It's a Show time

3.1K 133 0
                                    

Setelah Kailla sampai di rumahnya, Kailla langsung bergegas ke ruangan kerjanya untuk menyelesaikan gaun pesta yang baru setengah jadi. Ia akan membuktikan kepada Zen bahwa seleranya dalam mendesain baju tidak bisa di nilai dari penampilannya sehari-hari. Ia tidak akan terima kalau ada yang meremehkan hasil kerjanya. Bagaimanapun juga Zen belum pernah melihat produk yang telah di buatnya, jadi dia tidak akan terima semua komentar negatif dari Zen.

Yah kecuali... ada beberapa orang yang mengritik dan berkata bahwa gaun pesta buatannya sangatlah jelek di pesta yang akan di adakan oleh Kolega Zen itu. Tapi bagaimanapun juga Kailla tidak akan menyerah sebelum berperang. Dan kalau ternyata hasil kerjanya tidak bagus, Kailla tidak akan menyerah. Ia akan membuktikan kepada snobbish* itu, bahwa ia bukanlah orang yang mudah menyerah hanya dengan kritikan pedas yang rasanya seperti cabai carolina reaper*.

Kailla mulai menjahit gaun yang berwarna putih gading dan menambahkan beberapa payet dan aksesoris crystal dan aksesoris-aksesoris lainnya untuk mempermanis tampilan dari dressnya itu. Setelah beberapa jam ia berkutat untuk menyelesaikan gaunnya, Kailla mulai bergegas ke kamar mandi dan membersihkan semua peluh yang sudah menumpuk di tubuhnya.

Selesai Kailla mandi, ia mengikat rambutnya dan mulai memoleskan sedikit make up ke wajahnya. Kemudian ia mengenakan gaun yang sudah di buatnya tadi dan mulai mengenakannya. Setelah itu ia menggerai rambutnya yang tadi sengaja ia ikat supaya menciptakan wavy hair yang melengkapi penampilannya yang minimalis dan elegant.

Setengah jam kemudian, Zen datang ke rumah Kailla. Zen memencet bel rumah Kailla yang terlihat sepi. Kedua orang tua Kailla sedang pergi ke rumah sakit, untuk menjenguk teman Papanya Kailla yang terkena penyakit stroke. Kailla langsung mengambil clutch putih-nya dan memakai high heels yang sudah di siapkannya dari tadi. Ia tidak ingin, Zen masuk ke dalam rumahnya dan menilai rumahnya yang sederhana ini. Sudah cukup komentar yang bisa di terima Kailla tentang penampilannya itu. Kailla tidak mau mendengar komentar arrogant yang akan dilontarkan oleh Zen tentang rumah yang telah di tinggalinya sedari ia masih kecil.

Kailla langsung membuka pintu rumahnya sesegera mungkin, setelai itu ia sedikit mendorong tubuh Zen yang berada di depan pintu rumahnya, agar tidak masuk ke dalam rumah Kailla dan melihat isi rumah Kailla. Terserah apabila ada yang mengatakan bahwa Kailla seorang yang hypersensitive*, defensif dan tidak sopan atau apapun itu. Karena bagi Kailla, rumahnya dan isi rumah itu memiliki nilai sentimentil untuknya. Ia tidak akan membiarkan siapapun untuk menilai rumahnya dan mengomentarinya.

"Kenapa kamu malah bengong disitu seperti patung?" Tanya Kailla sarkastis. Karena ia tidak dapat mendorong tubuh Zen yang kokoh dan tidak bergerak sedikitpun saat ia berusaha mendorong tubuh Zen.

"A... Apa?" Tanya Zen yang tidak mendengar pertanyaan Kailla itu. Sepertinya Zen terlalu terkesima dengan penampilan Kailla yang sangat... sangat... berbeda. Ia terlihat lebih cantik, lebih dewasa dan lebih dari penampilan sehari-harinya. Kailla benar-benar membuktikan perkataannya, bahwa pakaian yang dirancangngnya tidak dapat dinilai dari penampilannya sehari-hari.

"Kamu kenapa?" Tanya Kailla heran, saat melihat Zen yang terbengong-bengong saat melihatnya. Kailla pun tersenyum dengan sinisnya saat melihat reaksi Zen itu.

"Kenapa? Kamu terkesima 'kan dengan penampilanku ini?" Tanya Kailla dengan nada yang terdengar sombong.

"Ehmm... Te... Tentu saja tidak." Ujar Zen. Berusaha untuk terdengar dingin, tetapi usahanya itu gagal karena suaranya yang terdengar serak, seperti orang yang tidak meminum air berjam-jam.

"Sudahlah. Akui saja... Sebenarnya kamu terkesima kan dengan gaun yang aku buat ini? Itik buruk rupa seperti aku saja, bisa terlihat sangat berbeda ketika menggunakan gaun yang sudah aku rancang!"

"Aku rasa kamu bukanlah itik buruk rupa, kamu adalah burung merak yang jarang mengembangkan keindahannya kepada orang lain." Gumam Zen tidak jelas. Tentu saja Kailla tidak mendengar gumaman Zen itu, karena ketika Zen mengatakan hal itu semua, Zen mengatakannya dengan pelan dan sambil berlalu meninggalkan Kailla yang sedang sibuk mengunci pintu rumahnya.

"Apa kamu bilang?" Tanya Kailla. Setelah ia selesai mengunci pintu rumahnya dan hanya mendengar Zen sedang berbicara, tetapi tidak dapat mengerti karena suaranya yang pelan dan sambil lalu itu.

"Tidak. Aku tidak mengatakan apapun." Jawab Zen. Mendengar jawaban Zen itu, Kailla hanya mengedikkan bahu dan mengikuti Zen yang berjalan menuju mobilnya.

To Be Continue

***

Snobbish : orang yang merasa/berpikiran bahwa dirinya lebih hebat daripada orang lain.

Carolina Reaper : cabai terpedas di dunia.

Hypersensitive : memiliki perasaan yang sangat mudah tersinggung.

***

Otakku lagi encer! Makanya updatenya jadi sering... (bayangkan dalam 24 jam aku publish 3 part -! Kemajuan yang sangat pesat.Hehe... ) Semoga keencerannya bisa ampe pertengahan cerita yah!

xixxi

~By Key-Ar

Is (S)He?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang