The First Lead of Sparks part three

3.5K 158 5
                                    

"Kamu..." ucap Kailla dan Zen bersamaan.

"Oh, kalian udah saling kenal ternyata?!" Ujar Emmie saat melihat reaksi Zen dan Kailla.

"Enggak, kita gak kenal." Ucap Zen dan Kailla kompak.

"Waduh... Gak kenal aja udah kompak begini. Apalagi kalau kalian makin kenal, terus deket." Ujar Kyoko iseng, saat melihat putranya dan Kailla yang sudah memiliki chemistry.

"Kalau kalian gak saling kenal, kok kalian punya reaksi yang sama? Kayak yang udah pernah ketemu gitu?" Tanya Emmie yang berusaha menahan senyumnya dan memasang wajah yang menginterogasi.

"Kita pernah ketemu secara kebetulan beberapa kali. Tapi kita gak pernah saling memperkenalkan diri." Jawab Kailla.

"Oh, ya? Kalian belum kenalan? Padahal kalian udah pernah ketemu beberapa kali, kan?" Tanya Emmie kepada Kailla dan Zen.

"Ya udah kalau begitu. Kalian kenalan aja sekarang kalau kalian waktu itu belum kenalan. Zen kenalin ini Kailla, desainer yang akan kamu interview. Kailla kenalin ini Zen, anak sulung tante." ujar Kyoko yang memperkenalkan Zen.

"Kailla." Ucap Kailla saat bersalaman dengan Zen.

"Zen." Ucap Zen saat bersalaman dengan Kailla.

"Weird..." gumam Zen tidak jelas.

"Maaf. Tadi barusan kamu ngomong apa?" tanya Kailla yang mendengar gumaman Zen itu.

"Enggak. Saya gak ngomong apa-apa." Jawab Zen.

Setelah mereka memesan makanan dan mendiskusikan beberapa sketsa yang dibawa oleh Kailla. Mereka akhirnya memutuskan untuk memakai jasa Kailla sebagai desainer seragam untuk Hotel Surya.

***

ZEN POV

"Aneh... Ini benar-benar aneh." Gumam Zen sambil duduk di kursi kantornya. Zen kembali mengulang kejadian saat di restoran tadi siang.

"Waktu aku salaman sama dia. Phobia aku sama sekali gak kambuh." Gumam Zen sambil mengingat Kailla bersalaman dengannya tadi siang.

Zen memang merasakan jantungnya berdebar, tapi saat dia bersalaman dengan Kailla seperti ada tegangan listrik yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Tapi bukannya Zen ingin cepat-cepat melepaskan tangan Kailla, rasanya Zen ingin terus memegang tangan Kailla lebih lama lagi. Ada perasaan nyaman saat dia bersentuhan dengan Kailla.

Perasaan takut untuk bersentuhan dengan wanita selalu membuatnya tersiksa. Karena saat dia bersentuhan dengan wanita, Zen merasa jantungnya berdebar dengan cepat dan membuatnya dirinya gelisah. Lalu dia akan sulit bernafas, seolah-olah lehernya di cekik oleh sesuatu yang tidak terlihat. Dan itu semua membuatnya harus meminum obat anti depresan setiap hari. Dia harus meminum obat anti depresan sebelum dia pergi ke kantor dan ke pesta yang harus dia hadiri.

Saat Zen akan melihat buku sketsa Kailla dan tangannya bersentuhan dengan tangan Kailla, perasaan takut itu tidak muncul. Phobia yang selama ini menghantuiku selama ini sama sekali tidak muncul. Padahal seingatku saat aku akan pergi ke restoran itu, aku lupa untuk meminum obat anti depresanku. Karena setelah meeting dengan beberapa pemegang saham aku langsung pergi ke restoran karena aku tahu bunda akan marah besar kepadaku kalau aku sampai tidak menyempatkan untuk datang menginterview Kailla.

Apakah ini pertanda bahwa phobiaku ini sudah mulai membaik? Tapi kenapa phobiaku kambuh lagi disaat aku bersentuhan dengan wanita lain? Dan aku tidak merasakan sengatan listrik seperti yang aku rasakan sewaktu bersentuhan dengan Kailla.

Dan aku benar-benar yakin bahwa Kailla bukan salah satu dari sanak saudaraku. Karena saat aku bersentuhan dengan sepupu atau keponakan atau sanak saudaraku yang berjenis kelamin perempuan, aku sama sekali tidak merasakan jantungku berdebar dengan cepat seperti yang aku rasakan pada Kailla.

Lalu ada apa dengan Kailla? Kenapa dia terasa sangat berbeda dengan wanita-wanita yang ada di sekitarku?

☆☆☆

The First Lead of Sparksnya selesai sampai disini dulu yah guys....

HOPE u enjoy for reading it guys...

★★★


Is (S)He?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang