ending (18)!!

570 43 6
                                    

Hangyul membawa [name] kepada para penyelamatan darurat swasta membuat nya ketemu dengan dua orang berkulit gelap, bernama Taejin dan sobatnya leesoo. [Name] di sajikan penampakan dua orang ini yang sedang merokok, membuat nya tersenyum kikuk.

"Dia [name], kuharap kalian mengingat namanya Dan mengawasinya dengan baik." Taejin menatap [name] dan kembali fokus kearah hangyul yang tengah tersenyum ramah "kupikir pasien yang lepas, ternyata bukan." hangyul hanya tersenyum atas ucapan taejin.

"Enak sekali omongan mu ya, kecoa." taejin menatap [name] sedikit kesal. Lelaki itu berdiri di dekat nem membuat si berkulit gelap ini menjulang tinggi di dekatnya "orang aneh. membawa payung di malam hari."

"Masalah?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Masalah?"

"Menurut mu? Ada orang waras yang membawa payung di malam hari." [name] menggeleng tak habis pikir "tidak tahu apa? Bulan itu panas juga loh." taejin mematikan rokoknya dan menekan rokok yang mati itu ke pipi [name] membuat gadis ini kaget "Gadis Sinting."

"Ah, sepertinya pertemuan pertama bukan hal yang bagus, ya?" ucap hangyul masih bisa tersenyum, senyuman nya memang maling melekat di wajahnya "aku pergi dulu, berkenalan lah dengan baik, ya." hangyul pergi membuat leesoo berdiri dari duduknya dan menghampiri gadis itu.

"Hey, teman. Aku tak tahu kenapa kau membawa payung. Tapi tolong singkirkan, ya?" ucap leesoo membuka telapak tangannya, meminta gadis itu untuk menyerahkan payungnya "payung ini serba guna, jangan di rebut." taejin menghela nafas sembari memijat pangkal hidungnya "ah, wanita sinting ini."

"Ah, baiklah. Akan ku ajak kau melihat sesuatu." [name] di persilahkan leesoo yang sedang memperlihatkan salah satu mobil ambulans, secara mendadak tiga orang keluar dari sana ketika leesoo membuka pintu belakang, untung saja taejin dengan sigap menarik gadis itu untuk mundur, kalau tidak sudah dipastikan dia tertimpa dua orang yang sedang menangkan seorang pria mabuk dengan cara menindihnya.

"maaf soal itu, itu sering terjadi." ujar leesoo naik kedalam ambulans itu. sedangkan [name] rasanya mau ketawa melihat ini, tapi ia tahan "gila, jadi ayam geprek." ucap [name] dengan bahasa Indonesia nya.

"Diam kau pak tua!"

"Kenapa kau tidak menindih dengan benar."

"Sudah ku usahakan."

[Name] tampak mendengarkan pembicaraan mereka "ini adalah Pekerjaan kami, jadi jangan heran." ujar taejin, pria itu dari tadi berusaha menghindari payung [name] yang masih saja di gunakan gadis itu membuat taejin dan nem susah berkomunikasi "Bisa kau singkirkan dulu." [name] pun menutup payungnya "ah, maaf."

"Apa hanya ini orang nya?" Taejin memasukkan tangannya ke saku celananya "yang lain sedang berkerja." [name] hanya beroh ria.

"Dan, dia?" [Name] menunjuk seseorang yang ia kenal, saat menyadari kalau itu adalah jihan, gadis itu segera bersembunyi dibalik tubuh taejin.

Entah kenapa, pria berpakaian tenaga medis tiba-tiba menarik nem menjauh dari taejin. Membuat nem kaget karena tarikan itu "ini gadis nya," ucap pria itu sembari menatap taejin, ia mengangguk dengan bersamaan saat telapak tangan taejin yang mencengkram permukaan wajah nya gadis itu dengan kasar.

Jantung nem tersentak dan membelalak kaget "apa-apaan barusan." Nafasnya rasanya tidak teratur, [name] melihat sekeliling, dia setengah terduduk diatas kasur putih minimalis khas rumah sakit. Tunggu? [Name] masuk rumah sakit?!

"Tunggu, apa wajahku baik-baik saja?!" Nem memegang wajahnya, meraba-raba wajahnya kalau-kalau patah ataupun dioperasi orang gila "Taejin, gue tandain lu" ucap gadis itu dengan kesal, untung wajah rupa sempurna y/n nya baik-baik saja.

Seorang suster yang masuk dengan nampan berisi makanan tiba-tiba berteriak melihat nem bangun, yang tampaknya sehat walafiat. Nem ikut kaget karena suara yang memekakkan telinga "astaga! Kupikir kenapa," ucap nem sembari mengusap-usap kuping nya yang sakit sedikit.

Suster itu pergi dengan tergesa-gesa, meninggalkan [name] sendiri di tempat tidurnya "akhirnya" tidak lama, guru [name] atau guru taekwondo nya muncul dengan raut yang tampak bersyukur. Tunggu, nem terdiam bingung, kenapa gurunya ada di lookism? Atau Nem.

"Ah, syukur lah kau akhirnya siuman." [Name] menatap gurunya dengan bingung, dia bertanya-tanya, apa ini dunia nyata atau hanya mimpi belaka karena dia rindu guru taekwondo nya untuk tampan itu? Saat nem mencubit tangannya sendiri, ia bisa merasakan sakit dan ini nyata. Dan yang mimpi adalah cerita tentang lookism.

"Ah, sialan." Ucap nem dengan bahasa Korea nya yang lancar, guru maupun suster menatap satu sama lain. Kebingungan, apa ini dampak dari koma 1 bulan "[name]? Kau baik-baik saja?" Nem, gadis itu mengangguk dengan tidak semangat, dia patah hati karena banyak hal.

"Ya, alhamdulillah saya baik-baik saja, sir." Suster mengajak gurunya nem untuk memberikan ruang dulu untuk gadis itu memproses apa yang terjadi. Guru dan suster yang menjaga nem dari pertama kali masuk rumah sakit ini berjalan menjauh, memberi jarak mereka sedikit, dua orang dewasa ini ingin berbicara sesuatu.

"syukur lah, saya sangat khawatir dengan keadaannya. Dia selalu terlihat mengigau, padahal keadaannya masih belum bangun dari koma. Dokter bahkan Heran dengan itu. Dan beberapa kejadian aneh lainnya...syukur saja." Guru taekwondo itu mengangguk setuju.

"anu, dari pertama gadis ini dirawat saya belum pernah melihat keluarga nya datang berkunjung" guru [name] melirik nem yang sedang larut dalam pikirannya, gadis itu tampak menatap kosong ruangan.

"Kedua orang tuanya sudah tiada beberapa tahun lalu, ibunya meninggal dengan keadaan mengenaskan. Terpotong-potong didalam koper Dan ayahnya terkena penyakit, membuat beliau meninggal. Saya juga baru tau ketika berniat mengabari kedua orang tuanya tentang keadaan gadis ini. Tapi nyatanya saya malah mendapatkan informasi tentang keluarganya yang sudah tidak ada." Mereka terus bicara tanpa sadar nem menatap mereka dengan tatapan kosong.

Nem menghela nafas lelah, dia menatap pisau makan yang ada di nampan berisi makanan. Menatap nya lama sembari memegangi leher nya dengan pikiran yang entah kemana. Ia menekankan tenggorokannya tanpa bereaksi. Seakan ingin melakukan sesuatu.








END








ᅠᅠᅠᅠᅠᅠᅠᅠ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








𝐋𝐎𝐎𝐊𝐈𝐒𝐌 𝐘𝐄𝐘!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang