Take a Little Move part one

3.3K 156 2
                                    

"Kai... kamu masih dimana? Kamu jadi kan ke rumah aku?" Tanya Emmie dari sebrang sana.

"Jadi kok Emmie. Aku udah di jalan menuju kesana." Jawab Kailla.

"Bagus deh kalau gitu."

"Oh iya Em, dari depan perumahan kamu untuk pergi ke alamat rumah kamu tuh jauh gak yah?"

"Gak gitu jauh kok Kai. Paling 4 blok dari depan perum aja."

"Oke deh kalau gitu. Entar aku jalan kaki aja dari depan perum kamu." ujar Kailla.

"Hah? Jalan kaki?" Tanya Emmie karena tidak mengetahui kalau Kailla akan berjalan kaki untuk sampai ke rumahnya.

"Iya, Jalan kaki. Soalnya aku kan pakai kendaraan umum sampai ke depan perumahan kamu."

"Oh... gitu. Ya udah deh gini aja, kalau kamu udah nyampe di depan perum telpon aku lagi. Entar aku jemput."

"Gak usah deh Emmie. Aku bisa jalan kaki kok, jadi kamu gak usah repot-repot untuk jemput aku."

"Gak repot kok. Lagian kalau jalan kaki ke rumah aku, lumayan jauh loh Kai. Pokoknya kalau kamu udah nyampe di depan perum calling me, okay?" Ujar Emmie setengah memaksa.

"Okay deh kalau gitu. See you later."

"See you." Jawab Emmie sambil menutup sambungan telponnya. Baru saja Emmie selesai menelpon Kailla, ia sudah mengotak-atik hp-nya dan menelpon seseorang.

***

"Hallo." Jawab Zen ketika menjawab panggilan telponnya itu.

"Zen-nii chan." ujar suara dari sebrang telpon.

"Iya Emmie, ada apa?"

"Zen-nii sedang ada dimana?" Tanya Emmie dengan manja.

"Sudah mau perjalanan pulang ke rumah. Ada apa Em?"

"Oh iya? Apa Zen-nii sudah sampai dimana?" Tanya Emmie lagi, sama sekali tidak menjawab pertanyaan Zen.

"Sebentar lagi sudah mau sampai depan perumahan." Ujar Zen. Kali ini ia tidak menanyakan maksud Emmie lagi.

"Kakak tunggu di depan perum yah. Jangan kemana-mana sebelum ada instruksi dariku." perintah Emmie, lalu menutup sambungan telponnya.

'Dia yang menelpon, dia juga yang menutup telponnya begitu saja! Kalau dia bukan adik perempuan kesayanganku aku pasti akan membalasnya.' Gerutu Zen dalam hatinya.

"Parkir depan perum situ, Pak." ujar Zen memberikan instruksi pada supirnya.

"Baik, pak."

Tidak beberapa lama kemudian, Emmie menelpon lagi dan mengatakan bahwa Kailla akan sampai di depan perum. Jadi lebih baik Zen mengantar Kailla juga, karena tujuan tempat mereka sama. Setelah Zen menutup telpon dari Emmie, Zen melihat Kailla baru turun dari bus. Zen menurunkan kaca mobilnya dan hendak memanggil Kailla, tetapi ia mengurungkan niatnya tersebut dan turun dari mobilnya.

"Zen. Kenapa kamu ada disini? Aku pikir Emmie yang akan menjemputku disini." Ujar Kailla saat mendekat pada Zen. Tadinya Kailla tidak mengetahui kalau Zen-lah yang akan menjemput Kailla, karena Emmie tidak memberitahukan bahwa Zen yang akan mengantarnya sampai ke rumah Emmie.

"Aku akan pulang ke rumah dan kebetulan Emmie mengatakan bahwa kamu juga akan kesana, jadi kenapa tidak sekalian saja, kalau aku yang mengantarmu kesana lagipula tujuan kita sama. Itu kata Emmie." jelas Zen.

"Oh, begitu ya. Aku pikir orang lain yang akan mengantarku, karena Emmie bilang ada orang suruhannya yang akan mengantarku ke rumahnya. Aku tidak menyangka kalau orang suruhan yang Emmie maksud adalah kamu." Ujar Kailla polos.

"Begitukah? Aku rasa Emmie berhutang padaku untuk kali ini. Sudahlah ayo masuk mobil." perintah Zen pada Kailla.

"Kenapa jam segini kamu sudah pulang ke rumah? Ini kan masih hari Rabu, jadi bukankah seharusnya kamu masih ada di kantormu?" Tanya Kailla, saat Zen sudah masuk ke mobil dan menutup pintunya.

"Kenapa kamu ingin tahu?"

"Aku penasaran saja. Selama 2 minggu ini aku sama sekali tidak melihatmu, karena aku sudah membuat sample seragam yang kamu minta. Tetapi aku hanya mendapat masukan dari Emmie saja. Lagipula bukankah CEO yang memiliki jadwal padat seharusnya sekarang ini ada di kantor? Bukannya dalam perjalanan pulang ke rumahnya. Atau jangan-jangan kamu sedang sakit?" tanya Kailla pensaran.

"Apakah kamu merindukan aku, selama 2 minggu aku tidak ada? Tunggu sebentar... Apakah tadi aku mendengar bahwa kamu khawatir pada kesehatanku?" Tanya Zen sambil melihat wajah Kailla yang agak merona merah.

"Aa... Aku... Te... Tentu saja aku tidak. Iya... Tentu saja aku tidak merindukanmu. Aku juga tidak peduli kalau kamu sakit." Ujar Kailla tergagap.

"Benarkah? Padahal aku mengharapkan kalau kamu merindukanku dan juga mengkhawatirkan kesehatanku!" ujar Zen pelan. Tetapi Kailla masih bisa mendengar gumaman Zen itu. Kailla tidak membalas pernyataan Zen itu, tetapi wajahnya sudah merah seperti kepiting rebus.

"Mukamu merah Kai." Ujar Zen sambil meraih dagu Kailla dan memutar kepala Kailla agar menghadap pada Zen.

"Mukamu memerah karena kepanasan saat naik bus? Atau kamu malu karena sebenarnya tebakanku itu benar? Bahwa kamu merindukan aku dan juga mengkhawatirkan aku?" Tanya Zen lagi sambil menatap mata Kailla tajam. Tetapi sebenarnya Zen sedang berusaha untuk membuat raut wajahnya serius dan tidak tergoyahkan oleh keinginannya untuk tersenyum dan memeperlihatkam sinar mata yang usil.

"Te... Tentu saja tidak." Ujar Kala gugup karena dipandangi dengan intense oleh Zen. Tangan Zen yang tadinya meraih dagu Kailla, kini mengelus pipi Kailla dengan lembut lalu berkata.

"Aku baru pulang dari Jepang. Jadi aku mau beristirahat dulu, sebelum kembali bekerja. Aku akui kalau aku adalah workaholic, tetapi aku tidak akan mengorbankan kesehatanku demi pekerjaanku."

"Aku senang, kamu bisa memprioritaskan kesehatanmu terlebih dahulu dibandingkan pekerjaanmu." Ujar Kailla lembut.

"Ah... Jadi benar ya? Kamu benar-benar mencemaskan kesehatanku kan?" Tanya Zen usil.

"Ti... Tidak." jawab Kailla tergugup.

"Aku senang kamu mengkhawatirkan kesehatanku." ujar Zen sambil tersenyum lembut kepada Kailla. Muka Kailla kembali memerah.

'Walaupun kamu tidak merindukan aku seperti aku merindukanmu, tetapi setidaknya kamu memikirkan tentang kondisiku...' Ujar Zen sangat pelan, sehingga Kailla tidak mendengar ucapannya itu.

☆☆☆

Gimana guys?? Aku bikin part lagi yah... hehe... semoga gak terlalu gaje yah. Hehe...

Happy reading guys.

~by Key-Ar


Love and Hugs

Key-Ar

Is (S)He?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang