~o0o~
𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰
~o0o~
"Kau tidak dingin, Sea?" tanya Ryuku. Gadis itu hanya mengenakan celana pendek dan hodie yang kebesaran di tubuhnya.
"Tidak."
Ada benarnya juga. Untuk apa Gisea kedinginan? Gadis itu pernah di hidup di lautan yang suhu airnya selalu berubah-ubah.
Namun berbeda dengan siren, walaupun mereka hidup di dalam lautan, tubuh mereka akan sangat sensitif dengan cuaca di daratan. Lihatlah, Ryuku menggunakan celana training panjang dan hodie tebal.
"Lama-lama tubuhku bisa membeku."
Membulatkan tekad itu, bukanlah suatu hal yang mudah. Sudah berhari-hari Gisea bepikir dan gadis itu akhirnya memutuskan untuk memberanikan diri.
Gisea menatap teduh lautan di depannya. Gisea dan Ryuku berjalan-jalan di tepi pantai. Tidak lama lagi mungkin ia tidak bisa melihat ini.
Tak terhitung berapa kali Gisea sudah membohongi Jason. Beberapa jam yang lalu, gadis itu terpaksa berbohong. Gisea tidak memiliki penyakit. Tubuhnya sehat. Gadis itu selalu makan makanan yang bernutrisi, berkarbohidrat, serat dan protein. Makan makanan instant ia sangat jarang. Itupun kalau Gisea benar-benar menginginkannya, barulah ia makan. Jadi tidak ada alasan gadis itu mengalami usus buntu.
Mereka berdua berhenti di barisan perahu yang sedang di ikat di sebuah kayu besar. Perahu itu sangat cantik. Banyak lampu gantung yang menghiasi perahu itu. Gisea naik terlebih dahulu. Ia mengulurkan tangannya untuk membantu Ryuku ikut naik ke atas.
Perahu ini dan beberapa perahu lainnya memang sengaja tidak di gunakan nelayan. Perahu dijadikan sebagai objek wisata supaya turis pendatang bisa berfoto di sana.
"Kau berat!" Urat-urat leher Gisea muncul. Gadis itu berusaha menarik Ryuku yang tubuhnya memang lebih besar dari Gisea.
Ryuku melirik Gisea. "Sudah tahu berat, kenapa masih membantuku?"
"Wah," ucap Gisea seraya menghembuskan nafas panjang.
Malam ini, laut cukup tenang. Suasana pantai juga ramai oleh pengunjung dan ada beberapa acara yang digelar. Ada band yang sedang tampil juga di sana.
Gisea membuka handphone. Ia memotret lautan dan mengetik sesuatu. Lalu, gadis itu kembali memasukan handphonenya kedalam kantung.
"Aku bisa pergi sendiri," ujar Ryuku.
Gisea menggeleng mantap. "Aku membantu kau untuk mencari ayahmu. Setelah itu, kita akan berpisah dan aku akan mengambil kembali apa yang menjadi miliku."
Ryuku mengerutkan alis. Laki-laki itu sediki5 aneh dengan perkataan Gisea. "Aku tidak mengerti."
"Apakah ini akan baik-baik saja? Kita belum membicarakan ini pada ayahmu dan Adrian," lanjutnya.
Gisea dan Ryuku membuat kesepakatan. Ryuku ingin pulang ke lautan dan mencari ayahnya. Gisea sangat keras kepala memaksa Ryuku untuk membawanya ikut ke lautan. Awalnya Ryuku menolak, pasti itu akan sangat berbahaya. Tapi Gisea terus-terusan mendesaknya dengan alasan ingin memastikan keadaan lautan dan para duyung, serta membantu Ryuku mencari Mahen. Hanya itu, Ryuku akan mengizinkanya.
"Tidak perlu, ayah pasti melarangku jika tahu."
"Seandainya terjadi sesuatu padamu, Ayahmu bisa membunuh aku, Sea," ucap Ryuku khawatir.
"Aku yang bertanggung jawab. Ini atas kehendakku sendiri."
🐋
Disaat semua orang baru bangun tidur dan bersiap untuk sarapan, Gisea malah bergoyang gembira. Ia mengibaskan 4 lembar tiket pesawat di depan Orton.
Orton yang bingung kenapa anaknya menari dengan gerakan yang tak jelas. Apalagi gadis itu tersenyum-senyum misterius padanya.
"Apakah dia meminum sesuatu?" bisik Orton di telinga Ryuku.
Ryuku tertawa. Suasana menjadi hening. Baru kali ini laki-laki itu mengeluarkan tawanya. Sedari Gisea bertemu Ryuku, wajah laki-laki itu sangat tegas. Tak ada senyuman sedikitpun di bibirnya. Wajar saja mereka semua terkejut dengan tawa Ryuku. Ryuku berdeham. Ia bersikap normal kembali seperti biasa.
"Ini untuk Ayah." Gisea memberi Orton selembar tiket.
Begitu juga dengan Adrian dan Ryuku. "Ini untuk kalian berdua."
"Ini untukku!" pekik gadis itu gembira.
"Kau yakin dia tidak meminum sesuatu?" bisik Orton lagi.
Ryuku menggeleng. Ia ingat semalam mereka berdua hanya makan kerang di atas peragu. Air yang mereka minum, air mineral biasa. Tidak ada yang salah atau mencurigakan.
"Tebak kita mau kemana?" tanya Gisea ceria.
"Eropa!" jawabnya sendiri.
Orton dan Adrian langsung mengecek tiket pesawat yang di beri Gisea. Benar saja, mereka akan pergi ke Swedia besok pagi. Ryuku sudah tau rencana Gisea. Jadi dia mengikuti drama apa yang dibuat oleh gadis itu.
"Kita berenang, Sea?" tanya Orton.
Pria itu belum berani menyentuh lautan lagi. Itu sama saja ia membasahi luka yang masih basah. Ia takut Bedra dan Gisea akan bertemu kembali. Biarkan ia teledor sebagai seorang Raja. Lagipula, ada Bedra yang memimpin sekarang. Tetapi ia masih cemas dengan kondisi lautan. Mengingat cerita Ryuku bahwa pasukan duyung menyerang pasukan siren.
"Tidak, ayah. Kita naik pesawat, kau belum pernah mencobanya, bukan?"
Tbc
28 November 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDER COVER GISEA (END)
FantasiaGisea selalu berusaha untuk tidak melihat kebelakang. Ia menutup mata, menutup telinga dan menutup mulutnya. Seolah tak terjadi apa-apa. Ia hidup normal seperti manusia pada umumnya. Seperti bersekolah, menghabiskan waktu bersama teman dan juga mela...