Jangan lupa vote dan komen!
Selamat membaca! 💙
—— ♥ ——
Mateo menatap kagum Chella, seorang Chellsena di sia-sia ‘kan? Memang gila Aidan. Padahal, Mateo yang baru kali ini mengobrol panjang saja sudah di buat nyaman. Entah, Mateo juga tidak tahu kenapa.
"Lo kalo ada apa-apa cerita ke gue gapapa ko! Kita saling curhat, walaupun baru kenal." ujar Chella. Chella berharap, Mateo mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Karena, jika misi ini gagal, Chella tak tau bisa pulang ke rumah atau tidak.
Mateo mengangguk seraya tersenyum, senyumnya itu mampu membuat Chella terkagum, ciptaan tangan author memang tidak main-main. Tidak ada yang gagal, apa lagi Chellsena, meskipun antagonis, wajahnya sangat cantik, tak di beri kecacatan. Paling, hanya sikapnya yang minus. Ya, namanya juga antagonis ‘kan?
"Makasi ya, udah dengerin keluh-kesah gue." ucap Chella. Sebenarnya bukan keluh-kesah, lebih tepatnya motivasi untuk Mateo. Tapi, tidak mungkin ‘kan Chella bilang langsung seperti itu?
"Iyaaa! Makasi jugaa, berkat lo gue jadi dapet motivasi." balas Mateo.
Selama ini, Mateo hanya butuh penyemangat. Hanya, karena sikapnya yang selalu terlihat ceria, dan tenang. Orang-orang menganggap Mateo tidak punya masalah. Mereka juga tak tau, kalau seorang Mateo butuh kata-kata penyemangat, dan dukungan.
> > >
Sedangkan di sisi Amovagos . .
Bel pelajaran selanjutnya berbunyi, tetapi guru yang mengajar berhalangan hadir, jadi kelas sedang jam kosong. Di dalam kelas tampak ramai, karena para penghuni yang memang tidak bisa diam, jika tidak ada guru. Apa lagi para cowo, pasti ada saja kelakuannya.
Sedangkan inti geng Amovagos ... Hanya ada keheningan, tidak ada yang berani buka suara karena kejadian tadi. Luka yang di dapat Aidan juga tak di obati oleh laki-laki itu, sedangkan Fiola. Fiola tadi pergi ke UKS bersama temannya, entah mengambil apa, Aidan tak mendengarnya.
Tidak tahan dengan keheningan ini, Rafa akhirnya buka suara. "Aidan, lo ga ada niatan buat minta maaf sama Chella, karna udah nampar dia?" tanya Rafa berani, membuat keheningan antar mereka pecah.
"Iya, gue rasa lo ga harus sampe nampar dia, dia cewe ‘Dan. Kalo lo lupa." timpal Dipta.
"Gue tau omongan dia keterlaluan, tapi cara balas lo engga banget deh, Dan. Mau di bilang apa Amovagos kalau ketua nya main tangan sama perempuan?" sahut Ryan, meski keliatan tidak menyukai Chella. Jika Aidan sudah keterlaluan, ia tak akan membela Aidan yang jelas salah.
Aidan termenung. Sebenarnya, Aidan juga merasa bersalah sudah menampar Chella, tapi ego nya terlalu tinggi untuk meminta sekedar meminta maaf.
Jadinya, Aidan hanya mengedihkan bahu acuh. "Ga peduli, lagian gue udah dapet balesan ‘kan? Tapi, ga langsung dari tuh cewe." ketus Aidan. Yang Aidan maksud adalah dari Ezra, Aidan melirik Ezra yang tertidur. Ada hubungan apa Ezra dengan Chella? Sampai Ezra berani mengusik ketenangan antara gengnya.
"Seenggaknya, lo minta maaf. Lagian pasti itu bukan keinginan Chella buat bales lo lewat Ezra." timpal kulkas berjalan itu — Arsen. "Walaupun Chella keterlaluan, lo jangan main tangan sana dia. Kemana sifat gentle man lo?" lanjutnya lagi.
Rafa, Dipta, dan Ryan melongo. Walau bukan pertama kali lagi bagi mereka melihat Arsen yang tampak care kepada Chella. Tapi, tetap saja membuat mereka terkejut. Sebab, biasanya Arsen akan bodoamat tentang hubungan Aidan, dan Chella. Dan, Arsen akan memberi kata-kata pedas agar Aidan sadar, kalau dirinya salah. Sama seperti dengan Ryan, Rafa, dan Dipta, mereka bukan tipikal teman yang suka membela temannya kalau memang jelas-jelas salah.
Aidan berdecak kesal. "Gue ga bisa nahan emosi. " ujar Aidan.
Arsen memutar matanya malas, susah memberi nasihat ke orang yang sedang jatuh cinta. "Demi orang yang baru lo kenal, lo berani nampar teman sejak kecil yang selalu ada buat lo." cibir Arsen pedas.
Tubuh Aidan mematung, benar kata Arsen. Tapi, Aidan enggan mengikuti saran Arsen yang menyuruhnya meminta maaf pada Chella. Takutnya, Chella malah besar kepala karena dirinya meminta maaf.
"Salah dia juga, omonganya keterlaluan. Gue di anggap barang sama dia!" gertak Aidan, kesal mengingat perkataan Chella tadi. Yang menganggap dirinya barang, apa lagi Chella sempat mengatai dirinta barang bekas.
"Lo denger ucapan gue sebelum nya? Keliatan kaya banci tau ga? Lo jangan sampe merusak nama baik Amovagos, karna jadi ketua yang kasar sama perempuan." balas Arsen. Bukan tampa alasan dia membela Chella, karena Arsen mempunyai adik perempuan yang dirinya jaga dan sayangi. Jadi, Arsen membayangkan jika adiknya di posisi Chella.
Aidan terdiam seribu bahasa, apakah ia harus meminta maaf pada Chella?
—— ♡ ——
Kaya nya ada shiper baru nih
Chella Ezra?
Chella Mateo?
Chella Arsen?Menerima segala kririk dan saran, dengan menggunakan kosa kata yang sopan 🌷💙
See you 💋💋
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigaration Into Comics (REVISI)
Teen Fictiontypo bertebaran, mohon di maklumi! plagiat jauh - jauh! ♪☆\(^0^\) ♪(/^-^)/☆ "Gila lo Aidanjing! Sumpah jahat banget, kamprett! Si Chella juga bodoh banget, suka ko sama cowok beginian." "Liat aja, gue bakal bikin si Aidanjing nyes...