10.

5.9K 653 25
                                    

Xiao Zhan masuk bekerja seperti biasa. Tangannya masih di perban karena kata dokter harus rajin-rajin di obati dan di perban setidaknya hingga tiga hari, dan hari ini baru hari keduanya.

Saat pria manis itu hendak duduk, Fali tiba-tiba datang entah dari mana dan langsung menarik Zhan, membuat pria manis itu terkejut.

"Zhan, ya ampun, ada apa dengan tanganmu?" Tanya Fali dengan ekspresi khawatir.

"Ah, tidak apa-apa, hanya sedikit goresan kecil dan akan sembuh dalam beberapa hari." Jawab pria manis itu sambil menggerakan tangannya, menunjukkan bahwa itu tidak terlalu sakit.

"Benarkah? Kenapa kamu tidak mengambil libur saja? Apa kamu takut presdir akan memotong gajimu?" Tanya Fali sembari memberi saran.

"Ah, tidak.. bukan begitu, jadi..."

"Hah! Aku tahu! Presdir kejam itu memang tidak punya perasaan. Bahkan melihat karyawannya sakit pun, dia pasti tidak akan bersimpati!" Fali memotong perkataan Zhan sambil mengoceh.

"Ah, tidak seperti itu. Jadi..." Zhan sedikit menutup dahinya, perasaannya sedikit malu.

Bagaimana ya? Aku bahkan terkejut karena melihatnya berlutut tadi pagi karena hampir membakar dapurku.

Seseorang yang kejam seperti dia, bisa berlutut di depanku. Aku mungkin akan percaya kalau ada yang bilang padaku kalau ini hanyalah mimpi.

Tanpa sadar, pria manis itu tersenyum, "Tidak apa-apa. Aku yang tidak ingin mengambil libur. Ini hanya luka kecil yang terkena panas, jadi akan segera sembuh." Kata Zhan memberi penjelasan pada sahabatnya itu.

"Benarkah? Syukurlah kalau begitu." Fali menghela nafas lega walau masih terlihat sedikit kekhawatiran di matanya.

Saat semua orang tengah sibuk mengerjakan pekerjaan masing-masing, pada pukul 11 lewat 2 menit, tiba-tiba ada panggilan rapat darurat.

Semua orang lagi-lagi berlari terburu-buru menyiapkan segala macam dokumen, sambil mengomel dan mengumpat.

"Habislah kita! Pasti ada masalah baru lagi!" Komentar seorang wanita.

"Hah! Aku tidak siap mendengar omelan presdir hari ini.. lihat, tanganku bahkan sudah gemetar." Sambung salah satu wanita lainnya.

"Huh! Ada apa lagi kali ini?" Tanya Fali dengan nada ketus.

Zhan mengendikkan bahunya, "Mari kita dengarkan saja."

Setelah semua orang berada di ruang rapat, Presdir pun memasuki ruangan.
Siapa yang tidak terpesona dengan ketampanannya? Para Karyawati jelas tersipu, tapi tak ada yang berani mengakuinya, bahkan kepada sesama rekan kerja. Kalau saja presdir mereka sedikit lebih lembut, mereka pasti akan terang-terangan memperlihatkan rasa suka dan rasa kagum mereka.

Sayangnya, presdir yang dingin itu hanya bisa membuat mereka tertekan dalam ketakutan.

"Departemen Desainer, Mana manejernya?" Tanya Yibo dengan nada suara yang dingin seperti biasa.

"Sa-Saya presdir.." seorang wanita mengangkat tangannya dengan sedikit ketakutan.

"Apa yang anda lakukan? Saya tahu anda bekerja keras membuat sebuah baju yang berkualitas, tapi, siapa yang menyuruh anda menemui tamu asing tanpa melapor terlebih dahulu?" Tanya Yibo.

"Sa-Saya minta maaf presdir.. saya.."

"Saya tidak membutuhkan pekerja yang tidak jujur. Bakat anda memang berguna, sayangnya anda tidak dibutuhkan lagi disini." Tekan Yibo kembali.

"Pre.. Presdir.. Saya mohon, tolong beri saya kesempatan sekali lagi. Saya minta maaf... Sa-Saat itu, saya juga di tipu.." Kata wanita itu dengan suara yang bergetar.

Unexpected love (YIZHAN/END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang