Hello!
Sebelum membaca, harap memberi vote dan komen. Terima kasih ~(^з^)-♡
Selamat membaca, enjoy guys!
—— ♡ ——
Chella meringis, malu sekali. "Kamu anaku ya! Hahaha kamu anakku? Nak Asep, ini Ibu nak! Ini ibu! Ibu kangen sekali sama kamu!" kata Chella. Gadis itu menangkup pipi salah pemuda, tapi dia tak asal pilih! Pemuda ini tampan. Namun, sorot matanya membuat Chella takut.
"Ini orang gila ngapain si?!" bentak salah satu pemuda di sebrang sana. Mata Chella melotot marah karena di bilang gila, dia cuma cosplay tau! Jika Chella sedang mode cantik, melongo sudah dia.
Tangan Chella masih manangkup pipi cowo ini. "Nak! Kamu kenapa diam aja? Ini Ibu nak? Hihi ini Ibu, ayo pulang sama Ibu. Asep kenapa kamu pergi jauh dari Ibu mu? Ibu menderita Sep!" ujar Chella, badannya ia jatuhkan ke aspal, seraya menunduk. Kapan polisi tiba? Ia takut ketahuan.
Teman di sebalah pemuda yang Chella anggap anaknya tertawa. "Deon, nama asli lu Asep? Sumpah gue ga nyangka gue. Udah-udah balik sana! Di cariin mak lo tuh." ledek temannya.
Cowo yang di panggil ‘Deon’ menatap Chella tajam, ia di permalukan di depan banyak orang! Deon tak tau maksud perempuan gila yang menganggap ia anaknya. Lagian, kenapa perempuan ini bisa berada di sekitar tempat tauran? Deon yakin kalau tempat ini jauh dari pemukiman warga, dan jarang di lewati orang-orang.
"Pergi!" usir Deon.
"Duh gila, udah di usir kaya gitu gue? Anjing, mana si polisi nya, lelet banget tai!" batin Chella emosi, sampai kapan ia harus berlagak seperti orang gila?
Chella bangun dari duduknya. "Kamu usir Ibu Nak? Ini Ibu! Setelah ngilang selama empat puluh lima tahun lamanya, akhirnya Ibu ketemu kamu, Sep. Huahahaha Ibu ketemu Asep!" Chella memeluk tubuh tegap Deon.
Seharusnya Deon mendorong tubuhnya, tapi ia tak bisa berlaku kasar pada perempuan. Ibu–nya yang mengajari itu, tapi Ibu–nya bukan perempuan gila ini! Dan, apa kata perempuan itu? Selama empat puluh lima tahun?! Memangnya dia kira Deon umur berapa? Deon saja baru berumur tujuh belas tahun. Ingin rasanya Deon mejambak rambut yang menutupi wajah perempuan ini.
"Buang-buang waktu! Udah lah kita jadiin dia penutup, body–nya keliatan bagus, enak di liat!" celetuk pemuda bertindik di sebrang sana, mungkin itu musuh dari Deon-Deon ini.
Chella menggeram marah, ingin sekali mengepang mulut biadab cowo itu. "Kalian ini! Nakal banget hah! Bukannya belajar malah tauran begini, kalian kira ini tuh keren?! Gue heran banget sama anak jamam sekarang, tauran itu cuma buat kalian terancam mati! Pada tolol amat!" omel Chella sudah kepalang marah. Siapa yang tak marah mendapatkan pelecehan?
Masih dengan rambut yang ia biarkan ke–depan semua. Chella menunjuk cowo bertindik itu, "Heh tolol, punya otak ga si lo? Sini bibir lo aja gue jadiin penutup peliharaan gue. Nanti gue cincang buat makanan piranha!" lanjutnya.
Cowo bertindik itu maju dengan parang yang di bawa–nya. Chella ketakutan, okeh. Dirinya salah karena mengajak ribut cowo bertindik itu. Namun, ekspresi wajah Chella di buat galak, meski sebenarnya ia yakin kalau tak akan terlihat.
Chella berkacak pinggang. "Apa?! Mau ribut lo? Kalo lo maju dan mau. Berarti lo banci!" ucap Chella.
Cowo bertindik itu nampak ragu, maju atau tidak? Kalau maju, nanti dirinya dianggap banci. Ia tak terima! Dengan tampang menyeramkan gini di samakan dengan botita. "Sialan, berani banget lo ya!" bentaknya marah. Dirinya jadi di buat bodoh dengan perempuan gila di depannya.
"Banyak bacot banget! Udah lah anjir, serang aja bangke!" teriak salah satu cowo di kubu Deon.
Chella kelimpungan, gila! Kalau beneran tauran dirinya akan terkena barang tajam itu. "Heh! Kalian masih mau perang?! Balik sana! Balik! Asep, ayo balik Nak! Jangan ikutan tauran gini Nak, Ibu khwatir!" tutur Chella, dia tak yakin kalau yang lain masih percaya atau tidak dengan akting – nya.
Tangan Chella yang memegang tangan Deon di tepis. "Siapa si lo?!Mending pergi dari sini! Sebelum terlambat." balas Deon sudah kepalang kesal, karena keberadaan Chella yang menghambat aksi taurannya.
Chella mendekati kuping Deon untuk berbisik. "Gue ga akan pergi, sebelum polisi datang." bisiknya. Telinga Chella sudah mendengar sirine polisi dari jauh, jadi dia berani berbisik seperti itu.
Tak lama, suara sirine mobil polisi makin mendekat ke arah mereka, membuat semuanya kalang kabut.
"Polisi! Bubar woi!" teriak salah satu pemuda.
Chella menjauh dari kerumunan itu, menuju tempat dimana motornya berada. Chella kembali menata rambut cantiknya. "Oke, lumayan cepat. Untung gue belum di sodok pake parang anjir! Gila ga kebayang gue kalo beneran terjadi." ucap Chella, Chella buru-buru memakai helm lalu pergi dari TKP. Takut polisi malah menangkapnya, kan jadi ga keren.
Sayangnya, wajah Chella tertangkap jelas oleh salah satu pemuda disana.
—— ♥ ——
Hayoloh Chell! Berani banget si lu 😈😈
⚠️ Kalian jangan nekat kaya Chella ya! Takutnya malah beda cerita wkwk.
Segala menerima kritik dan saran, dengan menggunakan kosa kata yang sopan 🌷💙
Jangan lupa vota!
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigaration Into Comics (REVISI)
Novela Juveniltypo bertebaran, mohon di maklumi! plagiat jauh - jauh! ♪☆\(^0^\) ♪(/^-^)/☆ "Gila lo Aidanjing! Sumpah jahat banget, kamprett! Si Chella juga bodoh banget, suka ko sama cowok beginian." "Liat aja, gue bakal bikin si Aidanjing nyes...