik saja.

Laki-laki yang sedang berendam di dalam bak mandi itu memejamkan mata. Sejak kemarin, Ryuku sudah lapar. Ditambah lagi tubuhnya terasa panas dan kering karena belum menyentuh air lautan.

Ryuku memainkan ekornya di dalam bak. Ekor itu tampak cantik dengan berwarna biru gelap dan sedikit campuran warna zamrud di siripnya.

Pintu kamar mandi berbunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pintu kamar mandi berbunyi. Itu Gisea yang sedang mengetuk pintu.

"Ryuku, aku sudah belikan ikan mentah. Aku letakan di atas meja!" teriak Gisea dengan penuh penekanan.

Ryuku itu banyak maunya. Kemarin Gisea sudah memasakkan banyak makanan. Saat semua orang sudah siap untuk makan, Ryuku malah pergi karena ia tidak suka makan makanan manusia. Ryuku lebih suka ikan dan sesuatu yang masih segar. Demi laki-laki itu, Gisea terpaksa pergi kepasar dan melihat banyak saudaranya yang sudah tak bernyawa di sana.

"Terimakasih, Sea! Maaf merepotkanmu," jawab Ryuku dari dalam kamar mandi.

"Aku akan pergi, jaga ayahku dan Adrian," pamit Gisea.

"Kemana?"

Dua orang itu bersahut-sahutan di depan pintu kamar mandi.

"Mencari masalah."

Ini telinga Ryuku yang bermasalah atau bagaimana? "Hah?"

"Mencari Jason," ucap gisea. Lalu gadis itu bersiap dan meninggalkan rumah.

🐋

Gisea mengendarai mobil menuju mansion Jason. Laki-laki itu selalu saja berhasil membuat Gisea khawatir tak karuan begini. Gisea sudah mengirim pesan, namun tak ada balasan. Gisea juga mencoba menelpon  laki-laki itu, tapi sepertinya handphone Jason mati.

Mobil Gisea berhenti tepat di depan gerbang berwarna coral. Seorang satpam pria menyapa Gisea dan membukakan pintu gerbang untuknya.

"Nona Gisea mencari tuan muda?"

Gisea mengangguk ramah. "Iya, pak. Apa Jason ada di dalam?"

"Ada, Nona. Silahkan masuk."

Setelah mengucapkan rasa terimakasih, Gisea menutup kaca mobilnya. Ia lanjut mengendarai mobilnya menuju garasi mobil Jason.

Mansion milik keluarga Jason terlalu luas. Kalian harus berjalan 30 meter dari gerbang utama. Ayah Jason merupakan salah satu pengusaha ternama di Australia. Ibunya juga seorang desainer yang cukup terkenal. Gisea juga heran kenapa ia bisa berteman dengan seseorang yang lebih di tinggi di atasnya.

Gisea memakirkan mobilnya. Ia mematikan mesin dan mencabut kunci. Sesudahnya, ia menarik handphone dari dalam tas. Ia mencari kontak Jason.

Masih sama. Nomor yang di tuju sedang tidak aktif. Lihat saja kalau Gisea sudah bertemu dengan laki-laki itu.

Seorang maid melihat Gisea yang memasang raut kesal. Gadis itu terus mengotak-atik handphonenya. Maid dan para pekerja di mansion ini sudah mengenali Gisea. Jadi mereka tidak asing dengan gadis itu.

"Nona?" panggil maid bernama Rosa itu.

Gisea menoleh. "Hai, Rose!"

Rosa tertawa kecil. Gisea masih saja salah dengan namanya. Sudah berulang kali ia katakan bahwa namanya bukan 'Rose' melainkan 'Rosa'.

"Apakah nona ingin bertemu Tuan muda? Biarkan saya mengantarkan nona."

Gisea dengan senang hati menerima tawaran itu. Gadis itu tidak berani langsung masuk ke dalam mansion yang bukan miliknya. Walaupun Jason dan keluarganya sudah memberitahu Gisea agar datang dan masuk sesukanya.

Mereka berdua menaiki tangga. Kamar Jason terletak di lantai dua. Jonathan dan Darcia ada di sini. Mereka berdua ingin pindah dari mansion dan menghuni rumah baru. Namun mansion itu sangat besar, sayang sekali jika Jonathan dan Darcia harus pergi.

"Tuan muda ada di dalam, nona. Aku akan meninggalkanmu di sini, apa tidak apa-apa?" tanya Rosa.

"Tidak apa-apa, Rose. Terimakasih sudah mengantarku."

Rosa tersenyum. Ia pamit untuk turun kebawah dan melanjutkan pekerjaannya.

Gisea mengetuk pintu. "Jason, ini aku."

Sekitar 5 kali Gisea mengetuk pintu, tapi pintu tak kunjung di buka. Gisea pikir laki-laki itu merajuk karena kedatangan Ryuku. Gisea memutar handle pintu. Pintu terbuka. Ia di sungguhi pandangan seorang laki-laki yang sedang menangis sesegukan.

"Ya! Ada apa denganmu!" Gisea langsung duduk di tepi kasur. Ia menangkup wajah Jason yang memerah.

Bukannya menjawab, laki-laki itu tambah menangis dengan keras. Gisea jadi kebingungan. Gadis itu menarik beberapa lembar tisu di atas nakas. Ia mengelap air mata Jason.

"Kenapa? Ada apa? Jangan diam seperti ini. Cerita padaku," desak Gisea panik.

"Pearl mati, Sea," adu laki-laki itu di pelukan Gisea.

Tbc

27 November 2022

UNDER COVER GISEA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang