Namanya Rijal. Usianya sudah menginjak 18 tahun. Ibu kandungnya telah meninggal setahun yang lalu. Kemudian ayahnya memilih untuk menikah lagi dengan seorang janda beranak 3. Dan akhirnya, keputusan ayahnya tersebut, membuat hidup Rijal sangat terasa berbeda sekarang.
Hubungan rijal dengan keluarganya saat ini sangat buruk. Ibu tirinya begitu galak kepadanya. Rijal sangat mengerti bahwa ibu tirinya tidak suka kepadanya. Bahkan untuk porsi makan saja, ibu tirinya hanya menyisakan sedikit makanan untuk Rijal. Tak terkadang, Rijal merasa sangat kelaparan. Belum lagi Rijal yang harus menuruti semua perkataan ibu tirinya untuk membereskan pekerjaan rumah. Ya, Rijal memang laki laki yang sudah berusia 18 tahun. Tapi dia bukanlah tipikel anak pembangkang. Dia anak baik dan kalem. Karena itu, ia merasa tak punya nyali untuk melawan. Apalagi mengingat, orang dibalik ibu tirinya adalah ayahnya yang kini sikapnya telah berubah.
Tapi mau bagaimana lagi, kini hidupnya memang seperti itu. Bahkan ayahnya sendiri seakan tidak lagi peduli kepadanya. Ayahnya hanya mempedulikan keluarga barunya saja. Justru Rijal, anaknya sendiri, yang bagaikan orang lain di dalam rumah tersebut. Sang ayah tidak peduli jika Rijal kelaparan. Sang ayah tidak peduli jika Rijal merasa diabaikan. Karena mungkin baginya, Rijal kini tidaklah lagi berharga.
Namun, sekuat-kuatnya hati seseorang, lambat laun akan rapuh juga. Begitulah kira-kira yang sedang dirasakan oleh Rijal.
Belakangan ini, ia terus menguatkan niatnya untuk pergi dari rumah. Dari lubuk hatinya yang paling dalam, jujur ia merasa tidak sanggup lagi tinggal bersama mereka semua. Ia merasa diabaikan, dikucilkan dan disingkirkan. Jadi Rijal merasa lebih baik pergi. Dan hari ini, niatnya tersebut sepertinya akan terwujud.
Rijal baru saja mendapat sebuah kabar baik dari temannya yang berada di kota sebelah. Yaitu, Rusdi, temannya yang sudah dapat pekerjaan di kota sebelah. Rusdi mengabarkan, bahwa Rijal, diperbolehkan untuk bekerja di sana, tempat yang sama dimana Rusdi bekerja. Bahkan Rusdi mengatakan, bahwa rijal sudah bisa langsung bekerja mulai besok.
Ini adalah kesempatan emas bagi Rijal. Sedari lama, ia ingin pergi dari rumah. Namun ia tidak tahu harus kemana. Bahkan pekerjaan saja tidak punya. Jadi dengan tawaran ini, ia berharap bisa merebut kembali kehidupan bahagianya.
Tentu Rijal sudah menerima tawaran tersebut. Rijal juga langsung mengemas barang-barangnya ke dalam sebuah tas ransel. Isinya tidak lebih dari pakaian. Setelah semuanya siap, ia pun mengendap-endap pergi. Pergi tanpa pamit atau mengucap salam. Benar-benar pergi tanpa sepengetahuan orang rumah.
Singkat cerita, Rijal kini sudah berada di kota sebelah. Sejujurnya, saat ia kabur, Rijal hanya membawa uang 20 ribu saja. Dan itupun sebenarnya tidak cukup untuk ongkos. Tapi beruntung bagi Rijal, ia memiliki teman yang baik hati. Setelah melewati setengah perjalanan, Rijal pun dijemput oleh Rusdi. Dan kini, mereka berdua bergegas menuju kios dimana Rijal akan bekerja.
Sesaat kemudian, mereka pun sampai di kios tersebut. Kios itu dijadikan sebagai tempat usaha jualan sayur. Rusdi pun langsung memperkenalkan Rijal kepada bosnya.
Saat siang hari seperti ini, biasanya kios memang sepi pembeli. Karena senggang, mereka pun mulai bercakap-cakap. Dalam percakapan tersebut, garis besar yang bisa ditangkap adalah, bahwa Rijal akan diberikan upah 100 ribu sehari. Itupun belum termasuk uang makan. Jam kerjanya dari pagi sampai sore. Tanpa pikir panjang Rijal pun setuju. Namun tersisa satu hal yang mengganjal, dimanakah Rijal harus tinggal? Ia jelas enggan pulang ke rumah. Di sisi lain Rijal juga tidak memiliki uang untuk bayar sewa tempat tinggal.
Rusdi sendiri masih tinggal dengan orang tua di rumah petakan yang sempit. Dengan terus terang, Rusdi juga berkata bahwa Rijal tidak bisa tinggal di rumahnya meski sementara.
Tapi kali ini keberuntungan memihak Rijal, bosnya yang tahu konflik yang sedang Rijal alami menyodorkan sebuah tawaran. Bosnya mempersilahkan Rijal untuk tinggal di kios. Dengan syarat, Rijal harus tahu aturan, tidak boleh memasukan sembarang orang dan juga menjaga ruangan agar selalu rapih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thread Horror
Horror"Dimanapun kalian berada, aku selalu mengintaimu." Semua cerita yang ada di sini sudah diadaptasi ke dalam bentuk podcast. Podcast-nya bisa kalian nikmati di Youtube berikut : Youtube : Sini Gue Ceritain (Podcast)