Consultation

3.1K 133 0
                                    

Setelah Zen mengantarkan Kailla pulang ke rumahnya. Zen segera menelpon teman-temannya, Thomas, Bobby dan Felix untuk bertemu dengan mereka di apartment Thomas. Karena apartment Thomas lah yang paling dekat dengan kantor-kantor mereka, jadi mereka selalu berkumpul di apartment Thomas.

"Hai Bro..." Sapa Zen pada sahabat-sahabatnya yang sudah berada di apartment Thomas dan sedang bermain billiard di ruang santai Thomas.

"Hi... Zen." Sapa Thomas.

"So... Will we talk here or living room with some boost?" tanya Bobby sambil menunjukkan botol beernya yang ia pegang.

"Bob... Kamu sudah tinggal di Indonesia 5 tahun dan kamu masih menggunakan Bahasa Inggris?" ujar Felix pada Bobby saat mereka beranjak ke ruang tamu Thomas.

"You know why I never use Bahasa!" jawab Bobby sinis.

Yah, Bobby memang sudah tinggal selama 5 tahun di Indonesia, tetapi karena ia jarang menggunakan Bahasa Indonesia, ia selalu terdengar lucu saat berbicara menggunakan Bahasa Indonesia. Dan walaupun sahabat-sahabat Bobby selalu berusaha untuk tidak tertawa saat ia berbicara menggunakan Bahasa Indonesia, mereka tetap tidak bisa menahan tawa mereka dan akan tertawa terbahak-bahak saat Bobby berusaha berbicara menggunakan Bahasa Indonesia. Bahkan terkadang saat ia mencoba untuk menggunakan Bahasa Indonesia pada orang lain selain teman-temannya, kalau mereka tidak menertawainya seperti teman-temannya itu maka mereka tidak akan mengerti semua perkataan Bobby itu. Semenjak dari itulah Bobby tidak pernah berbicara menggunakan Bahasa Indonesia lagi, meskipun ia mengerti artinya.

"And I think you can speak Bahasa when you fall in love to Indonesian girl and she can't understand English." jawab Felix lagi. Sebenarnya jawaban Felix ini hanya candaannya untuk menggoda Bobby.

"Yeah, right. As if." ujar Bobby lagi.

"Jadi Zen, aku yakin kamu memiliki maksud tertentu untuk mengumpulkan kami disini?" tanya Thomas pada Zen yang sudah duduk di sofa.

"Yup. Tapi aku rasa aku setuju dengan Bobby. Aku membutuhkan sedikit boost!" jawab Zen.

"I'll take it. Beer or Whisky?" tanya Bobby pada Zen.

"Beer."

"Me too Bob." ujar Felix yang ikut duduk di sebelah Thomas.

"So, apa ada yang menarik yang perlu kalian sharing?" tanya Thomas pada kedua sahabatnya itu. Setiap mereka berkumpul, Thomas pasti akan menanyakan hal ini. Yah, mungkin sebagaian dari kalian akan berpikiran bahwa Thomas seperti seorang Ibu yang menanyakan tentang hal-hal pribadi anak perempuannya. Tetapi begitulah Thomas, tidak bisa melepaskan sisi curiousnya sebagai seorang psikiater.

"Nothing Fun." Jawab Bobby yang membawa beberapa botol beer yang berada di dalam se-bucket es.

"Me too. Dan aku pikir aku butuh sedikit hiburan saat ini." jawab Felix.

"Not Fun but Weird." ujar Zen yang daritadi hanya diam.

Ketiga teman-teman Zen mengerutkan alisnya tidak mengerti. Tetapi setelah itu Felix tersenyum dan mengatakan, "Apakah karena gadis itu?"

"Iya. Aku juga penasaran dengan wanita itu!" ujar Thomas setuju.

"Damn right. The gorgeous girl without a bitchy and slutty attitude I've ever met." Ujar Bobby.

Zen hanya tersenyum mendengar semua ocehan sahabat-sahabatnya itu. Tetapi Zen tidak langsung menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh mereka, ia meminum beer yang tadi di bawa oleh Bobby.

"So?" tanya Felix tidak sabar saat melihat Zen yang masih tidak menjawab pertanyaan mereka itu.

"Kalian tahu kan kalau aku memiliki phobia terhadap lawan jenis yang tidak sedarah denganku?" tanya Zen pada ketiga sahabatnya itu. Mereka hanya menganggukan kepala mereka untuk menjawab pertanyaan Zen itu.

Is (S)He?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang