Di kedai ramen, [name] sedang bersantai menunggu malam tiba. sebelum itu terjadi ia mengisi tenaga dulu.
"Pesan satu ramen porsi sedang nya paman!" seru wanita itu bersemangat "siap!" nem menopang dagunya.
"Tuh kan, cewek sialan ini tidak bisa berkerja dengan becus!" [name] melirik ke dua orang pria dengan tubuh besar dan satu orang wanita yang diam membeku ketakutan. Mereka ke kedai ramen [name] makan.
"Lain kali aku akan memukul mu dengan keras supaya tidak ada yang salah dari mu lagi." mereka duduk di samping nem membuat ia keringat dingin "Hei! Pesan dua mangkok ramennya. Seperti biasa." ucap nya sembari menyalakan sebatang rokok.
"Kau mau berdiri seperti patung di situ? Duduk di sebelah ku." ia melirik nem yang tengah menopang dagu membelakangi mereka "sial. Makan ku jadi terganggu." gumam [name] kesal.
"Ini pesanan nona." ia memberikan semangkuk ramen kepada [name] "oh, terimakasih." nem baru saja mengambil sumpit ia sudah merasa tidak enak ketika dua orang pria yang duduk di samping nya menatap nya terus. menatap dengan begitu seksama.
"Ugh...rasanya perutku enggak lapar lagi." ucap nem yang menaruh kembali sumpit itu ke tempatnya "antara ga watashi ni teikyo shite kureta tabemoho ni kansha shimasu." ucap nem menunduk singkat lalu pergi.
"Apa yang di bicarakan idiot itu?" tanya pria itu kepada partnernya "mana ku tau. Kau pikir aku bisa bahasa enggak waras begitu?"
"Hahaha! Dasar gila, kau membuat ku sakit ginjal! Itu bahasa Jepang ya bodoh!!" [name] kembali dengan emosi dan juga wajah yang sudah tidak tertutup oleh topinya "Gadis mana dia?"
"Mana ku tau, tanya sana. Aku enggak punya waktu untuk berbicara dengan cewek yang enggak jelas asalnya." ia menyeruput ramennya dengan tenang.
"Heh, bocah. Mending kau pergi sebelum aku menendang bokong mu itu." nem mundur ngeri "buset dah ah. Kek emak gue aja lu." ujar [name] dengan bahasa Indonesia membuat pria yang ada di hadapan nya emosi.
"Bahasa apaan sih yang kau gunakan? Kau enggak bisa bahasa Korea huh." ia menggaruk kesal kepalanya.
"Aku bisa, cuman malas." [name] menaikkan dua bahunya dengan santai "ck! Sialan kau membuat ku kesal!" nem sekarang ngeselin seperti junggoo saja.
"Huwaa!!" pekik nem ketika pria berkaos hitam bertubuh besar itu mengangkat nya seperti seekor kucing "lepaskan aku!" pria itu berdecak "kau yang bikin aku emosi ya bocah menyebalkan!"
"Hei! Lepaskan wanita itu!" nem menoleh kearah suara, di berhenti memberontak brutal ketika [name] melihat Zin, hyungseok dan juga jay di hadapan nya.
"Lepaskan wanita itu. Atau tidak─" nem merasa terselamatkan "─Yasuda enggak papa sih, lagian dia bukan siapa-siapa ku juga." sambung ucapan Zin mengecewakan [name] "Hei! Kau berutang budi ya bangsat kepada ku!"
"Hah yang mana ya? Aku lupa tuh." dengan santai zin menggaruk kupingnya, Pura-pura enggak ingat sama BEGO!
"Selamat kan aku. Pliss..." nem menundukkan kepalanya tidak kuasa "zin, kau kenal wanita ini." tanya hyungseok kepada zin, pria yang tidak mau membantu nem itu cuman mengangguk "Kenapa kau enggak tolong zin?!"
"Biarkan saja, habisnya aku males. Aku dilarang mijin. Kau saja sana, kalo enggak mau Yasuda..." nem jujur saja ia malas memukul seseorang bisa-bisa ia melihat darah. Ia saja sudah merinding.
"Apa dia teman-teman mu?" tanya pria itu kepada nem "uh? Bukan, cuman teman." zin tertawa "hahaha! Sialan! Wanita itu bikin di emosi saja," ujar zin tersedak ludahnya sendiri.
Nem di lemparkan kearah hyungseok. Untung aja pemuda itu reflek menangkapnya "ka, kau enggak papa kan?!"
"Enggak sih, palingan nafas ku habis." jay tiba-tiba menarik [name] "jay?" ucap Seok kaget. [name] bingung, gimana Seok bisa bahasa jay sih. Kan jadi bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐎𝐎𝐊𝐈𝐒𝐌 𝐘𝐄𝐘!!
Fanfiction❝ Menjadi adik jonggun?! ❞ [Name], gadis yang ahli dalam seni bela diri taekwondo memiliki sedikit masalah dengan teman satu angkatannya yang merasa iri dengan [name] yang begitu hebat dalam mempresentasikan seni bela diri taekwondo nya yang di bila...