Bab 23 : Setan Pencabut Nyawa (BABAK AKHIR)

25 1 0
                                    

2 Minggu sudah semenjak Aryan melihat Begu Ganjang di malam itu. Selama 2 Minggu ini pula, kondisi Aryan semakin memburuk. Sementara obat yang ia dapat dari dokter sudah habis, tapi sakit di perutnya malah semakin menjadi-jadi kini.

Untuk menahan rasa sakit di perutnya, Aryan hanya bisa terbaring meringkuk, hanya posisi itu yang bisa meringankan sakitnya. Aryan pun tidak bisa tidur 2 hari terakhir, karena rasa nyeri yang ia rasakan. Semisal pun bisa, ia akan lekas terbangun, terbangun karena diteror oleh mimpinya sendiri, sebuah mimpi yang menakutkan dan mengerikan.

Di dalam mimpinya, Aryan merasa berada di tempat antah berantah. Entah ada dimana, ia hanya mengerti bahwa suasana di dalam mimpinya sungguh mencekam. Langit yang menggantung gelap, suasana hening nan sepi, tanah yang berbau anyir, serta sosok hitam yang terus mengejarnya dengan hasrat membunuh. Kala ia tertangkap, kala sosok itu mencengkramnya, Aryan akan langsung terbangun dari mimpi. Dan di malam ini, hal tersebut pun kembali terjadi.

"Mak, Aryan takut." Tutur Aryan terkesiap ketika terbangun. Raut wajahnya terlihat begitu ketakutan, keringat juga tak luput membasahi wajahnya. Entah pertanda apa, tapi mimpi inilah yang selalu saja menghantuinya beberapa hari terakhir.

Ibunya persis sedang tidur di sampingnya kini, menemani Aryan yang dalam kondisi sakit. Lalu beliau pun berkata, "Kenapa nak? Kamu mimpi itu lagi?" tuturnya hangat kepada Aryan yang sedang ketakutan. Beliau pun lekas pergi ke belakang, membuatkan teh hangat untuk anaknya. "Diminum dulu tehnya." Ucapnya sembari menyodorkan gelas berisi teh yang baru saja beliau buat.

Dengan wajah meringis menahan sakit di perut, Aryan perlahan membangunkan tubuhnya. Dalam kondisi duduk yang tidak begitu sempurna, ia mulai meneguk teh hangat yang turut dibantu oleh sang ibu. Masih menyuapi anaknya, sang ibu pun kembali berkata, "Besok kita harus ke rumah sakit. Kondisi kamu udah makin parah." Ucap beliau dengan penuh rasa khawatir. Dan jika sang ibu sudah berkata demikian, maka itulah yang akan terjadi kemudian.

Keesokkan harinya. Termasuk hari ini, maka Aryan sudah izin kerja selama 3 hari terakhir. Tentu maklum, karena memang kondisi kesehatannya yang sedang menurun drastis. Bahkan perusahaan dimana Aryan bekerja pun, sudah tahu perihal ini dan telah memberinya izin.

Sejurus dengan Aryan, sang ayah juga izin kerja hari ini, izin untuk membawa sang anak ke rumah sakit. Setelah berhasil meminta bantuan tetangga, meminjam mobil kepada salah satu tetangganya, dengan sigap, kedua orangtuanya langsung membawa Aryan menuju rumah sakit umum.

Sesampainya di sana, Aryan langsung ditandu masuk ke dalam UGD. Para perawat juga segera memberikan penanganan pertama dengan cekatan. Setelah semuanya, melakukan pendataan dan pengecekan awal, diambilah sebuah keputusan, bahwa Aryan akan melakukan Rontgen tubuh, khususnya di bagian perut. Tapi mereka harus menunggu waktu sekitar satu jam terlebih dahulu. Hingga akhirnya, Aryan mulai di bawa ke ruang Rontgen untuk dilakukan pemerikasaan.

Di dalam ruangan tersebut, Aryan membuka bajunya. Dirinya yang sudah bertelanjang dada, kini disuruh untuk berdiri menghadap ke sebuah papan transparan. Dibantu seorang perawat, dengan menahan sakit di perutnya sembari gemetar, akhirnya ia berhasil berdiri. Masih dengan posisi yang sama, berdiri tegap dengan menempelkan perutnya ke alat Rontgen, sang perawat meminta Aryan untuk jangan bergerak beberapa saat. Setelah berhasil memotret gambar melalui sinar X, sang perawat membantu Aryan menuju kursi roda kembali. Lalu membawanya ke ruang UGD lagi.

Tentu hasil Rontgen tidak langsung keluar begitu saja. Butuh waktu untuk memeriksa secara pasti, apa yang sedang dialami oleh Aryan, sakit apa yang sedang bersemayam di dalam tubuhnya kini. Dan sekiranya satu jam kemudian, barulah Aryan serta kedua orangtuanya diberitahu, bahwa Aryan tidak menderita penyakit apapun. Ya, Aryan baik-baik saja. Tidak ada penyakit apapun yang menjangkitinya. Aryan dalam kondisi yang sehat wal afiat.

Thread HorrorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang