Ezra, dan Mateo (REVISI)

24.3K 1.4K 18
                                    

Jangan lupa vote dan komen sebelum membaca ^^

Selamat membaca frenn.

—— ♥ ——

Bukan! Bukan Vara, Claudia maupun Chella yang melakukan itu! Baru saja Vara dan Claudia ingin melakukan itu, tapi sesorang  sudah melakukannya duluan. Semua orang di kelas tampak terkejut saat tahu siapa yang berani memberi pukulan mentah-mentah untuk ketua geng Amovagos.

Chella masih membeku di tempat. Chella benci Aidan! Tidak! Tetapi, sangat membenci Aidan! Berani sekali laki-laki brengsek itu menamparnya. Bahkan kedua orang tua Chelsie dan Abang nya tidak pernah sama sekali menampar dirinya. Dan, dengan mudahnya Aidan menampar wajahnya, Aidan benar-benar lelaki brengsek, biadab, dan tak berotak!

"Dasar tolol!" cibir cowo yang menonjok Aidan tadi itu. Setelah mengatakan itu, dia membantu memapah Chella pergi ke UKS. Di belakangnya juga di ikuti Claudia dan Vara.

Sesampai nya di UKS, laki-laki itu membantu mengompres pipi Chellla, yang terdapat bekas tamparan Aidan. Jangan tanyakan PMR dimana, jelas mereka sedang belajar. Lagi pula, laki-laki yang membantu Chella juga anggota PMR. "Cepet sembuh ya, Chella." lirihnya seraya meniup pipi Chella.

Setalah sadar dari lamunan–nya, Chella terlonjak kaget karna merasakan tiupan nyaman seseorang, matanya melotot senpurna! Ia sangat tau siapa laki-laki di depannya ini. Gadis itu segara menjauh, gawat! Dia adalah — Ezra Ardylan Sevetyon, berperan sebagai antagonis pria.

Chella mengambil alih kompres yang di tangan Ezra. "Ngapain lo disini?" bertanya gugup, Chella sedikit takut dengan keberadaan tokoh antagonis pria satu ini.

Ezra malah terkekeh. "Apa lagi? Bantu lo lah. Bukannya bilang makasih, malah judes gitu." sindir Ezra. Laki-laki itu masih berdiri di samping Chella, menatap Chella lekat.

Gadis itu menatap melas Claudia, dan Vara yang tengah berada di depan pintu. Meminta mereka untuk mendekat, tapi respon keduanya hanya mengangguk sambil tersenyum, lalu pergi meninggalkan Chella. Entah apa yang mereka pikirkan, bukannya menemani dirinya, mereka malah pergi.

Chella merasa risih di tatap segitunya oleh Ezra. Ingin bilang, tapi tak enak bilangnya. Karena, Ezra sudah membantunya. "Iya-iya Udin, makasi banget udah bantu gue." tukasnya sambil memberikan senyuman paling lebar.

Ezra mengangguk mantap. "Tapi, nama gue bukan Udin." balasnya dengan memutar bola mata malas. Apa Chella lupa namanya? Padahal, sudah sembilan bulan mereka sekelas, bahkan sering dapat kerja kelompok bersama.

Chella terkikik pelan, di bawa serius sekali oleh Ezra. Padahal, ia hanya bercanda memanggil laki-laki itu Udin. "Tau gue juga! Nama lo ‘kan Ezra, siapa sih yang ga kenal lo? Si cowo bandel, suka bolos, cowo nyolot, tukang nge–gas, suka terlambat, lagi belajar tetap milih tidur. Dan, masih banyak lagi." Ezra melotot tak percaya, dia kira. Chella akan mengatakan hal-hal baik tentang dirinya, misalnya. Karena Ezra di kenal tampan, baik hati, tegas, berwibawa. Tapi, Chella malah mengatakan hal-hal buruk tentangnya.

Ezra bertepuk tangan. "Wah! Lo yang pertama mendeskripsikan gue tentang kelakuan buruk gue." kata Ezra.

Chella mengangkat bahu acuh. "Gue ngomong sesuai fakta." balas Chella jutek. "Lo bisa balik lagi ke kelas, gue disini aja. Sekalian izinin gue ke Bu Tety. Kalo gue masih sakit, gitu." ujar Chella. Sebenarnya, Chella tak bisa berlama-lama terlarut rasa terkejutnya karena tamparan Aidan. Sebab, gadis itu harus pergi ke rooftop sekolah.

Transmigaration Into Comics (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang